Search
Close this search box.
EcoStory

Hutan Halmahera, Pesona yang Terancam

Bagikan Tulisan
Hutan Halmahera menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi. (Yayasan EcoNusa)

Halmahera merupakan wilayah yang berada di Kepulauan Maluku, tepatnya di Provinsi Maluku Utara. Wilayah  ini memiliki luas sebesar,  3.891,62 km persegi dengan jumlah penduduk sebanyak 197.638 jiwa pada tahun 2020. Pulau Halmahera sendiri memiliki beberapa ekosistem, salah satunya ekosistem hutan yang terletak di tepi utara Semenanjung Halmahera dan berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik. 

Baca juga: Berwisata Sekaligus Menjaga Kelestarian Burung Cenderawasih

Hutan Halmahera sendiri, terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya, karena termasuk ke dalam wilayah Wallacea. Ekosistem hutan di pulau ini menjadi habitat penting bagi banyak spesies, salah satunya spesies endemik, Cendrawasih Bidadari Halmahera  (Semioptera wallacii). Spesies ini hanya bisa ditemukan di Pulau Halmahera dan Pulau Bacan, Maluku Utara. Sama seperti burung cenderawasih pada umumnya, bidadari Halmahera juga terkenal karena keindahannya. Dua pasang bulu putih yang keluar menekuk dari sayap mereka menjadi ciri khas dari spesies ini. Saat musim kawin, Bidadari Halmahera jantan mempunyai kebiasaan menari pada pagi atau sore hari di hadapan para betina dengan tujuan menarik perhatian mereka.

Bidadari Halmahera sedang bertengger di ranting pohon. (Yayasan EcoNusa)

Selain Cendrawasih bidadari Halmahera, terdapat juga spesies endemik lainnya yaitu kuskus mata biru (Phalanger matabiru). Seperti namanya, primata satu ini memiliki kedua bola mata berwarna biru. Kuskus mata biru merupakan hewan yang aktif beraktivitas dan mencari makan pada malam hari, sedang pada siang hari biasanya spesies ini beristirahat di pohon-pohon di hutan. Spesies ini ternyata senang hidup menyendiri dan bersifat soliter. Dalam bahasa lokal, spesies ini biasa dikenal dengan sebutan kuso. Sayangnya, populasi kuskus mata biru terus menurun akibat perburuan ilegal satwa liar dan kerusakan habitat. Karena hal itu, kuskus mata biru menjadi hewan yang dilindungi dalam hukum Indonesia.

Kekayaan keanekaragaman hayati di hutan Halmahera juga memberikan banyak manfaat yang dapat mensejahterakan perekonomian masyarakat, salah satunya dari melimpahnya komoditas hasil hutan bukan kayu yang luar biasa. Salah satunya komoditas unggulan dari tanah Halmahera adalah kacang kenari. Salah satu yang terkenal adalah kenari dari Pulau Makian, Halmahera Selatan. Kenari  ini bahkan mampu menembus pasar hingga Finlandia dan Italia. Selain kacang kenari, terdapat pula hasil alam lainnya, seperti kelapa, cengkeh dan pala.

Baca juga: Kenari, Pohon Pelindung yang Menjadi Sumber Penghidupan

Keberadaan hutan yang memberikan banyak manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lain sayangnya tak lepas dari ancaman alih fungsi hutan. Hadirnya perusahaan ekstraktif yang menyebabkan alih fungsi hutan menjadi lahan tambang maupun kebun sawit menjadi ancaman besar bagi kehidupan masyarakat lokal dan keseimbangan ekosistem.

Kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia membuat negara ini diberi “mahkota” sebagai negara megabiodiversitas. Lembaga Potensi Keanekaragaman Hayati Indonesia menyebutkan pada tahun 2020 terdapat 773 spesies yang ada di Indonesia. Jika di rincikan saat ini terdapat 191 spesies mamalia, 33 spesies burung, 33 spesies amfibi, 30 spesies reptil, 231 spesies ikan, 63 spesies moluska, dan 26 spesies kupu-kupu yang terancam keberadaannya. Termasuk tujuh spesies lebah madu dunia yang ditemukan Indonesia, dua jenis di antaranya endemik dan saat berstatus akan punah dan terancam.

Baca juga: Sagu, Tanaman Sejuta Manfaat yang Terancam oleh Pembangunan

Alam Halmahera sendiri memiliki keanekaragaman hayati yang paling unik karena berada di wilayah Wallacea, yang mana memiliki spesies-spesies dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Artinya, banyak spesies di Halmahera yang hanya ada di sini, dan tidak dapat ditemui di tempat lain, baik di Indonesia maupun dunia. Maka dari itu, menjaga hutan Halmahera bukan hanya menjaga sumber penghidupan masyarakat, namun juga menjaga keragaman biodiversitas sebagai bagian dari identitas bangsa. Lebih dari itu, hutan Halmahera juga memiliki peranan penting dalam penyerapan emisi karbon, dan berkontribusi dalam melawan perubahan iklim.

Editor: Nur Arinta

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved