Search
Close this search box.
EcoStory

Pembangunan Homestay di Arefi Timur, Upaya Pemulihan Ekonomi Masyarakat

Bagikan Tulisan
Proses pembangunan kembali Homestay Kriss-Iba di Arefi Timur. (Yayasan EcoNusa/Semuel Wospakrik)

Sektor wisata di Tanah Air kembali bergairah setelah pemerintah tak lagi memperpanjang pembatasan sosial berskala besar dan membuka kembali akses keluar-masuk Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat pada Januari-Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 3,92 juta atau naik 215,16 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Oktober 2021.

Namun, belum semua penyedia jasa di sektor pariwisata menikmati manisnya kebangkitan tersebut. Sebagian usaha mereka masih belum bisa beroperasi, termasuk beberapa homestay di Kampung Arefi Timur di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Homestay mereka yang rusak sejak awal pandemi belum bisa diperbaiki karena minimnya modal yang mereka punyai. Kebanyakan homestay tersebut terbuat dari kayu, dinding daun nipah atau disebut juga daun bobo, dan atap daun sagu, yang membutuhkan perbaikan berkala.

“Sekarang sudah mulai banyak wisatawan yang turun ke Raja Ampat namun homestay kami belum bisa melayani,” kata Wihelmus Mayor, pemilik Homestay Kriss-Iba di Kampung Arefi Timur, Batanta Utara.  

Baca Juga: Sekolah Kampung Waimon dan Kamisle: Pelatihan untuk Kemajuan Kampung

Homestay Kriss-Iba adalah bisnis usaha swadaya keluarga Wihelmus yang didirikan sejak 2015. Ada empat unit bangunan kamar dan satu restoran di penginapan tersebut, namun semuanya rusak. “Harapan kami mungkin ada dari pemerintah atau lembaga lain membantu kami uang juga dana, kemudian ada ketika itu terealisasi mungkin ada bantuan program kaya pelatihan atau pembinaan dalam kapasitas pelayanan atau akomodasi dalam homestay,” kata Wihelmus. 

Yayasan EcoNusa berinisiatif mendukung pemulihan ekonomi bagi pelaku bisnis usaha homestay di Arefi Timur, Batanta Utara Kepulauan Raja Ampat pada November-Desember 2022. Selain Homestay Kriss-Iba, EcoNusa juga memberikan dukungan pada Homestay Iboryomkun dan Homestay Biryei yang juga terletak di Arefi Timur. 

Homestay Biryei merupakan usaha swadaya milik keluarga Richarson Rumbewas yang didirikan pada 2016. Mereka menyediakan akomodasi lima unit kamar dan satu unit restoran. Sedangkan Homestay Iboryomkun dimiliki oleh Herman Rumbewas sejak 2018. Mereka menyediakan tiga unit kamar dan satu unit restoran.  Sebagian besar bangunan tersebut perlu direnovasi.

Baca Juga: Membangun Asa Baru dari Vanili di Sekolah Kampung Molof dan Warlef, Keerom

Proses perbaikan ketiga homestay itu dilakukan sejak Desember 2022. Para pemilik membeli kayu untuk menjadi kerangka bangunan, daun nipah sebagai dinding, dan daun sagu untuk dijadikan atap. Proses pengerjaan renovasinya diperkirakan akan berlangsung sampai akhir Januari 2023. “Diharapkan setelah semuanya selesai, para pemilik bisa langsung membuka layanan homestay sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat,” kata Staf Pengembangan Masyarakat Yayasan EcoNusa, Semuel Wospakrik. 

Selain dibantu oleh keluarga, ketiga pemilik homestay juga mempekerjakan masyarakat di sekitar kampung. Homestay Kriis-Iba, misalnya mempekerjakan empat pemuda kampung. Sehingga ketika homestay tidak beroperasi, para pemuda tersebut pun kehilangan pemasukkan. “Keuntungan dari usaha itu saya pikir banyak sekali untuk saya secara pribadi maupun teman-teman yang lain,” ujar Wihelmus. 

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved