Search
Close this search box.
EcoStory

Bersih Pantai dan Monster Plastik Warnai Kemeriahan GTRA Summit

Bagikan Tulisan
Peserta bersih pantai di Desa Mola Selatan menimbang hasil sampah yang telah terkumpul.

Sampah yang dihasilkan Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 45 per hari. Dari jumlah tersebut, 40 persen adalah sampah plastik. Selain itu, sampah laut yang datang dari Laut Banda juga menambah jumlah sampah plastik di Wakatobi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wakatobi, Jaemuna, dalam di sela pertemuan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA Summit) di Wakatobi, pada 8 Juni 2022. 

Melihat situasi tersebut, diperlukan gerakan untuk menyuarakan dampak plastik sebagai monster yang dapat merusak alam dan kesehatan. Gerakan ini sekaligus sebagai kampanye dukungan terhadap pemerintah mengenai eliminasi sampah plastik hingga 70 persen pada 2025.

Dalam hal ini, Penjaga Laut berkolaborasi dengan Walhi Sultra, Trash Hero, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Genpi, menyelenggarakan kampanye Monster Plastik Wakatobi dengan dua agenda utama, yakni Beach Cleanup dan Pawai Monster Plastik.

Baca juga: GTRA Summit 2022, Presiden Tekankan Sinergi untuk Selesaikan Persoalan Lahan

Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua lokasi berbeda di Wakatobi. Kegiatan bersih pantai atau Beach Cleanup dilakukan di Desa Mola Selatan, Kabupaten Sigi. Sementara itu, pawai Monster Plastik dimulai dari Kantor Bupati Wakatobi dan berakhir di Marina Togo Mowondu.

Dalam pembukaan aksi bersih pantai tersebut, Bupati Wakatobi, Haliana, berpesan kepada para generasi muda untuk selalu menjaga kebersihan. “Laut ini, kita harus jaga. Kita doktrin anak-anak agar bisa jarang membuat sampah dan mementingkan kebersihan” kata Halina.

Pawai Monster Plastik dilakukan dengan membuat ikon monster yang terbuat dari sampah plastik sebagai pengingat bagi semua orang untuk mulai meninggalkan plastik, karena  penggunaan plastik sekali pakai akan menciptakan monster yang merusak alam dan kesehatan. 

Baca juga: Mencipta Seni Demi Lindungi Laut

Kegiatan bersih pantai dihadiri oleh pejabat Dirjen Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, para Kepala Desa dan beberapa pejabat daerah. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta. Kebanyakan peserta berasal dari penduduk setempat dan para pelajar, baik SD maupun SMP.

Masyarakat sangat antusias dengan aksi bersih pantai tersebut. Apalagi masyarakat menaruh keprihatinan terhadap sampah plastik yang berpotensi mencemari dan membahayakan kehidupan biota laut. Sampah yang paling banyak mencemari lautan adalah sampah botol plastik.

Sementara itu, pawai monster plastik yang dilakukan setelah kegiatan aksi bersih pantai juga berlangsung meriah. Acara ini diikuti oleh lebih dari 150 orang yang tergabung dalam beberapa komunitas seperti Komisi Nasional Pemuda Indonesia, GENPI, Pramuka, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, siswa Sekolah Menengah Atas, dan mahasiswa.

Baca juga: Cegah Makan Ikan Berplastik, Kota Sorong Setop Plastik

Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, “Kegiatan ini adalah aksi yang luar biasa dan menjadi momentum di Kabupaten Wakatobi. Apalagi kegiatan hari ini bertepatan dengan World Ocean Day. Tentu momentum ini kita banggakan karena kita sekarang berbuat di Wakatobi untuk Indonesia dan dunia,” kata Victor.

Menanggapi kegiatan ini Bryan Auriol, Koordinator Pawai Sampah Plastik, mengatakan bahwa aksi kolaboratif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan memotivasi masyarakat agar melakukan kegiatan serupa, yaitu menjaga lingkungan terutama di laut dari sampah plastik yang bisa  merusak lingkungan.

Editor: Leo Wahydui & Lutfy Putra

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved