EcoStory

Rumah Timbang Hingga Station Marine: Upaya Membangun Ekonomi Pesisir Sorong Selatan

Bagikan Tulisan
Station Marine di Teminabuan, Sorong Selatan. (Yayasan EcoNusa/ Muhammad Faurazi)

Di pesisir selatan Papua Barat Daya, laut menyimpan kekayaan alam melimpah. Hutan mangrove yang terjaga menjadi tempat bersalin bagi udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan yang menjadi sumber protein masyarakat dan sumber penghasilan.

Masyarakat adat di pesisir Sorong Selatan, seperti wilayah Konda, Metemani, dan Inanwatan, umumnya berprofesi sebagai nelayan. Dengan tangkapan utama adalah udang banana yang berkembang biak di perairan hutan mangrove dan bermigrasi ke laut lepas ketika telah dewasa. Di laut lepas inilah udang dewasa tumbuh lebih besar dan akhirnya menjadi target tangkapan para nelayan.

Baca Juga: Ubah Limbah Udang Menjadi Harapan Baru

Namun, perjuangan para nelayan tidak selalu mudah. Dengan alat tangkap yang sederhana, mereka mengarahkan perahunya ke tengah laut, berharap mendapat hasil yang cukup untuk menghidupi keluarga. Namun, cuaca yang tak menentu, peralatan yang terbatas, pasokan bahan bakar minyak untuk perahu yang terkadang habis, hingga jauhnya akses pasar menjadi tantangan besar dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Permintaan pasar terhadap udang sebenarnya terus meningkat, baik dari konsumen lokal maupun mitra ekspor yang menginginkan pasokan dalam jumlah besar dan kualitas yang konsisten. Namun, dengan tantangan yang dihadapi oleh para nelayan tradisional, pasokan udang dari mereka masih belum mampu memenuhi permintaan. Beberapa hari hasil melimpah, beberapa hari lain bahkan tak ada hasil sama sekali. Ketidakteraturan ini bukan hanya membuat nelayan kesulitan, tetapi juga mempengaruhi distributor dan pembeli besar yang memerlukan pasokan yang stabil.

Kondisi ini diperparah oleh kurangnya koordinasi antar nelayan dan tidak adanya lembaga yang secara khusus mengelola dan mengonsolidasikan hasil tangkapan. Akibatnya, potensi besar yang dimiliki laut Sorong Selatan belum tergarap secara maksimal. Banyak peluang yang terbuang hanya karena masalah distribusi dan pengelolaan yang kurang efisien.

Baca Juga: Antara Ritual Pemanggil Udang dan Koperasi Fgan Fen Sisi

Melihat tantangan yang dihadapi nelayan, tahun ini Yayasan EcoNusa membangun Station Marine di  Teminabuan, ibu kota Sorong Selatan. Station Marine Teminabuan dibangun dengan berbagai fasilitas untuk membantu nelayan, mulai dari dermaga, bengkel kapal, hingga ruang penampungan yang mampu menjaga kualitas hasil tangkapan. Di sinilah udang dari berbagai daerah seperti Konda, Isogo, dan Inanwatan dikumpulkan, ditimbang, disortir, dan disimpan dengan sistem yang lebih terorganisir.

Di Konda dan Inanwatan, EcoNusa sebelumnya juga membangun Rumah Timbang sebagai tempat transaksi pembelian udang dari masyarakat. Di Konda, Rumah Timbang dijalankan oleh Koperasi Fgan Fen Sisi, sedangkan di Inanwatan, Rumah Timbang dijalankan oleh EcoNusa. Keduanya membeli udang dari masyarakat dengan harga yang lebih baik. Mereka juga memberikan pelatihan tentang literasi keuangan agar masyarakat bisa mengelola hasil yang mereka dapat.

Editor: Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved