Search
Close this search box.
EcoStory

Y20: Merangkul Generasi Muda dalam Keberagaman dan Inklusivitas

Bagikan Tulisan

Foto bersama para panelis Plenary Event Y20 yang digelar di Manokwari pada 18 Juni 2022. (Yayasan EcoNusa/Nur Arinta)

Pemuda kerap disebut-sebut sebagai agen perubahan (agent of change). Saat ini ada lebih dari satu miliar kaum muda di seluruh dunia. Mengutip Hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di Indonesia pun didominasi oleh kaum muda, yang terdiri dari generasi milenial (25,87%) dan gen Z (27,94%).

“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan,” kata Nataniel Dominggus Mandacan, Sekretaris Daerah Papua Barat dalam sambutannya pada perhelatan Youth 20 (Y20) Plenary Summit 2022 yang digelar di Manokwari pada 18 Juni 2022. Generasi muda, kata dia melanjutkan, adalah potensi besar yang dapat menjadi kekuatan untuk mendorong transformasi pembangunan suatu negara.

Y20 Plenary Summit 2022 yang diselenggarakan di Manokwari pada 18 Juni 2022 mengusung tema “Diversity and Inclusion” (Keberagaman dan Inklusi). Ini untuk pertama kalinya Papua Barat menjadi tuan rumah pertemuan global tersebut. Nurul Hidayah Ummah, Co-chair Y20 Indonesia 2022 menuturkan, survei generasi muda di negara-negara G20 menunjukkan bahwa tiga dari empat  pemuda percaya bahwa tatanan masyarakat yang beragam dan inklusif sangat penting untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dan tangguh.

Baca Juga: W20: Perempuan Tonggak Penting Pembangunan Desa

Ekonomi kreatif yang merangkul nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas menjadi salah satu topik turunan yang dibicarakan dalam acara yang diselenggarakan secara hybrid ini. Nurul menuturkan bahwa roda perekonomian dan rantai bisnis yang menumbuhkan nilai-nilai inklusif dengan memperkenalkan budaya lokal, mempekerjakan kaum muda dan kelompok rentan, juga mengadopsi praktik-praktik yang inovatif dan berkelanjutan, adalah kunci penting dalam mendorong pembangunan perekonomian dan sosial yang lebih baik bagi Indonesia di masa mendatang.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pun sepakat dengan aspirasi kaum muda yang dibawakan dalam forum global Y20 ini. Menurutnya, keberadaan dan keterlibatan kaum muda amat penting dalam membangun ekosistem perekonomian yang sehat dan berkelanjutan. Pemuda kaya akan ide segar, kreatif, progresif, proaktif, mampu menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang inovatif, dan lebih berani. Ini merupakan kekuatan kaum muda yang diperlukan dalam memperkuat daya lenting negara saat menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Baca Juga: Catatan Perjalanan: Langkah Kecil Pemuda Menjaga Lingkungan

“Makanya, dalam membangun perekonomian, keterlibatan anak muda tak hanya dibutuhkan untuk menjadi pekerja saja, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan, memperluas peluang yang ada, dan  menciptakan serta memberdayakan usaha mikro kecil menengah (UMKM),” kata Sandiaga Uno.

Paskalis Awak, seorang pemuda asal Tambrauw, Papua Barat, membuktikan pentingnya peranan anak muda dalam membangun perekonomian di wilayahnya. Bersama dengan sembilan kawannya, Paskalis membentuk Koperasi Lingkar Jerat Papua, sebuah koperasi masyarakat yang dimulai sejak 2015 dan dikukuhkan oleh notaris pada Maret 2021. Koperasi ini menjalankan usaha penjualan daging babi hutan hasil tangkapan masyarakat. Tak hanya menjual daging potong, Lingkar Jerat Papua juga mengolah dagingnya menjadi sosis.

Bagi masyarakat Papua dan Kepulauan Maluku, babi hutan adalah salah satu sumber protein harian.. Hewan tersebut beranak pinak dengan sangat cepat sehingga sering kali menjadi hama yang merusak kebun masyarakat. Mamalia ini juga menjadi salah satu predator dari telur penyu yang ada di sepanjang garis pantai Tambrauw sehingga mengancam kelestarian penyu. Masyarakat biasanya memburu babi hutan tersebut. Oleh Koperasi  Lingkar Jerat Papua, daging hasil buruan itu dijual dengan harga yang lebih tinggi sehingga  menyejahterakan masyarakat dan para anggota koperasi.

“Anggota koperasi dibayar harian. Kalau ada anggota koperasi yang menjual daging, dapat komisi Rp10.000/kg. Kami jual daging yang sudah diolah ke masyarakat di Sorong dan sekitarnya,” jelasnya.

Baca Juga: Pentingnya Gerakan Anak Muda untuk Selamatkan Laut Kita

Usaha yang dilakukan oleh Paskalis bersama Lingkar Jerat Papua merupakan bagian dari upaya generasi muda lokal memberikan kontribusinya dalam mendorong ekonomi kreatif yang menjunjung tinggi inklusivitas. Meskipun sempat tergopoh-gopoh akibat pandemi dan wabah flu babi yang menyerang wilayah Sorong dan sekitarnya, Lingkar Jerat Papua tetap bertahan dan masih beroperasi serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya hingga saat ini. Paskalis telah membuktikan bahwa bila diberikan ruang, generasi muda mampu berkontribusi mendukung pembangunan perekonomian dan mendorong terwujudnya masa depan yang lebih sejahtera serta berkelanjutan.

Senada dengan hal ini, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berkomitmen untuk berfokus membangun kapasitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda. Wisler Manalu, Asisten Deputi Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Kemenpora, menuturkan bahwa pemuda perlu melakukan tindakan nyata guna mengatasi ketidaksetaraan, memberdayakan kelompok rentan, dan mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Saya sangat berharap kita dapat bekerja sama untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk masa depan,” ujar Wisler menutup pidatonya.

Editor: Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved