Search
Close this search box.
EcoStory

35 Pemuda Indonesia Siapkan Bekal Menjadi Diplomat Lingkungan

Bagikan Tulisan
Dewan Pembina Yayasan EcoNusa, Felia Salim, menyapa dan memotivasi para peserta SED Nasional 2022 (23/08/2022). (Foto: Yayasan EcoNusa/Mochammad Fikri)

Walaupun menyandang predikat sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati tinggi, nyatanya alam Indonesia terancam oleh krisis iklim dan praktik-praktik usaha yang tidak berkelanjutan, eksploitatif, dan destruktif. Beberapa di antaranya seperti ekspansi pertambangan dan perkebunan sawit yang menyebabkan degradasi hutan, serta penangkapan ikan besar-besaran yang merusak sumber daya dan ekosistem laut. Padahal, alam Indonesia memegang peran penting dalam mengatasi krisis iklim. Dibutuhkan peran dan andil banyak pihak, salah satunya adalah generasi muda, untuk menekan situasi ini agar dapat mempertahankan alam yang tersisa. .

“Sumber daya alam yang tersisa ada di Indonesia timur, dan penting bagi kita untuk ikut berperan menjaganya,” kata Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa, dalam sambutannya saat pembukaan acara School of Eco Diplomacy (SED) Nasional 2022.

Baca Juga: Mimpi Baru Anak Muda untuk Lingkungan dan Demokrasi yang Lebih Baik

Memahami pentingnya peran generasi muda, Yayasan EcoNusa menginisiasi School of Eco Diplomacy (SED). Ini merupakan sebuah program untuk meningkatkan kapasitas kaum muda dalam membangun kepemimpinan dan pengetahuan lingkungan guna mempromosikan keragaman budaya dan kekayaan alam, juga mendorong pengelolaan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku.

Tahun ini, SED Nasional dilaksanakan pada 22-29 Agustus 2022 di Kinasih Resort Depok, Jawa Barat. Selama beberapa hari, para peserta dibekali informasi dan pengetahuan untuk mengasah kepekaan tentang krisis ekologi dan lingkungan, menganalisa masalah, merumuskan solusi, merancang aksi berbasis komunitas, dan berbagai pengetahuan lainnya yang dapat mendukung mereka untuk menjadi diplomat lingkungan.

Baca Juga: Catatan Perjalanan: Langkah Kecil Pemuda Menjaga Lingkungan

Sebanyak 35 pemuda dari berbagai penjuru Indonesia datang dan belajar bersama dari para narasumber kompeten dan tokoh-tokoh penting di Indonesia, khususnya dalam gerakan diplomasi lingkungan. Beberapa narasumber yang dihadirkan di antaranya aktivis lingkungan Chalid Muhammad, Abetnego Tarigan Deputi II Kantor Staf Presiden, dan Dino Patti Djalal Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia.

Felia Salim, Dewan Pembina Yayasan EcoNusa, juga turut hadir dan memberikan motivasi kepada para peserta SED. “Kalau kita mau memperbaiki ekosistem dan menciptakan perubahan yang dampaknya luas, kita harus melihat ini secara komprehensif. Dari perspektif sosial, ekonomi, ekologi, dan semua aspek lainnya,” kata Felia.

Karel Alfando Yembise, salah satu peserta SED Nasional 2022 asal Manokwari melihat bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan mendukung kaum muda untuk bergerak membuat perubahan baik bagi Bumi. Menurutnya, ikut menjadi peserta SED tidak perlu alasan, karena ini adalah kebutuhan. Sebagai agen perubahan, kaum muda harus punya banyak bekal, mulai dari cara berdiplomasi, pengetahuan tentang lingkungan dan budaya itu sendiri, pembuatan konsep, dan teknik public speaking yang baik. “SED ini sangat memenuhi kebutuhan anak muda. Bukan hanya sa yang ingin ikut, tapi kawan-kawan sa yang lain juga. Mereka titip pesan, kalau sa kembali ke Manokwari, harus berbagi ilmu yang didapat dari SED kepada mereka,” ucap Karel.

Baca Juga: Kemah Pemuda Manokwari Mendidik Calon Agen Perubahan

Selama satu pekan, para peserta berproses bersama dan menyerap ilmu tentang diplomasi lingkungan langsung dari ahlinya. Tak hanya berkegiatan di dalam ruangan, pada hari terakhir pelaksanaan SED Nasional 2022, mereka juga diajak bertemu dengan para pemangku kepentingan dalam kancah diplomasi lingkungan di Indonesia, seperti Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kedutaan Besar Jerman, dan CNN Indonesia.

Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Apa yang dilakukan oleh pemuda sekarang adalah penentu bagaimana kondisi Bumi ini, khususnya alam Indonesia di masa mendatang. Bila semakin banyak pemuda Indonesia yang turut andil melakukan aksi nyata untuk Bumi, maka harapan untuk bisa mewujudkan masa depan yang lebih baik bukan lagi menjadi isapan jempol semata.

Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved