Search
Close this search box.
EcoStory

Kemah Pemuda Manokwari Mendidik Calon Agen Perubahan

Bagikan Tulisan
Peserta Kemah Pemuda Manokwari memaparkan rencana tindak lanjut yang akan mereka laksanakan setelah kegiatan kemah selesai. (Yayasan EcoNusa/ PELAMPAR)

Enam belas pemuda asal Manokwari, Papua Barat, berdiskusi dan melihat krisis ekologi di lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka juga diajak untuk menyadari peran anak muda dalam memandang permasalahan lingkungan, serta bagaimana berpikir tentang mimpi Papua Barat ke depannya. Dari sini diharapkan para pemuda Manokwari bergerak bersama untuk melakukan sebuah perubahan.  

Para pemuda yang berasal dari beberapa komunitas di Manokwari mengikuti Kemah Pemuda yang diselenggarakan Yayasan EcoNusa yang berkolaborasi dengan Komunitas Pecinta Alam Papua Barat (PELAMPAR). Kemah Pemuda yang berlangsung  pada 30 Juni hingga 3 Juli 2022 di Pulau Lemon, Distrik Manokwari Timur, Papua Barat, ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pemuda Manokwari dalam menyuarakan permasalahan, potensi, harapan, dan peran untuk Papua Barat hingga sepuluh tahun ke depan. Pulau Lemon yang terletak di Teluk Doreri atau juga disebut Pulau Nusmapi merupakan salah satu pulau kecil yang dapat dicapai sekitar 10 menit dengan perahu dari Manokwari. 

Baca Juga: Mimpi Baru Anak Muda untuk Lingkungan dan Demokrasi yang Lebih Baik

Novi Hematang, Kepala Kantor EcoNusa di Manokwari hadir dalam acara pembukaan kemah pemuda tersebut. “Saya berharap setelah adanya kegiatan ini, pemuda Manokwari dapat berperan aktif dalam melakukan aksi untuk melindungi lingkungan,” kata Novi. 

Kegiatan kemah pemuda ini ingin mengajak pemuda Manokwari untuk peka terhadap isu-isu lingkungan, melatih anak muda untuk mampu menganalisa masalah, menyusun rencana aksi, dan membangun jejaring sesama pemuda di wilayah Manokwari demi upaya perlindungan hutan dan laut. Dalam hal ini, peran aktif pemuda harus dipersiapkan sejak dini. Berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya memajukan serta menyejahterakan masyarakat di suatu wilayah perlu keterlibatan generasi muda karena merekalah pemilik dan calon pemimpin di masa depan.

Dalam kemah pemuda ini, para peserta diajak melihat persoalan yang paling dekat dengan mereka. Sampah merupakan masalah utama di Manokwari saat ini. Kalau tidak ditangani dengan benar, persoalan sampah akan menjadi bom waktu. Selain itu, penggundulan hutan, penambangan liar, dan perusak terumbu karang juga menjadi ancaman serius bagi Manokwari. 

Baca Juga: Kemah Pemuda Ajak Pemuda Menyikapi Krisis Ekologi

Kemah pemuda merupakan langkah awal bagi pemuda untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat dilakukan selain aksi nyata bisa berupa audio visual (video dokumenter). “Video dokumenter mencakup semua yang terekam secara nyata dan tidak di-setting, sehingga dengan membuat video dokumenter terkait isu lingkungan tanpa disadari dapat mempengaruhi masyarakat agar lebih peka terhadap lingkungan,” kata Andy Marani, videografer muda Papua Barat dan fasilitator Kemah Pemuda Manokwari.

Pengalaman yang dialami kaum muda ditulis di atas kertas dan kemudian ditempel untuk saling berbagi pengalaman. Para peserta diajak untuk menjadi ujung tombak dalam menyosialisasikan pentingnya pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Upaya itu dapat dilakukan melalui pembersihan sampah di lingkungan sekitar, pencegahan dan penanggulangan penggundulan hutan, perambahan, penebangan liar di Tanah Papua. 

Para pemuda ingin mendapatkan pengalaman baru dengan membangun kepekaan terhadap isu lingkungan, sambil memperluas wawasan dan membangun relasi dengan berbagai pemuda di Manokwari. “Kami sebagai kaum muda dibekali cara untuk melihat krisis ekologi dan bagaimana memainkan peran positif dengan melihat  dan menganalisis lingkungan serta isu yang ada,” kata Jaenal Arifin Rumbino, peserta Kemah Pemuda Manokwari.

Baca Juga: Yosua, Penggerak Komunitas Rumah Baca Wet Saifi

Pemuda Manokwari memiliki peran sebagai agen perubahan yang diharapkan dapat membuat keadaan lingkungan menjadi lebih baik karena perannya sebagai penggerak perubahan melalui pengetahuan, ide, dan juga keterampilan yang dimiliki. Sebagai penggagas perubahan dan juga sebagai objek atau pelaku dari perubahan maka pemuda  harus berani menyampaikan kebenaran tanpa menutupi kebohongan. 

“Pemuda harus selalu menyuarakan terhadap keadilan sosial, sehingga semua harapan masyarakat terhadap keadilan sosial yang awalnya tidak terlihat dan tidak terasa itu bisa terasa secara keadilan. Ini semua demi lingkungan Manokwari yang berkelanjutan,” kata Karel Alfando Yembise, peserta Kemah Pemuda Manokwari.

Pada hari terakhir, para pemuda membuat rencana aksi tindak lanjut untuk beberapa bulan ke depan. Mereka juga melakukan aksi lingkungan di sekitar Pulau Lemon untuk menjaga lingkungan sekitar pulau yang dipandu oleh Pasifilionira Sawaki, aktivis lingkungan dan perempuan serta sebagai fasilitator.

“Memulai sesuatu harus dari diri sendiri agar bisa memberikan contoh bagi orang lain. Tanamkan dalam hati apa yang kita buat untuk bumi ini agar generasi selanjutnya masih merasakan hal yang sama dengan kita, bahkan bisa lebih baik,” kata Pasifilionira. 

Benoni Thomas Raubaba salah seorang peserta sekaligus ketua PAM Pulau Lemon pada pemaparan rencana tindak lanjut aksi nyata 3-6 bulan ke depan mengusulkan cakupan aksi yang lebih luas. “Bukan hanya Gereja saja sebagai lokasi bakti bersih, namun Masjid pun dipilih sebagai lokasi untuk bakti kerja aksi nyata,” kata Benoni.

Pada penghujung kegiatan, para pemuda dikukuhkan menjadi EcoDefender. Mereka membuat janji agar lebih peka terkait isu lingkungan dan bersedia untuk menjaga lingkungan. 

Pelantikan ini dihadiri oleh Staf EcoNusa Manokwari, PELAMPAR, EcoDefender dan anggota DPR Yan Anton Yoteni, yang juga ketua KAWAL (Komunitas Anak Wondama Abdi Lingkungan) Papua Barat. Sebelum berakhir, Yan sempat  mengajak peserta untuk menanam pohon kelapa di sekitar lokasi kemah.

“Bambu menjadi lambang KAWAL karena pada saat banjir di Wasior, bambu menjadi tanaman yang masih bertahan atau masih berdiri, sehingga menandakan bahwa KAWAL akan terus kuat seperti bambu dan tidak akan goyah serta akan terus melindungi lingkungan di Papua Barat” kata Yan.

*Yoel Tirso Dando Soda, anggota EcoDefender Manokwari
Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved