Search
Close this search box.
EcoStory

Sekolah Transformasi Sosial Resmi Dibuka Bupati Sorong Selatan

Bagikan Tulisan
Antusiasme masyarakat menyambutan penyelenggaran Sekolah Transformasi Sosial (STS) di Kampung Mogatemin, Distrik Kais Darat, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat. (Yayasan EcoNusa/Alberth Yomo)

Sekolah Transformasi Sosial (STS) kali ke-6 kembali diselenggarakan oleh Yayasan EcoNusa di Kampung Mogatemin, Distrik Kais Darat, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, Sabtu, 26 Maret 2022.

Perjalanan ke Kampung Mogatemin tidak mudah. Dari Kota Sorong perjalanan ditempuh kurang lebih 4 jam dalam kondisi jalan yang rusak. Tim EcoNusa bersama Asisten II Setda Kabupaten Sorong Selatan tiba di gerbang kampung Mogatemin. Namun perjalanan yang melelahkan itu seakan rontok sekejap dari tubuh ketika melihat antusiasme warga yang menyambut di depan gerbang kampung Mogatemin. 

Pengalungan kalung, topi mahkota bulu kasuari, dan kain Timor diselingi alunan musik tradisional dan tarian Yembo, menandakan sukacita warga tapi juga harapan terjadinya transformasi bagi kampungnya.

“Hari ini Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan memberikan apresiasi yang tinggi kepada EcoNusa, karena menjangkau daerah yang jauh dari jangkauan pemerintah daerah melalui Sekolah Transformasi Sosial,” ujar Bupati Kabupaten Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli, melalui Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yohan Hendrik Kokulele, ketika membuka pelaksanaan kegiatan Sekolah Transformasi Sosial (STS) di Kampung Mogatemin Distrik Kais Darat. 

Yohan berharap melalui STS ini para peserta dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan  untuk mengelola potensi yang ada di kampungnya masing-masing hingga mampu menghasilkan uang secara mandiri. “Pemerintah daerah akan menjadikan kegiatan ini sebagai informasi penting untuk membahas perencanaan pembangunan ke depan,” ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sorong Selatan ini. 

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kab. Sorong Selatan, Yohan Hendrik Kokulele, disambut warga Kampung Mogatemin dalam pembukan Sekolah Stransformasi Sosial. (Yayasan EcoNusa/Alberth Yomo)

Yohan berjanji akan melaporkan kepada Bupati Samsudin lalu membahas agenda ini bersama perangkat daerah lainnya, kemudian mengundang Yayasan EcoNusa untuk membahas apa yang dikerjakan Yayasan EcoNusa dan apa yang bisa diakselerasikan bersama Pemerintah Daerah.

“Saya berharap EcoNusa tetap bersama Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan untuk dapat membantu mengoptimalkan penggunaan lahan-lahan bekas areal perkebunan sawit. Kedua, dapat menumbuhkan wirausaha baru untuk mengelola sumber daya alam yang ada. Saya juga ingin sharing dan diskusi dengan teman-teman EcoNusa sebagai mitra pembangunan untuk perencanaan ke depan,” tutur Yohan.

Baca juga: Warga Waimon Ingin Kelola Udang di Pulau Bambu

Kepala Kampung Mogatemin, Eduard Tigori, dalam sambutannya mengaku bangga dan senang kampungnya menjadi tuan rumah pelaksanaan STS. “Saya bersama masyarakat sangat antusias dan selama 7 hari kegiatan kami akan jamin semuanya, baik keamanan maupun makan dan minum,” tegasnya. Eduard juga berterima kasih kepada EcoNusa yang telah memberikan ilmu dan menghadirkan sesuatu yang luar biasa bagi kampungnya. Ia berharap, dari kegiatan ini para peserta dapat membuat sesuatu yang baik bagi kampung masing-masing.

Sementara itu Kepala Kantor EcoNusa Wilayah Domberai, F. X. Adi Saputra, mengaku terharu dengan persiapan dan sambutan yang luar biasa dari warga Mogatemin dan Onimsefa. “Kurang lebih satu minggu ya persiapannya. Ini luar biasa. Saya mengapresiasi untuk kerja keras bapa dan ibu di kampung ini. Saya juga berterima kasih kepada semua peserta yang datang jauh-jauh dari kampungnya untuk belajar bersama dalam STS ini, ” ujarnya.

Adi berharap, kegiatan yang diikuti oleh 38 peserta dari 14 kampung di Sorong Selatan ini dapat diikuti dengan baik oleh semua peserta, sehingga ketika pulang ke kampungnya masing-masing ada bekal yang dibawa untuk dikembangkan. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para pemateri yang sangat antusias untuk berkunjung ke Mogatemin meskipun daerahnya cukup sulit dijangkau. 

Baca juga: Air, Sumber Terang Masyarakat Moi Kelim

Dalam kegiatan STS ini, untuk memperkaya materi pembelajaran turut hadir akademisi Universitas Papua, Herman Tubur, akademisi Universitas Muhammadiyah Sorong, Muh. Saleh, Staf Dinas Pertanian Kabupaten Sorong Selatan, Udin, Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KPHP Sorong Selatan, Yeremias YM Thesia, dan ahli bisnis Yohanes Subagyo. “Kiranya ilmu dan keterampilan yang dimiliki dapat ditularkan kepada para peserta STS,” kata Adi.

STS Mogatemin akan berlangsung selama 7 hari dengan komposisi teori dan praktek langsung. Selama pelatihan, para peserta STS akan mendapatkan materi umum berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat tentang implementasi Dana Desa, kebijakan daerah terkait pembangunan di kampung, hutan dan laut sebagai sumber penghidupan, budidaya pertanian, lembaga keuangan kampung, Koperasi dan BumDes, pemasaran produk dan resiko bisnis. 

Peserta akan dibagi ke dalam kelompok yang disesuaikan dengan komoditi unggulan yang akan dikelola. Kegiatan STS akan dibagi ke dalam tiga bidang yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Baca juga: EcoNusa Outlook 2022: Pentingnya Membangun Kemandirian Masyarakat di Indonesia Timur

Kelompok kampung yang memiliki bidang kategori yang sama dikumpulkan dalam satu kelompok untuk kemudian melakukan diskusi bersama fasilitator dan narasumber pada bidang tersebut. Masing-masing kelompok akan dikawal oleh fasilitator atau narasumber dalam diskusi strategis terkait pengembangan komoditi unggulan, sekaligus menyusun rencana kerja kampung. Rencana kerja yang merepresentasikan program yang akan dilaksanakan di kampung kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kampung. 

Editor: Leo Wahyudi & Lutfy Putra

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved