Search
Close this search box.
EcoStory

Pemuda Muara Gembong Suarakan Keresahan di Ruang Digital

Bagikan Tulisan
Para pemuda Kampung Muara Jaya, Muara Gembong, menyimak contoh konten di pelatihan digital yang diselenggarakan oleh Penjaga Laut dan EcoDefender. (Yayasan EcoNusa)

Kemajuan teknologi yang kian pesat membuat masyarakat, termasuk orang muda, lebih mudah menyuarakan keresahan yang mereka miliki di ruang digital. Hal ini pun memicu inisiatif komunitas Penjaga Laut bersama EcoDefender, dengan dukungan Yayasan EcoNusa, untuk menyelenggarakan pelatihan digital di Kampung Muara Jaya, Pantai Sederhana, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para pemuda di Muara Gembong mampu menyampaikan keresahannya tentang berbagai permasalahan yang ada di wilayahnya, sebagai bentuk advokasi melalui ruang digital, seperti media sosial. Pelatihan yang dilaksanakan pada 26 Februari 2023 ini diikuti oleh kurang lebih 23 pemuda. Pelatihan ini pun mendapatkan dukungan penuh dari Suparto selaku Ketua Rukun Warga.

“Apa yang dilakukan oleh teman-teman Penjaga Laut, sangat baik, terutama tentang mengajarkan bagaimana menggunakan teknologi dengan baik, salah satunya cara membuat konten,” katanya. Ia menambahkan, “Warga saya harus mulai berdamai dengan teknologi, jika tidak berdamai maka warga saya akan terputus dari dunia luar.”

Baca Juga: Mikroplastik Ditemukan dalam Garam dan Mencemari Tubuh Manusia

Pada pelatihan digital ini, materi disampaikan oleh Irene Komala yang merupakan seorang travel content creator. Irene menyampaikan beberapa poin di antaranya, pentingnya media sosial (audio visual), perbedaan karakteristik setiap media sosial seperti Instagram Reels dan TikTok, ide pembuatan konten, cara pengambilan video yang menarik, dan belajar cara menyunting video. Irene menyampaikan bahwa dia memiliki harapan yang besar dalam kegiatan ini.

“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk teman-teman bisa menyuarakan apa yang ada di Muara Gembong ini melalui media sosial dan mengampanyekan Aksi Muda Jaga Iklim terkait pelestarian mangrove dan potensi Muara Gembong,” kata Irene.

Irene juga mengajak para peserta untuk langsung mempraktikkan pembuatan konten. Walaupun ada beberapa kendala, seperti sinyal dan keterbatasan gawai yang mereka gunakan. Namun hal tersebut tidak membuat mereka patah semangat. Taryono, salah satu peserta juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menambah pengetahuan mereka, terlebih soal teknologi digital.

Baca Juga: Aksi Muda Jaga Iklim, Aksi Bersama Orang Muda untuk Kurangi Dampak Krisis Iklim

Ketika praktik membuat konten, banyak dari mereka yang mengangkat tema baik dari potensi wisata, tradisi, komoditi dan kuliner yang ada Muara Gembong. Sebelumnya, Irene mengajak para peserta untuk membuat mind map untuk memetakan potensi apa saja yang ada di Muara Gembong. Jika dilihat dari segi wisata, di Muara Gembong terdapat beberapa potensi yakni Pasir Timbul, wisata selam, dan mangrove. Selain dari segi wisata, terdapat pula potensi kuliner yang unik seperti kerupuk ikan bandeng, es buah mangrove, selai mangrove, dan dodol mangrove. Komoditas hasil laut di Muara Gembong juga tidak kalah dibandingkan wilayah lain, di antaranya kepiting, kerang, udang dan ikan.

Mangrove merupakan ekosistem yang bila dikelola dengan baik, dapat menjadi potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Muara Gembong. Mangrove sendiri merupakan salah satu yang menopang kehidupan kota yang berdekatan dengan pesisir seperti Bekasi dan Jakarta, dengan cara melindunginya dari abrasi pantai dan gelombang laut. Mangrove juga merupakan habitat penting bagi banyak biota laut. Tak hanya itu, ternyata buah mangrove juga dapat diolah menjadi sebuah hidangan yang lezat seperti, sirup, keripik, juga selai. Hal ini juga sangat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat pesisir Muara Gembong, dengan dijadikan sebagai oleh-oleh khas Muara Gembong.

Baca Juga: Indonesia Perlu Peran Diplomat Hijau

Selain membuat konten tentang potensi di daerahnya, tak sedikit juga dari mereka yang membuat konten bertema lingkungan sekaligus sebagai bentuk mereka untuk menyuarakan berbagai permasalahan yang terjadi di pesisir Muara Gembong. Beberapa permasalahan lingkungan yang mereka hadapi antara lain menumpuknya sampah kiriman, banjir rob yang kian tinggi dan tak menentu kedatangannya, cuaca yang semakin tak menentu, juga menurunnya hasil tangkapan ikan yang amat mempengaruhi jumlah pendapatan masyarakat.

Banyak perubahan yang diinginkan oleh masyarakat setempat, terlebih dalam hal pengelolaan sampah. “Semoga permasalahan ini cepat terselesaikan dan cepat ditemukan solusinya,” kata Suparto.

Editor: Nur Arinta & Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved