Search
Close this search box.
EcoStory

Menginang: Merawat Budaya, Mendorong Tanah Papua Berdaya

Bagikan Tulisan
Buah pinang memiliki arti penting dalam kebudayaan Tanah Papua (Yayasan EcoNusa)

Budaya menginang atau mengunyah pinang melekat pada masyarakat di Tanah Papua, khususnya yang hidup dekat dengan pesisir. Meskipun kebiasaan ini juga banyak dilakukan oleh masyarakat di daerah lain, namun menginang di Tanah Papua bak hal yang tidak boleh dilewatkan. Biasanya orang-orang yang menginang di daerah lainnya adalah yang sudah berumur. Tapi, di bumi cenderawasih menginang dilakukan oleh banyak orang dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang Papua percaya menginang bermanfaat bagi kesehatan dan mengandung banyak khasiat, di antaranya baik untuk pencernaan, menguatkan gigi, menghilangkan bau mulut, dan dapat membantu detoksifikasi. Biji pinang muda juga dianggap dapat mengecilkan rahim setelah melahirkan, dan meningkatkan stamina pria. Bahkan kandungan zat kholinergik pada pinang diyakini bisa menyehatkan dan membuat tubuh menjadi bugar.

Baca juga: Pinang, Komoditas Lokal yang Berpotensi Besar

“Buah pinang ini sudah seperti menjadi makanan pokok bagi orang Papua. Setiap pagi, siang, sore, malam, sampai mau tidur juga orang pasti makan pinang,” kata Christine Sanggenafa dalam MACE (Mari Cerita) Papua dan Maluku bertajuk Potensi Buah Pinang: Dari Tradisi Jadi Siap Diekspor pada 30 November 2022 secara daring.

Menginang memiliki sensasi manis keasaman seperti rasa pasta gigi. Sebagian masyarakat Papua bahkan mengatakan bahwa tidak ada makanan atau bumbu lain yang menandingi kenikmatan buah pinang.

Biasanya buah pinang dikunyah bersamaan dengan tepung kapur yang terbuat dari cangkang kerang yang dihaluskan. Tepung kapur berfungsi untuk mengurangi rasa masam dan pahit yang berasal dari getah pinang. Batang sirih juga kerap kali dimakan saat menginang untuk menjadi penetralisir rasa getir getah pinang.

Baca juga: Bupati Keerom Canangkan Program Budidaya Pinang Batara

Tanah Papua dikenal juga dengan julukan “Negeri Pinang”, karena buah pinang merefleksikan identitas orang Papua, juga menjadi simbol solidaritas dan persaudaraan. Sirih dan pinang selalu hadir dalam setiap pertemuan maupun upacara adat di Tanah Papua. Pinang menjadi barang wajib yang harus ada sebagai pencair suasana dan pengusir rasa canggung. Aktivitas menginang pun menjadi sarana bersosialisasi dan “pembuka” interaksi antara satu orang dengan orang lainnya. Bagi pendatang, menginang bersama dengan orang asli Papua menyiratkan kesediaannya untuk kenal lebih dekat dan menjadi bagian dari keluarga.

Buah pinang merupakan buah yang berasal dari keluarga palem-paleman (Arecaceae) yang tumbuh di wilayah Pasifik, Asia, dan Afrika bagian timur. Pohon pinang dapat tumbuh pada tanah hingga ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Beberapa jenis pinang yang ada di Tanah Papua adalah Areca catechu, Areca mandacanii, Areca unipa, dan yang terbaru adalah Areca jokowi.

Baca juga: Kenari, Pohon Pelindung yang Menjadi Sumber Penghidupan

Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Tanah Papua, pinang juga menjadi komoditas perkebunan unggulan yang potensial untuk didorong ke pasar global. Ini merupakan usaha turun temurun masyarakat asli Papua, terutama di wilayah Skouw Sae, Skouw Yambe, Skouw Mabo, dan Holtekamp, Provinsi Papua. “Pinang sudah menciptakan nilai ekonomi di Papua. Sekarang kita akan fokus untuk kembangkan pinang batara untuk pasar ekspor,” kata Karel Yarangga, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua.

Selain terkait erat dengan kebudayaan Tanah Papua, pinang juga berperan besar dalam mendukung perekonomian dan sosial masyarakat. Oleh karenanya, amat penting bagi kita mendukung dan menjaga kelestarian tanaman ini, juga budaya menginang. Karena, menjaga pinang sama artinya dengan menjaga kebudayaan yang menjadi jati diri masyarakat asli Papua.

Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved