EcoStory

Mahasiswa Podomoro Lawan Sampah Plastik di Teluk Naga

Bagikan Tulisan
Mahasiswa Universitas Podomoro, Jakarta, mendata sampah yang mereka kumpulkan dalam aksi bersih sampah di kawasan Pantai Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, Jumat, 18 Maret 2022. (Yayasan EcoNusa/Bryan Auriol).

Lebih dari 40 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Podomoro, Jakarta, melakukan aksi nyata bersih pantai di kawasan Pantai Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, pada Jumat, 18 Maret 2022. Para mahasiswa itu berasal dari berbagai fakultas seperti Bisnis Perhotelan, Arsitek, Desain Produk, dan lain-lain. Bersih pantai dilakukan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang bertajuk Meraki Month pada Maret 2022. 

Kata Meraki tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata ini berasal dari bahasa Yunani. Artinya melakukan sesuatu dengan cinta, kreativitas, dan sepenuh jiwa. Meraki Month kemudian diartikan sebagai bulan di mana aktivitas atau kegiatan dilakukan berdasarkan pada perasaan cinta, kreativitas, dan dilakukan sepenuh hati. Rangkaian kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Podomoro diawali dengan bakti sosial. Mereka mengunjungi panti jompo sampai aksi bersih pantai.

Baca Juga: Anak Muda, Kunci Keberhasilan Lingkungan di Namatota

“Aksi bersih pantai kami lakukan karena kami melihat bahwa laut sebagai ciptaan Tuhan memberikan keindahan yang dapat kita manfaatkan sebagai wisata terutama untuk kalangan anak muda harus terbebas dari sampah, terutama sampah plastik,” kata Dedy Kurniawan. Dedy merupakan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan sekaligus ketua pelaksana kegiatan bersih pantai Universitas Podomoro.

Aksi bersih pantai yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi Universitas Podomoro berhasil mengumpulkan 113,45 kilogram sampah di laut. Sampah itu dikumpulkan dengan radius  200 meter selama 1,5 jam. Seluruh sampah laut yang terkumpul  didominasi oleh sampah plastik yang mencapai 100,13 kilogram.  Sisanya adalah sampah lain-lain seperti bahan kain,  karet, sandal, dan sepatu. 

“Kami melihat laut sekarang sudah kotor karena ulah kita sendiri. Dengan bersih pantai yang dilakukan kawan-kawan, kami berharap ke depannya seluruh anak muda mau tergerak dan peduli. Minimal ketika sedang di pantai mereka tidak membuang sampah sembarangan. Harapannya mereka juga menyebarluaskan kegiatan ini melalui digital dengan selalu update story,” lanjut Dedy. 

Baca Juga: Tanam 2.850 Bibit Mangrove Bersama EcoNusa, Blink Official Indonesia Serukan Pengendalian Krisis Iklim

World Economic Forum (WEF) 2020 merilis laporan bahwa setiap tahun dunia menghasilkan 400 juta ton plastik untuk beragam keperluan. Plastik tersebut sebagian besar berakhir sebagai sampah yang merusak lingkungan termasuk perairan. Dari produksi tersebut, sekitar 150 juta ton sampah plastik berada di perairan dunia dengan tingkat pertumbuhan 8 juta ton setiap tahunnya.

Pada 2019, International Coastal Cleanup (ICC) melaporkan bahwa lebih dari 97,5 juta jenis sampah yang beratnya lebih dari 10,6 juta kilogram ditemukan di laut. Sebagian besar sampah berasal dari bahan plastik seperti botol plastik, gelas plastik, kantong, sedotan, dan alat makan plastik.  

Baca Juga: Pulau Um, Simbol Kelestarian Alam

“Aksi yang dilakukan kawan-kawan mahasiswa Universitas Podomoro ini adalah langkah kecil yang berdampak besar  untuk menginspirasi kawan muda lainnya, terutama masyarakat dan pengunjung pantai Tanjung Pasir, agar menjaga lautnya. Minimal mereka tidak membuang sampah sembarangan,” kata Bryan Auriol yang menjadi koordinator Penjaga Laut Nasional dan terlibat dalam aksi bersih pantai hasil kolaborasi antara Universitas Podomoro dan Penjaga Laut. 

Editor: Leo Wahyudi & Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved