Minggu pagi tanggal 21 Juli 2019, menjadi hari bersejarah bagi setiap individu, organisasi, dan komunitas-komunitas untuk menyatukan suara dalam gerakan bersama yaitu “tolak plastik sekali pakai”. Gerakan bersama tolak plastik sekali pakai murni lahir dari kepedulian menjaga lingkungan untuk alam yang lebih baik, dan demi generasi yang akan datang.
Ribuan masyarakat pun antusias dalam menyuarakan dukungannya terhadap pengurangan sampah plastik di Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Dukungan pun datang tidak hanya dari dalam negeri melainkan warga negara lain pun ikut berkontribusi dalam gerakan ini. Adapun dari kalangan public figure yang juga pemerhati lingkungan seperti Kaka dan Ridho Slank, serat Robby Navicula, hadir untuk menyuarakan kepeduliannya terhadap laut yang bebas dari sampah plastik sekali pakai.
Gerakan pawai bebas plastik ini semakin semarak dengan kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Selain menjabat sebagai menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi juga menjadi ketua dewan pembina Pandu laut Nusantara. Menteri nyentrik ini memimpin pawai bebas plastik yang dicanangkan oleh kurang lebih 49 organisasi dan komunitas pemerhati lingkungan.
Pawai ini bergerak mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta hingga berakhir di Monas sebagai titik puncak pawai bebas plastik. Rute ini pun menjadi saksi kepedulian masyarakat terutama masyarakat Jakarta akan pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan sampah plastik.
Semangat dukungan untuk menolak penggunaan plastik sekali pakai terpancar jelas dari wajah-wajah peserta pawai bebas plastik. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta pawai yang hadir dengan membawa poster dari berbagai material sampah, sebagai simbol menyuarakan komitmen masing-masing individu untuk tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai dalam aktifitas kesehariannya.
Tidak hanya itu, media-media daring Indonesia juga turut serta memberitakan kegiatan ini. Tercatat lebih dari 50 media memberitakan pawai tersebut, dan menginformasikan tujuan diadakannya pawai tersebut kepada khalayak ramai di seluruh Indonesia.
Munculnya “sang monster plastik” dalam kerumunan massa memberi warna pada pawai di Minggu pagi tersebut. Monster plastik sendiri merupakan simbolisasi darurat ‘Tolak Penggunaan Sampah Plastik Sekali Pakai’ yang diciptakan oleh sejumlah komunitas dan organisasi peduli lingkungan.
Sebagai informasi, adanya pawai bebas plastik sebagai bentuk gerakan bersama yang bertujuan sebagai alat kampanye penyadartahuan kepada masyarakat, dukungan kepada pemerintah dalam penguatan kebijakan pengurangan sampah plastik. Selain itu, gerakan ini juga menyasar kepada korporasi untuk tidak lagi menggunakan material plastik sekali pakai dalam produk-produk kemasan yang dijual, dan beralih ke inovasi material yang lebih ramah lingkungan.