Biasanya penulis pemula mengalami kesulitan untuk memulai pengetikan pada paragraf pertama. Untuk itu, penulis pemula perlu memahami rumus SPOK (subjek, predikat, objek, dan keterangan).
Hal ini disampaikan oleh Pemimpin Redaksi hutanpapua.id dan Fokus Papua, Alberth Yomo, yang biasa dipanggil Abe. Ia membeberkan 5 trik menulis berita pendek kepada peserta kegiatan Kemah Pemuda, di Sentani, Rabu 15 Juni 2022.
Pertama, kata Abe, rumus SPOK pernah dipelajari di bangku sekolah, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. SPOK ini akan sangat membantu dalam mengawali penulisan pada paragraf pertama.
Baca Juga: Kemah Pemuda Ajak Pemuda Menyikapi Krisis Ekologi
Tips kedua adalah mengingat rumus 5W1H. Tips kedua ini bisa dikombinasikan dengan tips pertama, di mana 4 W, yakni what, who, where, dan when, yang paling sering digunakan untuk membentuk penulisan pada paragraf pertama. Selanjutnya, 1H, how, digunakan untuk menjelaskan sebuah konteks dari suatu peristiwa.
“Jika paragraf pertama sudah jadi, biasanya akan mempermudah penulisan pada paragraf kedua dan seterusnya, karena tinggal menjelaskan tentang why dan how,” kata Abe.
Tips ketiga adalah memahami struktur penulisan yang diibaratkan seperti tubuh manusia. Artinya, tulisan harus saling berhubungan dari paragraf pertama sampai paragraf penutup atau dari kepala sampai ke telapak kaki. “Tulisan harus terstruktur, sehingga pembaca memahami secara utuh pesan yang disampaikan dalam tulisan itu,” ujarnya.
Baca Juga: Kewang Muda Maluku Mencetak Generasi Penerus Bumi
Tips keempat, penulis tidak boleh menempatkan diri sebagai editor, tetapi harus memposisikan diri secara penuh sebagai penulis. Banyak penulis pemula yang duduk berjam-jam di depan laptop tapi ketikannya tidak selesai-selesai, karena masih menganggap dirinya sebagai editor yang harus membuat tulisannya sempurna. “Ketik saja dulu sampai tuntas pesan yang ingin disampaikan. Nanti soal edit atau hapus itu tugasnya editor,” kata Abe.
Tips kelima yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah membaca. Dengan banyak membaca dan mempelajari bentuk penulisan dari media-media besar, seorang penulis akan mempunyai banyak wawasan sebelum mulai mempraktikkan penulisan.
“Kalau tidak memulai tentu tidak akan berhasil. Kalau tidak sering menulis, tentu tidak akan menjadi baik. Harus memulai dengan sering menulis,” Abe berpesan.
Baca Juga: EcoNusa Ajak Generasi Muda Papua di SAI untuk Jaga Hutan
Kelima tips ini jika dipahami baik, lanjut Abe, ini akan mempermudah peserta Kemah Pemuda untuk menyampaikan kegundahan dan kegelisahannya tentang persoalan lingkungan hidup melalui tulisan. Pesan yang disampaikan lewat tulisan ini akan dibaca oleh khalayak yang lebih luas. Bahkan tulisan itu, kalau memang kuat dan bagus dapat dipublikasikan di media mainstream. Tulisan-tulisan yang baik itu bahkan bisa menjadi jalan atau jembatan untuk membuka peluang seseorang untuk menjadi wartawan sehingga memberikan penghasilan.
Terakhir, Abe menawarkan jika ada peserta yang serius untuk menulis berita pendek tentang isu lingkungan dan isu masyarakat adat Papua, ada saluran yang sudah siap untuk menampung tulisan-tulisan tersebut dipublikasikan.
Editor: Nur Alfiyah, Leo Wahyudi