Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

KOBUMI dan Bulog Bersinergi untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani di Maluku

Bagikan Tulisan

Ketahanan pangan dan kesejahteraan petani merupakan dua aspek krusial dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia, khususnya di daerah-daerah dengan potensi pertanian yang besar seperti Maluku. Upaya untuk mewujudkan kedua aspek tersebut membutuhkan kerjasama yang solid antara berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Dalam konteks ini, PT Ekosistim Bumi Lestari (KOBUMI) dan Perum Bulog Maluku-Maluku Utara mengambil langkah signifikan dengan menjalin kerjasama yang bertujuan untuk memperkuat distribusi logistik dan mendukung ketahanan pangan di Provinsi Maluku.

Kamis, 11 Juli 2024, di Ambon, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KOBUMI dan Bulog Maluku-Maluku Utara. Penandatanganan MoU ini menandai dimulainya sinergi antara dua institusi yang memiliki visi dan misi sejalan dalam mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di kawasan Timur Indonesia khususnya Maluku. KOBUMI, yang berperan sebagai off taker dalam bisnis pertanian, bekerja sama dengan petani yang memproduksi berbagai komoditas unggulan seperti pala, cengkeh, dan cokelat. Keanggotaan petani dalam KOBUMI melalui koperasi anggota menciptakan mekanisme bisnis yang mendukung kemandirian masyarakat lokal.

KOBUMI, yang dikembangkan oleh Yayasan EcoNusa, memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Maluku dan Papua. Melalui model bisnis yang inovatif, KOBUMI tidak hanya fokus pada produksi komoditas, tetapi juga pada menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan. Direktur PT KOBUMI, Etik Mei Wati, menjelaskan bahwa model bisnis ini dirancang untuk mendukung kesejahteraan petani dengan cara yang holistik.

Dalam skema ini, petani tidak hanya mendapatkan tempat untuk menyimpan hasil bumi mereka, tetapi juga akses ke bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Hal ini menciptakan siklus yang menguntungkan di mana petani dapat menjual hasil panen mereka, mendapatkan pendapatan, dan membeli kebutuhan pokok tanpa harus meninggalkan komunitas mereka.

“Petani binaan EcoNusa menyimpan hasil bumi mereka di gudang KOBUMI. Saat kembali ke gudang, mereka dapat membeli bahan pokok, menciptakan siklus rantai pasok yang baik dan saling menguntungkan. Gudang ini juga menyediakan tenaga sortir dan tenaga lepas harian, yang turut menjadi konsumen beras dan gula Bulog,” kata Etik.

Di sisi lain, Bulog melihat kerjasama dengan KOBUMI sebagai peluang untuk memperluas pasar bagi komoditas lokal seperti cengkeh. Kepala Divre Bulog Maluku-Maluku Utara, Mara Kamin Siregar, menyatakan bahwa kerjasama ini membuka peluang baru bagi Bulog dalam mencari pasar untuk komoditas yang dihasilkan oleh petani lokal.

“Kerjasama dengan KOBUMI membuka peluang baru bagi Bulog dalam mencari pasar untuk komoditas seperti cengkeh, yang tentunya akan menguntungkan semua pihak,” kata Mara.

Dengan jaringan distribusi yang dimiliki Bulog, komoditas seperti cengkeh yang diproduksi oleh petani di Maluku dapat mencapai pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat posisi komoditas lokal di pasar global.

Didirikan pada Juni 2022, PT Ekosistim Bumi Lestari (KOBUMI) bertujuan untuk menciptakan bisnis berkelanjutan atas komoditas dan produk khas Indonesia Timur. Dengan tagline “Finest Goods of The Eastern Paradise”, KOBUMI berkomitmen untuk meningkatkan daya saing komoditas sekaligus kesejahteraan masyarakat adat dan lokal. KOBUMI percaya bahwa komoditas unggulan di Indonesia Timur hanya dapat tumbuh dengan optimal di tangan masyarakat lokal yang berdaya.

KOBUMI mengimplementasikan berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan petani lokal dan meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola usaha tani. Program-program tersebut mencakup pelatihan teknik pertanian yang berkelanjutan, manajemen bisnis, hingga akses ke pasar. Dengan demikian, petani tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pengusaha yang mampu mengelola usahanya secara mandiri.

Kerjasama antara KOBUMI dan Bulog diharapkan dapat menjadi contoh bagi model bisnis yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, serta mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di Maluku. Beberapa dampak positif dari kerjasama ini antara lain:

  1. Penguatan Rantai Pasok: Dengan adanya kerjasama ini, rantai pasok komoditas dari petani hingga konsumen akhir dapat berjalan lebih lancar dan efisien. Hal ini akan mengurangi biaya logistik dan meningkatkan keuntungan bagi petani.
  2. Akses Pasar yang Lebih Luas: Melalui jaringan distribusi Bulog, komoditas lokal seperti cengkeh dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini akan meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat posisi komoditas lokal di pasar global.
  3. Peningkatan Kesejahteraan Petani: Dengan model bisnis yang berkelanjutan, petani tidak hanya mendapatkan pendapatan dari hasil panen, tetapi juga akses ke bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani dan menciptakan siklus ekonomi yang positif di komunitas lokal.
  4. Dukungan terhadap Ketahanan Pangan: Kerjasama ini akan memperkuat distribusi bahan pokok di Maluku, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan di wilayah ini. Dengan adanya gudang KOBUMI, petani memiliki tempat penyimpanan yang aman untuk hasil panen mereka, sementara Bulog dapat memastikan ketersediaan bahan pokok yang stabil di pasar.

Kerjasama antara KOBUMI dan Bulog Maluku-Maluku Utara merupakan langkah strategis dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Maluku. Dengan sinergi yang terjalin, diharapkan dapat tercipta model bisnis yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Keberhasilan kerjasama ini juga dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan model kerjasama serupa demi kemajuan sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat lokal.

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved