Search
Close this search box.
EcoStory

Kaum Muda Ternate Melawan Sampah Plastik di Laut

Bagikan Tulisan
Kaum muda sedang membersihkan bibir pantai di Ternate. (Yayasan EcoNusa/Sumardi Ariansyah)

Kota Ternate memiliki sejarah panjang tentang perjuangan mengusir penjajah Portugis sejak jaman kepemimpinan Sultan Khairun sampai dengan Sultan Baabullah. Ternate memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Rempah-rempahnya terkenal hingga ke seluruh benua Eropa.  Laut yang mengelilingi Ternate memberikan pesona keindahan tersendiri. Keindahan itu semakin luar biasa dengan adanya Gunung Gamalama yang diapit oleh Pulau Tidore.

Sayang, birunya laut Ternate yang membentang kini mulai rusak dengan hadirnya sampah-sampah yang tergenang di lautan. Keindahan laut Ternate seolah ternoda oleh sampah. Mata pun menjadi risih ketika melihat  sampah yang mengambang di mana-mana. Beruntung, kaum muda Ternate  memiliki inisiatif besar untuk bersama-sama beraksi menjaga lautnya.

Marimoi Ngone Futuru yang berarti “Bersatu Kita Teguh” menjadi motto kota Ternate. Tampaknya kalimat itu bukan hanya sekedar motto. Kalimat ini membuktikan kebersatuan dan solidnya anak-anak muda di Ternate untuk  menjaga laut Ternate agar tetap bersih dan bebas sampah plastik. Salah satunya terlihat dari komitmen mahasiswa-mahasiswi dari Universitas Khairun Ternate yang teguh untuk memerangi sampah plastik.

Memperingati World Cleanup Day 2020 pada 19 September 2020 lalu, mahasiswa dan mahasiswi Universitas Khairun Ternate berkolaborasi dengan Yayasan EcoNusa menginisiasi kegiatan Coastal Cleanup atau bersih pantai. Kegiatan bersih pantai tersebut diadakan di tiga lokasi, yaitu di Pantai Kastela, Taman Nukila, dan Pantai Tobololo.

Mahasiswi UNKHAIR mengumpulkan sampah ke dalam kantong. (Yayasan EcoNusa/Sumardi Ariansyah)

Hasilnya, sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dari tiga lokasi tersebut mencapai 2.467 kg atau 2,4 ton hanya dalam waktu kurang lebih dua jam. Sedangkan jarak pungut sampah pantai kurang lebih 1,5 km. Pembersihan sampah di Taman Nukila tak hanya di bibir pantai, tetapi juga di bawah laut. 

“Total sampah terkumpul di 3 lokasi adalah 2.467 kg. Sampah dominan yang ditemukan botol minuman, gelas air mineral, sedotan, karet ban, dan pampers,” M. Janib Achmad, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, menginformasikan kepada tim EcoNusa.

Sampah dari bawah laut diangkat ke daratan. (Yayasan EcoNusa/Sumardi Ariansyah)

Dalam melakukan bersih pantai dan laut, 190 orang pemuda-pemudi Ternate ini dibantu oleh komunitas Jeep Ternate, Dodoku Dive Center, serta dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kota Ternate. Mereka saling bersinergi dalam memerangi polusi sampah di laut. 

Meski kegiatan bersih pantai kali ini dilakukan di tengah pandemi, kegiatan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semua peserta  selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dalam kegiatan bersih pantai. Faktor keselamatan dan keamanan peserta bersih pantai menjadi hal utama dalam berkegiatan di tengah pandemi Covid-19. 

Kegiatan bersih pantai yang dilakukan pada 19-20 September 2020 lalu merupakan wujud aksi nyata kaum muda Ternate menyusul kegiatan Sail to Campus yang diinisiasi Yayasan Econusa di Universitas Khairun secara daring pada 25 Agustus 2020. Komitmen dari Universitas Khairun Ternate dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai untuk mewujudkan laut sehat dan berkelanjutan dibacakan pada kegiatan Sail to Campus tersebut. Ini merupakan wujud keseriusan perlawanan kaum muda Ternate dalam memerangi sampah plastik. 

Editor: Leo Wahyudi S & V.Arnila Wulandani

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved