Berdasarkan laporan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, satu dari empat penduduk Indonesia adalah pemuda. Laporan tersebut menjelaskan bahwa Indonesia didominasi oleh kaum muda dengan jumlah 64,50 juta jiwa atau 23,86 persen. Hal ini merupakan potensi besar dalam segala aspek, terutama aspek lingkungan hidup yang erat kaitannya dengan upaya mewujudkan perlindungan sumber daya alam Indonesia.
Upaya mewujudkan lingkungan hidup yang lestari dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya melalui kampanye lingkungan hidup, baik laut atau hutan. Kampanye lingkungan hidup merupakan pondasi dasar sebelum melakukan aksi penyelamatan lingkungan hidup. Informasi mengenai keanekaragaman hayati dikemas dengan berbagai bentuk untuk dikampanyekan kepada masyarakat agar semakin peduli.
Baca juga: Aku Berdigital, Maka Aku Ada
Di sisi lain, Indonesia yang tengah memasuki era industri 4.0 akan terus berkembang dan beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Pengguna internet semakin bertambah. Mengutip laporan Indonesian Digital Report 2020 yang dibuat oleh Hootsuite, pengguna internet di Indonesia mencapai 175,4 juta orang pada 2020. Terdapat peningkatan pengguna internet sebesar 17 persen atau 25 juta orang dibanding tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, penggunaan internet di kalangan kaum muda terbilang sangat signifikan. Dalam laporan Statistik Pemuda Indonesia 2020, penggunaan internet oleh kaum muda sebesar 85,62 persen dari jumlah total penduduk muda usia 16 – 30 tahun.
Melihat fakta bonus Demografi dan fenomena tingginya penggunaan internet, EcoNusa menginisiasi program Youth Digital Campaigner (YDC) atau Pengkampanye Digital Muda sebagai bentuk respon terhadap dua potensi besar tersebut. Program tersebut bertujuan untuk mendorong peran aktif kaum muda agar terlibat langsung dalam menyuarakan dampak buruk krisis iklim, serta informasi tentang dampak eksploitasi sumber daya alam. Melalui program YDC diharapkan terjadi perubahan dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Baca juga: Nasib Demokrasi dan Lingkungan di Tangan Pemuda
Inisiasi YDC disambut baik oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) yang menaungi lebih dari 350 program studi Ilmu Komunikasi di Indonesia. Kerja sama kedua lembaga ini akan membuat penguatan kapasitas dan pengimplementasian ilmu komunikasi kaum muda menjadi lebih efektif.
“ASPIKOM sangat menyambut baik kerja sama antara EcoNusa dan ASPIKOM. Kerja sama ini akan didukung penuh oleh seluruh korwil senusantara,” kata Mulharnetti Syas, mewakili ASPIKOM korwil Indonesia bagian tengah dan perwakilan ketua PP ASPIKOM yang berhalangan hadir saat berdiskusi dengan EcoNusa pada Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Anak Muda, Kunci Keberhasilan Lingkungan di Namatota
Youth Mobilization Coordinator Yayasan EcoNusa, Lukas Kristian Windya Nugraha, mengatakan pelibatan berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk membangun gerakan mengendalikan krisis iklim. Terlebih bila sebuah organisasi memiliki jaring keanggotaan yang cukup besar.
“Dalam melakukan mobilisasi anak muda, kita harus mampu mengidentifikasi pemangku kepentingan yang mempunyai basis massa anak muda besar dan jaringannya sampai ke bawah. ASPIKOM ini termasuk salah satunya. Mereka mempunyai jaringan dosen dan mahasiswa perguruan tinggi ilmu komunikasi se-Indonesia,” kata Lukas.
Editor: Lutfy Putra & Leo Wahyudi