Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) berencana mendirikan sekolah adat di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, saat menjadi pembicara di acara Outlook EcoNusa 2022, Rasa Timur, Kamis 10 Februari 2022.
Sjamsul menuturkan, ia dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengunjungi Malaumkarta, tahun lalu. Di sana, ia dan Menteri Nadiem bertemu dengan masyarakat Suku Moi. Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi perhatian mereka. “Semoga kami bisa hadir pada tahun ini dan tahun depan bersama EcoNusa, yaitu mendorong sekolah adat dan pemanfaatan hasil hutan yang ada di kawasan Malaumkarta,” katanya.
Baca Juga: Kearifan Lokal Egek, Upaya Perlindungan Hutan Malaumkarta Raya
Dalam acara tersebut, Sjamsul juga mengungkapkan penghargaannya kepada Bupati Sorong, Johny Kamuru, yang telah berani mencabut izin konsesi yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan sawit s. Serta komitmen Johny untuk mengembalikan lahan tersebut kepada masyarakat adat.
“Kami dari Direktorat Kebudayaan Kemendikbud-ristek mengapresiasi upaya Bapak Bupati Sorong yang berpihak di bidang kebudayaan, memberikan ruang, khususnya masyarakat adat, sehingga kebijakan bapak banyak berpihak kepada masyarakat adat,” ujar Sjamsul.
Menurut Sjamsul, pengembalian lahan tersebut membutuhkan kesiapan masyarakat. Maka yang menjadi perhatian adalah penguatan sumber daya sehingga masyarakat siap untuk memanfaatkan potensi yang telah ada dengan tetap berakar pada kebudayaan. “Melalui EcoNusa, kami mengapresiasi sekali program ini, bisa kita sinergikan tidak hanya dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tapi juga dengan kementerian lainnya,” ujarnya.
Baca Juga: Malaumkarta Perlu Generasi Penerus Adat
Sjamsul juga mengungkapkan penghargaannya terhadap EcoNusa yang telah melakukan berbagai advokasi dan mendorong peningkatan kapasitas masyarakat adat di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku, juga melakukan gerakan bersama para anak muda. Menurutnya ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Saya sangat mengapresiasi sekali EcoNusa, yang baru berumur 5 tahun dan sudah bergerak jauh sekali dalam upaya-upaya pelestarian, yakni perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan, melalui gerakan yang bersentuhan dengan generasi muda,” kata Sjamsul.
Sebelumnya, CEO EcoNusa, Bustar Maitar dalam pemaparannya juga menyampaikan rencana pendirian sekolah adat di Sorong, yang juga menjadi program Ditjen Kebudayaan. Bustar juga mengungkapkan perhatian EcoNusa terhadap masalah budaya.
Baca Juga: Sekolah Kampung Samb Kai, Membangun Ketahanan Kampung di Merauke
“Kita perlu pikirkan bagaimana membangkitkan kembali sekolah adat untuk mengembalikan nilai kebudayaan. Kebudayaan adalah bagian penting dari transformasi sosial,” kata Bustar.
EcoNusa membuat kampanye #BeradatJagaHutan, #BeradatJagaLaut. “Indonesia merupakan negara berbudaya dan beradat, jadi nilai adat dan budaya itu dipegang dan diwariskan untuk mengelola sumber daya alam berkelanjutan,” Bustar menekankan pesannya.
Editor: Leo Wahyudi