Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Banyak Mata Memperhatikan EcoNusa

Bagikan Tulisan
Peserta Kewang Muda Maluku mempresentasikan rencana aksi yang akan mereka lakukan setelah pulang dari kegiatan. Kewang Muda Maluku merupakan salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh EcoNusa. (Yayasan EcoNusa)

Kehadiran EcoNusa selama lima tahun harus bisa dihadirkan dengan pembelajaran penting. Apa yang dilakukan EcoNusa harus didorong keberlanjutannya, terutama dengan apa yang sudah dijalankan terhadap kelompok masyarakat, anak muda, perempuan, dan semua pihak, termasuk pemerintah. 

“Dalam pelaksanaan program dan kelembagaannya, EcoNusa tentu sudah memberi dampak di Indonesia Timur, nasional, bahkan global,” kata Julia Kalmirah, Pengawas Yayasan EcoNusa, dalam rapat Dewan Pembina, Pengawas, dan Pengurus Yayasan EcoNusa pada 12 Juli 2022 secara daring dan luring. 

Rapat tersebut memberikan pertanggungjawaban lembaga atas semua kegiatan yang dijalankan pada 2021 sekaligus laporan semester 1/2022. Rapat dihadiri oleh Zulfahmi, Felia Salim, Nurhani Widiastuti, Yan Piet Karafir sebagai Dewan Pembina, Julia Kalmirah sebagai Pengawas, Bustar Maitar, Etik Mei Wati, dan Leo Wahyudi S. sebagai Pengurus Yayasan EcoNusa, serta para direktur, manajer, dan kepala kantor daerah EcoNusa. Ridho Hafiedz, salah satu anggota Dewan Pembina tidak dapat hadir dalam rapat tersebut. 

Baca Juga: Y20: Merangkul Generasi Muda dalam Keberagaman dan Inklusivitas

Dalam rapat ini Bustar sebagai Ketua Pengurus sekaligus CEO Yayasan menyampaikan laporan tahunan 2021, laporan hasil audit keuangan dan audit organisasi, sekaligus laporan capaian semester 1/2022. 

Bustar menyampaikan capaian-capaian penting yang diraih oleh organisasi selama 2021 terkait peran lembaga bersama pemerintah daerah di Papua Barat dalam melakukan evaluasi perizinan perusahaan perkebunan, pemetaan wilayah adat, pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta pengembangan usaha yang mengangkat komoditas lokal. 

Laporan audit keuangan dan audit lembaga dengan opini wajar juga menjadi bagian dari EcoNusa untuk tetap menjadi lembaga yang akuntabel. “Organisasi ini berkembang pesat, sehingga harus tetap menjaga akuntabilitasnya,” kata Bustar dalam paparannya. 

Baca Juga: Kemah Pemuda Manokwari Mendidik Calon Agen Perubahan

Dalam tanggapannya, Felia mengatakan bahwa EcoNusa memiliki banyak sekali kegiatan dan dalam waktu singkat seperti meledak. Semangat baru dan adrenalin sedang tinggi sebagai organisasi baru. Banyak program bagus yang harus terlembaga secara kokoh. 

Anak muda aset penting

Menurut Felia, EcoNusa harus sudah memikirkan program mengenai anak muda yang lebih terstruktur, terlembagakan dengan pendekatan EcoNusa. Ia senang sekali anak muda Papua dan Maluku juga berjejaring dengan anak muda di Indonesia bagian barat. Karena nasib Indonesia berada di tangan para anak muda. “Napas EcoNusa kan tidak bisa terus menerus ngegas. Pasti ada capeknya. Ada siklus naik turunnya,” tandas Felia. 

Felia juga mengingatkan agar EcoNusa harus tetap waspada. Apa yang dilakukan selama ini merupakan permainan dalam jangka waktu yang panjang sehingga gerakan harus terlembagakan dengan baik. “It’s a long term game. Semoga EcoNusa bisa menjadi contoh yang baik, dan mudah-mudahan langgeng,” katanya. 

Baca Juga: STS Tarsa, Bersama Membangun Kampung

Menanggapi hal ini, Nina Nuraisyah, Direktur Komunikasi dan Mobilisasi Kaum Muda EcoNusa, mengatakan bahwa kegiatan anak muda di wilayah yang diintervensi EcoNusa sudah sesuai jalurnya. Lembaga sudah melakukan beberapa penyesuaian strategi di awal 2022 antara lain dengan menempatkan staf lapangan di Jayapura dan Sorong. Tujuannya agar mereka lebih dekat dan intensif dalam mendampingi anak muda. 

Di kanal informasi pun, EcoNusa sudah banyak melakukan aktivasi kegiatan agar anak muda terlibat. Basisnya relawan yang tergabung dalam komunitas relawan melalui EcoDefender di Sorong dan Jayapura. “Saya optimis ke depan akan ada lebih banyak aktivasi anak muda tentang isu ekologi ke depan oleh anak muda,” kata Nina. 

EcoNusa menempatkan staf di lapangan yang langsung berinteraksi dengan EcoDefender di Sorong, Jayapura, dan Jakarta agar dapat melakukan monitoring dan pendampingan di lapangan agar keluaran yang dihasilkan sejalan dengan kerja-kerja EcoNusa. “Harapannya ada banyak champion yang lebih aktif menyuarakan isu lingkungan,” kata Nina. 

Baca Juga: Kemah Pemuda Ajak Pemuda Menyikapi Krisis Ekologi

Bustar mengakui bahwa anak muda memang menjadi aset penting yang perlu dirancang dan difasilitasi dengan baik. Ia menyampaikan bahwa EcoNusa mendorong adanya kesadaran demokrasi dan ekologi di tingkat nasional. “Kita perlu seriusi betul agar mimpi baru anak muda tidak sia-sia,” tegas Bustar.

Pandangan umum

Menutup pertemuan Ketua Dewan Pembina, Pengawas, dan Badan Pengurus Yayasan EcoNusa, Zulfahmi, memberikan apresiasi atas kinerja lembaga yang sudah berjalan cukup jauh. Dalam perkembangannya, EcoNusa telah melakukan banyak hal dengan sangat baik dalam waktu yang tidak lama sekaligus menarik perhatian banyak pihak. “Perhatian ini bukan kecil, tapi besar yang membuat orang bisa melihat Papua dengan keberhasilan-keberhasilan yang salah satunya dihasilkan oleh EcoNusa,” kata Zulfahmi.

Zulfahmi juga mengingatkan bahwa akan ada banyak mata, banyak pihak yang memperhatikan EcoNusa. Apalagi di tahun politik ketika banyak orang membicarakan politik. Ia mengingatkan agar dalam menyuarakan kepentingan disampaikan dengan baik agar tidak dipelintir seolah kita berpihak pada calon atau partai politik tertentu. 

Baca Juga: Kampung Edor Tidak Kampungan, Karena Melek Internet dan Digital

Nurhani pun mengamini bahwa staf lapangan harus menyadari perubahan konstelasi politik di daerah. Apalagi ada beberapa pihak yang belum ikhlas terhadap pencabutan izin perkebunan. “Kondisi ini akan memberi tekanan yang lebih besar ke EcoNusa. Saya mengingatkan agar jangan ada kesalahan sendiri yang mungkin sepele atau kurang koordinasi di lapangan,” kata Nurhani.

Zulfahmi menegaskan agar kondisi tersebut disikapi dengan hati-hati oleh teman-teman di lapangan. “Jangan menjebak diri, baik secara personal maupun lembaga, agar tidak masuk dalam politik praktis yang merugikan kita secara kelembagaan,” tegas Zulfahmi. 

Editor: Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved