Search
Close this search box.

Kenalan Sama 2 Flora Khas Maluku Ini Yuk!

Bagikan tulisan ini

Saat mendengar kata Maluku, apa yang ada di benakmu? Apakah hamparan pulau-pulau indah dengan air laut yang jernih? Atau mungkin alat musik tifa? Atau mungkin juga sebagian di antara kalian ada yang langsung teringat dengan aneka lagu tradisional Maluku, seperti Ayo Maluku dan Ambon Manise. Semuanya benar lho! Kepulauan Maluku yang terletak pada bagian timur Indonesia memang memiliki kekayaan alam dan budaya yang menarik serta unik. 

Selain hal-hal yang sudah disebutkan ini, Maluku masih memiliki keistimewaan lainnya, seperti misalnya keanekaragaman flora dan faunanya. Pada zaman dulu, bahkan awal mula kedatangan bangsa Eropa ke Maluku adalah untuk mendapatkan aneka tanaman rempah-rempah yang ada di kepulauan ini. Selain rempah-rempah seperti cengkeh dan pala, Maluku juga memiliki aneka flora endemik lainnya yang masih ada dan termasuk langka hingga kini. Penasaran gak ada apa aja? Yuk kita kenalan dengan 2 di antaranya!

1. Pohon Torem

Di Pulau Yamdena, Maluku, terdapat jenis tumbuhan yang di Indonesia hanya ada di pulau tersebut. Tumbuhan tersebut dikenal dengan nama pohon torem (manilkara kanosiensis). Setelah dilakukan sejumlah penelitian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa pohon torem termasuk pohon endemik Maluku. Lebih lanjut lagi, pohon ini pun masuk kategori nyaris punah dalam daftar yang dibuat oleh International Union for Conservation of Nature. 

Pohon ini hidup pada ketinggian 100 hingga 400 mdpl dan memiliki batang yang lurus dan besar. Masyarakat setempat mengenal kayu pohon torem berkualitas baik karena anti rayap dan dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Karena pohon ini termasuk langka, maka perlu dilakukan konservasi khusus agar tidak benar-benar punah. Pada bulan Oktober 2017, pihak Komandan Distrik Militer 1507 Saumlaki menyerahkan 9 bibit pohon ini kepada Pusat Konservasi Tanaman Kebun Raya Bogor LIPI agar bisa dilakukan konservasi di kebun raya tersebut. Semoga benar-benar bisa dilestarikan, ya!

2. Begonia Nephrophylla

Pada tahun 2016, di Taman Nasional Manusela, Maluku ditemukan tanaman hias begonia jenis baru yang diberi nama begonia nephrophylla. Tanaman ini ditemukan oleh Ni Kadek Erosi Undaharta, seorang peneliti begonia Kebun Raya Eka Karya Bali dalam ekspedisi penelitian yang dilakukan bersama Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI. Jenis begonia ini dinamakan demikian karena mengacu pada bentuk daunnya yang menyerupai ginjal. Dalam bahasa Yunani, nephros berarti ginjal sementara phyllus berarti daun.

Temuan begonia jenis baru ini pun melengkapi koleksi berbagai jenis begonia asal Maluku. Hingga saat ini, diketahui bahwa terdapat 9 jenis begonia yang berkembang biak di Maluku, yakni begonia holosericeoides, begonia aptera, begonia holosericea, begonia aketajawensis, begonia galeolepis, begonia manuselaensis, begonia rieckei, begonia sageaensis, dan begonia nephrophylla.

Sebelumnya, kamu udah pernah tau belum tentang ketiga jenis tanaman ini? Sebenarnya, masih banyak lagi lho flora-flora cantik dan unik yang berasal dari Maluku dan menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Bahkan, mungkin saja masih ada sejumlah flora yang belum tercatat secara lengkap. Nah, hal ini merupakan salah satu peran penting peneliti di Indonesia sebagai negara mega biodiversitas.

Kalau kamu mulai tertarik untuk menjadi peneliti muda yang menguak keanekaragaman hayati di Indonesia, kamu bisa banget nih ikutan program Ilmuwan Muda Papua yang diadakan oleh Yayasan EcoNusa. Melalui program ini, kamu berkesempatan untuk mengikuti workshop dan bootcamp sebagai persiapan penelitian, mendapat bimbingan dari pakar selama penelitian, hingga mempublikasikan hasil penelitian. Seru kan?

Berita lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved