Tanah Papua kaya akan sumber daya alam. Potensi wisatanya pun sangat menjanjikan. Salah satu objek wisata yang sudah terkenal sampai ke mancanegara adalah Raja Ampat. Letaknya yang berada di segitiga terumbu karang (coral triangle) yang sangat menarik bagi wisatawan, menjadikan Raja Ampat sebagai salah satu ikon pariwisata Provinsi Papua Barat. Oleh Presiden Joko Widodo, Raja Ampat pun dimasukkan ke dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Selain Raja Ampat, Tanah Papua juga memiliki banyak tempat lain yang sangat indah, seperti Namatota dan Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Keindahan alam tersebut semakin istimewa lantaran Papua memiliki flora dan fauna yang sangat beragam. Namun, potensi pariwisata tersebut belum dikelola dengan baik dan belum memberikan manfaat optimal bagi masyarakat adat. Salah satunya karena kualitas sumber daya manusia yang belum memadai. Padahal pariwisata berkelanjutan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat adat dengan tetap menjaga alam dan kebudayaan.
“Berbicara tentang SDM gampang susah, karena semua yang kita lihat seperti sudah baik, tapi pada kenyataannya SDM di Papua Barat belum siap,” kata CEO EcoNusa, Bustar Maitar, saat memberikan sambutan dalam Diseminasi Hasil Kajian Pengembangan SDM Pariwisata di Papua Barat yang diselenggarakan oleh EcoNusa di Manokwari, Selasa, 8 Maret 2022.
Baca Juga: Warga Waimon Ingin Kelola Udang di Pulau Bambu
Kegiatan diseminasi dilakukan setelah EcoNusa melakukan kajian di wilayah Raja Ampat, Manokwari, Sorong, dan Kaimana pada Juni-Juli 2021. Riset yang melibatkan perwakilan pemerintah, asosiasi, industri dan sekolah vokasi pariwisata tersebut bertujuan menemukan solusi dan strategi berkelanjutan untuk pengembangan dan peningkatan SDM Pariwisata di Papua Barat.
Diseminasi digelar untuk memaparkan dan mendapatkan masukan dari semua pihak dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan secara umum di Papua dan Papua Barat. Selain diselenggarakan di Manokwari, kegiatan tersebut juga diadakan di Raja Ampat dan Kaimana dengan mengundang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas Pendidikan; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda); Sekolah Vokasi Pariwisata; Perguruan Tinggi; serta perwakilan asosiasi dan industri pariwisata di masing-masing wilayah.
Bustar mengatakan bahwa perlu ada peningkatan keterampilan SDM, karena dalam dunia pariwisata, semuanya memiliki patokan standar. “Sumber daya manusia dalam pengelolaan pariwisata merupakan hal kunci. Keterampilan yang dimiliki oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dan potensi yang dimiliki dapat diwariskan pada generasi selanjutnya,” ujar Bustar. Ia berharap ada dukungan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan SDM pariwisata berkelanjutan.
Baca Juga: Pulau Raimuti, Pulau Indah di Ambang Tenggelam
Lanny Losung, Ketua Tim Kajian Pariwisata dari EcoNusa, menjelaskan tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan dengan pendampingan dari pemerintah dan mitra terkait lainnya. Menurutnya, sekolah vokasi pariwisata berkelanjutan dapat menjadi wadah pengembangan SDM asli Papua, sehingga mereka berkesempatan meningkatan keahlian.
“Harapannya program sekolah vokasi juga dapat mendukung program berkelanjutan di area pertanian, peternakan, kelautan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal,” kata Lanny. Untuk mengembangkan SDM di bidang pariwisata berkelanjutan tersebut, dia menambahkan perlunya integrasi program tingkat provinsi dan lintas kabupaten dan kota di Papua Barat.
Charlie. D. Heatubun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat yang mewakili Pemerintah Provinsi, mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi dan semua pihak berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian dengan cara-cara yang berkelanjutan sambil secara aktif mendukung peran serta masyarakat adat.
Baca Juga: Zeth Wonggor, David Gibbs, Pionir Ekowisata (Bagian II)
Menurutnya, ekonomi masyarakat menurun sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Dalam seminar ini kita bisa melihat hal-hal kecil yang sangat mempengaruhi kualitas sektor pariwisata kita. Untuk itu perlu segera ekonomi dipulihkan seperti saat ini fokus pemerintah pada pemulihan ekonomi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan serta masukan yang kuat bagi pelaku usaha pariwisata,” kata Charlie.
Editor: Leo Wahyudi