Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama

Bagikan Tulisan
Relawan Menghadap Laut 2.0 di Pantai Timur, Keluarahan Ancol, Jakarta, membersihkan pantai dari sampah tekstil yang telah menumpuk

Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pandu Laut Nusantara, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Yayasan EcoNusa bersama 300 komunitas, organisasi, perusahaan swasta, BUMN dan Pemerintah Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia kembali menyelenggarakan gerakan Menghadap Laut pada Minggu (18/8). Gerakan yang dilakukan untuk kedua kalinya ini bertujuan untuk membangun kesadaran bangsa Indonesia bahwa laut adalah masa depan bangsa.

Sampah plastik sekali pakai merupakan salah satu persoalan terbesar di lautan nusantara. Laut Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, setelah Cina. Hal ini mengancam lebih dari 800 spesies biota laut, termasuk terumbu karang. Untuk menangani hal tersebut, pemerintah berkomitmen melakukan beragam langkah. Salah satunya lewat pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, terutama air minum kemasan botol plastik, di lingkungan KKP sejak 2018 lalu.

Gerakan bersih pantai dan laut merupakan program tahunan yang dilakukan oleh KKP sejak 2002. Kegiatan tersebut kini telah menjadi bagian dari Aksi Rencana Nasional untuk pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut. Pandu Laut Nusantara menjadikan agenda ini sebagai bagian penting dari aksi melestarikan laut Indonesia.

Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia, dengan luas perairan laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi, yang merupakan 71% dari keseluruhan wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504, laut adalah penopang hidup bangsa Indonesia. Pada laut, kita menggantungkan kehidupan anak-cucu.

“Oleh karena laut adalah masa depan bangsa, saya mengimbau segenap elemen bangsa untuk turut menjaga lautan Indonesia. Bukan hanya dari para pencuri ikan, tetapi juga dari kegiatan destructive fishing, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, dan yang tak kalah penting cemaran sampah laut terutama sampah plastik. Jangan ada lagi yang membuang sampah ke laut dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Laut milik bangsa, yang harus menjaga bukan hanya pemerintah atau pandu laut saja, tetapi kita semua,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Dalam rangka menjaga keberlanjutan sumber daya laut, Indonesia telah mengembangkan kawasan konservasi perairan hingga mencapai 22,69 juta hektar. Dari luas tersebut, sebanyak 5,34 juta hektar dikelola oleh KKP, 4,63 juta hektar dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta 12,68 juta hektar lainnya dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Pandu Laut Nusantara merupakan gerakan sosial masyarakat diresmikan pada 2018 oleh Ibu Susi Pudjiastuti, terdiri atas berbagai lapisan individu dan komunitas yang menaruh perhatian pada keberlangsungan kehidupan laut.

Ketua umum Pandu Laut Nusantara, Bustar Maitar mengatakan “Periode pertama pemerintahan Jokowi telah menunjukkan keberhasilan memperkuat kedaulatan atas perikanan laut kita, maka tidak boleh ada langkah mundur. Memperkuat upaya kita untuk menjaga laut adalah hal mutlak. Kegiatan menghadap laut yang dilakukan setiap tahun adalah upaya membangun kesadaran dan rasa memiliki bagi seluruh bangsa Indonesia terhadap laut kita”

Sementara Kaka Slank selaku Pembina Pandu laut Nusantara pada kesempatan ini kembali mengajak masayarakat untuk peduli pada laut “Our future is the ocean, face it, embrace it, love it”. Hal senada disampaikan pula oleh Ridho Hafiedz Slank “Kita tau Indonesia negara kedua di dunia penyumbang sampah plastik di laut, sebagai negara kepulauan kekayaan laut kita adalah aset yang harus dijaga. Sejak jaman dulu perairan adalah cermin peradaban, menjaga perairan kita untuk tetap bersih menunjukkan kita manusia beradab.”

Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Hariadi Kartodihardjo,”Laut merupakan bagian vital kehidupan. Selain menjadi media sirkulasi air, juga menjadi pengatur siklus hidup wilayah daratan. Untuk itu, lingkungan hidup laut menjadi penopang sosial ekonomi masyarakat. Meski masyarakat tahu betapa vital fungsinya bagi kehidupan, kebanyakan orang enggan menggunakan pengetahuan tersebut untuk bertindak,” tambahnya. Untuk itu, Pandu Laut Nusantara memiliki peran strategis sebab bersumber dari gerakan kolektif. Gerakan ini hasilkan keputusan edukatif, yang bukan berasal dari putusan logis.

Bersama para pihak yang membawa pengaruh (influencers), Pandu Laut Nusantara bersama KKP dan organisasi masyarakat melakukan aksi bersih-bersih laut secara serentak di lebih dari 108 lokasi di seluruh Indonesia baik pantai, laut maupun sungai. Organisasi tersebut adalah The Nature Conservancy (TNC), Wetlands International Indonesia, Burung Indonesia, Yayasan KEHATI, World Wild Fund (WWF) Indonesia, World Resources Institute, Conservation International Indonesia, Wildlife Conservation Society, Wanita Selam Indonesia (WASI), dan masih banyak lagi.

Gerakan ini dipusatkan di Pantai timur Kelurahan Ancol, Jakarta dengan agendam,membersihkan laut, menghadap laut serentak dengan 108 titik di seluruh Indonesia, menyanyikan lagu Padamu Negeri dan makan ikan bersama.

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved