Keterlibatan pemuda dalam kampanye perubahan iklim semakin masif. Yayasan EcoNusa bersama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) mengadakan program peningkatan kapasitas kampanye digital bertajuk Youth Digital Campaigner (YDC). Dari 624 pendaftar, 75 peserta aktif berkampanye tentang krisis iklim melalui kanal digital dan dinyatakan lulus dari program ini.
“Selamat sudah menjadi wisudawan dan berarti kita sudah mencatatkan satu titik sejarah menjaga bumi ini secara bersama-sama,” kata Ketua ASPIKOM, Muhammad Sulhan, dalam sambutannya pada perhelatan wisuda berjudul Graduation Day Youth Digital Campaigner 2022 yang berlangsung pada 14 Mei 2022 secara virtual.
YDC menghasilkan 783 konten dengan 322.561 total jangkauan, 261.994 impresi, dan 20.127 interaksi. Program yang berlangsung sejak Februari 2022 ini memiliki pesan kunci untuk melindungi hutan di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku sebagai benteng terakhir Indonesia dalam memerangi krisis iklim dan mengurangi dampaknya.
Baca juga: Mimpi Baru Demokrasi dan Ekologi
Peserta diberikan pelatihan mengenai teori komunikasi, konten kreatif, hingga jurnalisme digital yang berlangsung pada 26-27 Maret 2022 dan 2-3 April 2022. Setelah mendapat pelatihan, peserta dibagi ke dalam 12 kelompok untuk mengerjakan tugas akhir berupa proyek kampanye.
Terdapat tiga topik kampanye yang diangkat, yaitu fungsi hutan mangrove di Tanah Papua dalam mengurangi dampak krisis iklim, aktivitas yang berdampak bagi biodiversitas hutan dan laut di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku, serta dampak krisis iklim terhadap perubahan lingkungan, kesehatan, dan masyarakat.
“Walaupun saya tidak terlibat langsung ternyata saya dapat ilmu banyak. Harusnya teman-teman yang menjadi peserta secara langsung itu lebih senang dan lebih bangga,” kata Youth Mobilization Coordinator EcoNusa, Lukas Kristian Windya Nugraha.
Baca juga: Kampanye Lingkungan Kaum Muda di Dunia Digital
Tiga kelompok terbaik yang menjalankan proyek kampanye diumumkan pada perhelatan wisuda. Juara 1 dimenangkan oleh kelompok 1 dengan nilai 94 dan mendapatkan uang tunai sebesar Rp6 juta. Juara 2 adalah kelompok 3 dengan nilai 73 dan mendapatkan uang tunai Rp4,5 juta dan juara 3 dimenangkan oleh kelompok 5 dengan nilai 63 dan mendapatkan uang tunai Rp3 juta.
Kategori penilaian ditentukan berdasarkan kreativitas konten, detail perencanaan kampanye, jumlah konten yang diterbitkan, dan platform yang digunakan. Selain itu, orisinalitas ide, hasil analitik kampanye, dan hasil konversi kampanye juga menjadi indikator penilaian.
Meskipun dilakukan secara virtual, perhelatan wisuda yang dipandu oleh anggota Ecodefender, Eka Meynia, berlangsung meriah. Kemeriahan itu terlihat dari antusias peserta di kolom percakapan dalam menanggapi pemaparan yang diberikan. Beragam reaksi juga ditunjukkan oleh peserta dalam mengekspresikan semangat mereka mengikuti YDC ini.
Baca juga: EcoNusa Ajak Generasi Muda Papua di SAI untuk Jaga Hutan
“Saya merasa bangga dan sangat berterima kasih sekali bisa diberi kesempatan di sini. Bergabung juga dengan teman-teman di seluruh Indonesia untuk peduli tentang lingkungan di Papua secara khusus dan umumnya di Maluku dan Maluku Utara,” kata salah satu peserta YDC, Arnold Simyapen.
Sebelum acara ditutup, Lukas menyampaikan bahwa tak lama lagi akan diselenggarakan program serupa bernama Kemah Pemuda. Acara ini berupaya mengajak pemuda-pemudi, khususnya yang tinggal di Kepulauan Maluku, untuk menumbuhkan kepedulian dan kepekaan tentang kondisi hutan dan laut Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut tentang acara tersebut akan diumumkan melalui sosial media EcoNusa.
“Jadi silahkan mendaftar, ini adalah kesempatan yang baik bagi kita untuk sama-sama belajar. Pantau terus instagram EcoNusa, ya. Jangan lupa!” kata Lukas.
Editor: Lutfy Putra & Leo Wahyudi
