Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Hiu Karpet Berbintik, Fauna Raja Ampat yang Terancam Punah

Bagikan Tulisan
Hiu karpet berbintik merupakan hewan endemik di Tanah Papua. (gambar: Michaels Bubbles)

Keindahan fauna asal Raja Ampat, Papua memang tidak ada tandingnya. Salah satu fauna yang menarik perhatian adalah hiu karpet berbintik. Hewan endemis laut Indonesia ini terkenal hingga mancanegara. Hiu karpet berbintik dapat menarik perhatian karena memiliki corak tubuh yang cantik. Ia memiliki warna kulit berwarna coklat dan berbintik seperti macan tutul. Pola-pola yang tersebar ke seluruh tubuhnya berbentuk bulat tidak sempurna dan berwarna hitam. Tentu penampakannya tidak semenakutkan hiu pada umumnya.

Hiu karpet berbintik memiliki tubuh menyerupai karpet dan tidak berbeda jauh dengan hiu kebanyakan. Ia memiliki mulut yang tidak terlalu mancung, sirip pada bagian samping, dan dua sirip pada bagian punggung khas hiu kebanyakan. Hiu yang masuk dalam famili Hemiscyllidae ini memiliki nama ilmiah Hemiscyllium freycineti dan termasuk ke dalam jenis hiu bambu.

Panjang maksimal ukuran hewan ini kurang lebih 46 cm. Biasanya hiu ini memakan hewan kecil jenis invertebrata, seperti serangga, ubur-ubur, cacing tanah, dan lainnya. Walaupun berukuran kecil dan memakan jenis hewan kecil, namun hiu karpet berbintik tetap tidak boleh dipandang sebelah mata loh! Ia pun dapat memangsa hewan dengan ukuran jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Hiu ini berenang di laut dangkal, kita dapat menemukannya di kedalaman 0 hingga 12 meter di bawah permukaan laut. Habitatnya di laut dangkal yang penuh dengan terumbu karang, rumput laut, dan pasir. Walaupun begitu, kita akan sedikit sulit menemukan hiu karpet berbintik, karena kebiasaannya menyamar di antara terumbu karang.

Sayangnya, hiu yang mulai dikenal pada 2003 ini diperkirakan akan punah pada 10 tahun mendatang. Kini hiu karpet berbintik termasuk ke dalam hewan yang dilindungi. Bahkan sudah terdaftar dalam World Wildlife Fund (WWF) sebagai hewan yang terancam punah. Hal ini disebabkan penangkapan hiu besar-besaran dan kerusakan ekosistem terumbu karang, rumah bagi hiu karpet berbintik. Banyak orang tidak bertanggung jawab yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak, sehingga terumbu karang hancur dan terjadi pencemaran air laut. Tak hanya itu, karena dikenal memiliki harga yang mahal, pemburuan hiu karpet berbintik terus meningkat, tak heran jumlahnya kini semakin sedikit.

Tugas kita adalah selalu menjaga habitatnya dan tidak menjadi bagian dari rantai perburuan hiu. Jangan sampai 10 tahun lagi hiu karpet berbintik menjadi legenda semata ya!

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved