Search
Close this search box.
EcoStory

Catatan Perjalanan: Kampung Terakhir Tanah Papua Sebelum Halmahera

Bagikan Tulisan
Pulau Der tampak dari atas. (Doc.EcoNusa/Kei Miyamoto)

Tanggal 23 Oktober 2020 pagi, kami tiba di Kampung Der, di kepulauan Kofiau yang masuk Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kami menempuh perjalanan sekitar 12 jam dari Pelabuhan Sorong. Kampung ini masih jauh dari jangkauan perkembangan pariwisata Raja Ampat yang sudah mendunia. Bukan karena Kampung Der dan Kepulauan Kofiau kalah indah dibandingkan dengan wilayah lainnya di Raja Ampat, namun karena akses yang sangat terbatas ke wilayah ini. Kepulauan Kofiau punya keindahan yang tidak kalah dibanding tempat lain di Raja Ampat. Bahkan Kofiau punya banyak keunikan. Saya tidak akan bercerita tentang indahnya Kofiau, karena saya ingin Anda datang sendiri untuk melihat dan mengaguminya.

Sebelumnya kami singgah sebentar di Kampung Solol di Pulau Salawati, Selat Sagawin. Masyarakat di kampung ini sangat antusias  menyambut kedatangan kami. Saya singgah  untuk melihat perkembangan Stasiun Pertanian yang dibangun oleh LSM Bentara Papua. Ini adalah sister organization EcoNusa. Lembaga ini saya dirikan 8 tahun lalu untuk mendorong generasi muda Papua berkarya di masyarakat. Stasiun ini mulai dibangun tahun lalu. Walau pembangunannya baru 30 persen, stasiun ini sudah berkegiatan. Harapannya, ke depan akan menjadi pangkalan belajar masyarakat untuk ketahanan pangan dan pengelolaan hutan berkelanjutan serta menjangkau kampung-kampung lain di wilayah pulau Salawati dan Batanta. Saya menaruh harapan besar untuk stasiun ini.

Tak terasa perjalanan di laut teduh semalaman sudah sampai tujuan. Hari masih pagi di Kampung Der. Kami sudah sibuk untuk mempersiapkan barang-barang untuk kegiatan hari ini. Tidak seperti “orang kantoran” yang sangat runut dan nurut dengan jam kerja 9-5, aktivitas di kapal mengikuti alur “daily life”. dengan Semua taat aturan dan jadwal yang disepakati. Anggota tim sudah bangun sejak pukul 6 pagi. Bahkan ada yang bangun lebih awal dan sudah menikmati kopinya masing-masing sambil menikmati pagi cerah dari atas kapal. 

Sebagian anggota tim lainnya terlihat membersihkan kapal. Ada yang menikmati sarapan nasi goreng yang disiapkan oleh juru masak kapal. Sebagian lainnya mempersiapkan speedboat yang akan digunakan untuk mobilitas team yang akan ke kampung. Kapal kami tidak bersandar di pelabuhan untuk menghindari kontak lebih banyak dengan daratan sebagai upaya pencegahan COVID-19. Sejak pagi anggota tim bersama tim medis mulai mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke kampung yang meliputi obat-obatan dan alat penyuluhan kesehatan. Sementara itu, tim dokumentasi kami mulai mempersiapkan peralatan mereka.

Setelah briefing  pukul 8 pagi, Tim sudah mulai bersiap untuk ke Kampung Der. Di Kampung ini kami melakukan penyuluhan kesehatan termasuk COVID-19, pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat termasuk memberikan pengobatan dasar jika ada yang membutuhkan. Kami juga  mendokumentasikan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari termasuk interaksi mereka dengan sumber-sumber penghidupan lokal.

Pukul 9 pagi, dokter dan tim kami telah sibuk bersama masyarakat untuk memberikan pengetahuan umum terkait kesehatan dan COVID-19 yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan. Penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan berlangsung hingga makan siang.Setelah itu ada penyerahan alat pelindung diri kepada petugas kesehatan puskesmas. Dalam penyuluhan kesehatan ada diskusi tentang bagaimana masyarakat hidup berkelanjutan dalam masa-masa COVID yang dalam 7 bulan terakhir dengan tidak adanya akses ke kota. Tim kami juga mendokumentasikan bagaimana masyarakat memproduksi sagu untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari.

Kegiatan berakhir sore hari setelah makan siang dilakukan bersama masyarakat. Tim kembali ke kapal untuk kemudian bersiap melanjutkan perjalanan ke pulau Halmahera. Perjalanan ke pulau Halmahera kami tempuh selama kurang lebih 20 Jam. Semoga cuaca laut bersama kami.

Bustar Maitar

CEO EcoNusa & Tim Leader Ekspedisi Maluku EcoNusa

Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved