
Kampung Wersar dan Kampung Tapiri yang terletak di Sorong Selatan, Papua Barat Daya merupakan salah satu kampung dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Salah satu hasil kebun yang sangat umum dan tumbuh baik di kawasan ini adalah pisang. Pisang tidak hanya menjadi bahan pangan pokok harian masyarakat, tetapi juga berpotensi besar dikembangkan menjadi produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
Kampung Wersar dan Kampung Tapiri didiami oleh masyarakat adat sub suku Tehit Mlaqya. Masyarakat sudah membentuk kelompok pengolahan keripik pisang yang sebagian besar adalah perempuan. Namun, dalam praktiknya, kelompok ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti minimnya pengetahuan teknis tentang proses pengolahan yang baik dan benar, belum tersedianya standar kebersihan dan keamanan pangan dalam produksi, keterbatasan dalam desain pengemasan dan pelabelan produk, dan tidak adanya strategi pemasaran yang sistematis.
Baca Juga: Bertemu Komite II DPD, Masyarakat Berharap Penetapan Hutan Adat
Melihat kondisi ini, Yayasan EcoNusa memberikan pelatihan peningkatan kapasitas untuk kelompok pengolahan keripik pisang pada 25-26 April 2025. Dengan peningkatan kapasitas tersebut, diharapkan kelompok pengolah keripik pisang mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas, menarik secara tampilan, serta mampu bersaing di pasar lokal maupun lebih luas. Hampir 50 orang warga, baik perempuan dan laki-laki, mengikuti pelatihan tersebut. Ini menunjukkan semangat dan inisiatif yang tinggi untuk mengembangkan usaha rumahan berbasis pangan lokal.
Selama dua hari pelatihan yang diadakan di Kantor Kampung Tapiri, masyarakat belajar mulai dari hal dasar produksi keripik pisang, seperti kebersihan saat mengolah pisang sehingga keripik yang dihasilkan higienis, cara menggoreng agar menghasilkan keripik yang renyah, memberikan aneka rasa pada keripik, hingga keterampilan manajerial seperti pencatatan keuangan, penghitungan biaya produksi, serta perencanaan usaha.
Baca Juga: Warga Wersar dan Tapiri Belajar Bertani Semi Modern di Sekolah Kampung
Masyarakat antusias mengikuti pelatihan tersebut. “Kami sangat menyambut baik dan berterima kasih atas dukungan dari EcoNusa untuk memfasilitasi kelompok usaha dalam pelatihan pengolahan pisang menjadi keripik pisang yang memiliki daya saing dan daya jual yang cukup baik di pasaran dengan varian rasa yang menarik,” kata Silpa Konjol, salah satu mama yang mengikuti pelatihan tersebut.
Dalam dua hari pelatihan tersebut, kami juga berdiskusi dengan masyarakat. Dari sini, kami memetakan beberapa hal kendala yang masih dihadapi, antara lain, masyarakat belum mengidentifikasi jumlah ketersediaan pisang yang menjadi bahan baku, belum ada modal awal, belum ada rumah produksi, dan belum ada daftar pasar lokal yang bisa menyalurkan hasil produksi masyarakat.
Perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Dinas Perindagkop Sorong Selatan untuk membahas hal ini. Juga merumuskan perencanaan yang lebih matang dari produksi hingga pemasaran. Sehingga pengembangan usaha keripik pisang ini dapat berkontribusi terhadap penguatan ekonomi masyarakat adat secara kolektif, pemberdayaan perempuan, dan pelestarian pengetahuan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Editor: Nur Alfiyah