Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
West Papua : Covid-19 Response Expedition
 14 September 2020 - 29 September 2020
 Papua Barat
Selesai

Pandemi Covid-19 sampai ke Tanah Papua. Sejak Maret sampai 9 September 2020, sebanyak 941 orang terjangkit penyakit tersebut di Papua Barat. Wabah itu membuat pariwisata di Raja Ampat mati suri. Yayasan EcoNusa melakukan Covid-19 Response Expedition untuk memberikan dukungan kepada masyarakat. Selama 15 hari kami mengunjungi 12 kampung, termasuk yang sulit dijangkau, untuk memberikan edukasi pencegahan Covid-19, membagikan alat pelindung diri, memberikan penyuluhan tentang pertanian organik, dan memberikan bantuan bagi ekowisata yang terdampak pandemi.

Rencana Perjalanan

Sejak pendemi melanda, Arefi Timur sepi oleh wisatawan. Banyak penginapan menjadi rusak. Masyarakat pun beralih bertani untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. EcoNusa memberikan edukasi perihal Covid-19, melakukan pemeriksaan gratis, dan menyerahkan bantuan berupa alat pelindung diri. Untuk memperbaiki homestay, EcoNusa berinisiatif memberdayakan masyarakat untuk membuat atap dan dinding dari daun bobo (daun nipah). Sebagian dimanfaatkan untuk memperbaiki penginapan di kampung tersebut. Tim EcoNusa juga memberikan penyuluhan pertanian, membagikan bantuan berupa pupuk, benih sayuran, dan alat pertanian.

Bantuan peralatan pertanian untuk mendukung kegiatan berkebun masyarakat Raja Ampat. (Dok. EcoNusa)

Dokter adalah pemandangan langka di Kampung Urbinasopen. Warga kampung hanya mengandalkan mantri dan puskesmas jika mengalami masalah kesehatan. Jika membutuhkan pertolongan dokter, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam ke Waisai atau Sorong dengan perahu. EcoNusa memberikan pemeriksaan kesehatan gratis di Urbinasopen. Para warga gembira karena akhirnya ada dokter yang datang ke kampung tersebut. Terakhir kali dokter datang ke Urbinasopen lebih dari setahun yang lalu.

Tim medis EcoNusa Covid-19 Response Raja Ampat melakukan operasi kecil pada jari Evelin yang terkena mata ikan, warga Urbinasopen, Raja Ampat. (Dok. EcoNusa)

  Baca juga: Kampung Urbinasopen Perlu Edukasi Kesehatan

Hutan Saporkren dikenal sebagai habitat dari lima spesies burung endemik Pulau Waigeo, termasuk tiga jenis cendrawasih. Keberadaan burung ini menjadi salah satu tujuan wisata ke Raja Ampat. Namun sejak pandemi, wisatawan tak datang ke kampung ini. EcoNusa datang ke kampung Saporken untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat, dan melakukan penyuluhan pertanian. Bersama Asosiasi Homestay Raja Ampat, EcoNusa juga memberikan dukungan berupa daun “bobo” untuk memperbaiki dinding dan atap homestay milik masyarakat adat.

Pembagian masker gratis di SD YPK Getsemani. (Dok. EcoNusa)

 

Baca juga: Sumber Penghidupan Baru di Hutan Saporkren.

Separuh lebih penduduk Yenbuba menggantungkan hidup pada pariwisata. Namun pandemi membuat mereka harus beradaptasi, termasuk kembali berkebun di hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup. EcoNusa datang ke kampung Yenbuba untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat, dan melakukan penyuluhan pertanian. Bersama Asosiasi Homestay Raja Ampat, EcoNusa juga memberikan dukungan berupa daun nipah untuk memperbaiki dinding dan atap homestay milik masyarakat adat.

Gapura memasuki kampung Yenbuba (Dok. EcoNusa)

 

Baca juga: Kewaspadaan di Kampung Yenbuba

Pandemi juga memaksa warga Kampung Sawinggrai untuk beradaptasi. Mereka kembali bercocok tanam dengan melakukan ladang berpindah. Namun tanah mereka tidak cukup subur. Para mama menanyakan solusinya kepada penyuluh pertanian dari tim Covid-19 Response Expedition EcoNusa. Tim memberikan edukasi tentang pertanian organik. Tim juga melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat, serta memberikan dukungan berupa daun nipah untuk memperbaiki dinding dan atap homestay milik masyarakat adat.

Mama Tabita Rumbewas mengambil betatas dan kasbi dari lahan kebunnya di Kampung Sawinggrai, Distrik Meos Mansar, Papua Barat (Muhammad Syukron Makmun/Yayasan EcoNusa)

 

Baca juga: Warga Sawinggrai: Homestay Sepi, Berkebun Hidup Kembali

Arborek biasanya ramai oleh wisatawan. Warga juga terbiasa memenuhi kebutuhan harian mereka, seperti beras dan sayuran, dengan membeli di Waisai dan Sorong ketika akan menjemput turis. Namun sejak pandemi, kampung ini sepi oleh pengunjung sehingga warga kembali berkebun. Tim EcoNusa datang untuk memberikan edukasi tentang pertanian organik, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Serta memberikan dukungan berupa daun nipah untuk memperbaiki dinding dan atap homestay milik masyarakat.

Saat bekerja menganyam kerajinan pun, mama-mama di kampung Arborek tetap disiplin memakai masker. (Dok. EcoNusa)

  Baca juga: Tak Ada Wisata di Arborek, Kasbi pun Jadi

Selpele berdekatan dengan Wayag yang menjadi ikon wisata di Raja Ampat. Sebagian warga Selpele yang ikut mencari nafkah dari wisata di Wayag. Ketika pandemi datang, mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru ini. Tim Ekspedisi datang untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik dan memberikan dukungan berupa bibit, pupuk, dan peralatan pertanian.

Ibu-ibu di kampung Selpele menyambut tamu istimewa di kampung mereka dengan kesenian suling tambur. (Dok. EcoNusa)

Baca juga: Masyarakat Selpele Derita Penyakit Kulit di Tengah Pandemi

Manyaifun berjarak tiga jam dari Wayag. Pulau ini juga dikenal sebagai daerah asal senat, yakni tikar serbaguna khas Raja Ampat. Warga Manyaifun mandiri secara pangan, mereka bekerja sebagai nelayan dan petani kebun. Tim Ekspedisi datang untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik dan memberikan dukungan berupa peralatan pertanian.

Masyarakat Manyaifun menerima dukungan alat pertanian dari tim EcoNusa (Dok. EcoNusa)

Baca juga: Kelompok Tani di Manyaifun

Saukabu memiliki gua bernama Bon Swawen. Gua ini disebut-sebut sebagai gua terindah di Kepulauan Fam, namun belum banyak diketahui oleh wisatawan. Tim Ekspedisi datang ke Saukabu untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik serta memberikan dukungan berupa peralatan pertanian.

Tim EcoNusa Covid-19 Response memberikan bantuan peralatan pertanian organik untuk ketahanan pangan kepada perwakilan masyarakat setempat. (Dok. EcoNusa)

Baca juga: Kelompok Tani di Manyaifun

Kaliam terletak di Pulau Salawati yang berada di seberang Sorong, Papua Barat. EcoNusa mendatangi Kaliam untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik serta memberikan dukungan berupa peralatan pertanian.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan Melawan Pandemi

Kampung Solol bertetangga dengan Kaliam. Tim EcoNusa hadir di Solol untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik serta memberikan dukungan berupa peralatan pertanian.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan Melawan Pandemi

Kampung Amdui dapat ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan laut dari pelabuhan Kota Sorong, Papua Barat. Amdui yang berada di Selat Dampier tersebut berstatus sebagai Kampung Konservasi yang menerapkan aturan Kelola Perikanan Adat (KPA). Tim EcoNusa hadir di Amdui untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat. Juga memberikan penyuluhan tentang pertanian organik serta memberikan dukungan berupa peralatan pertanian.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan Melawan Pandemi

Dari Raja Ampat, Papua Barat, tim Covid-19 Response Expedition EcoNusa menyeberang ke Pulau Halmahera, Maluku Utara. Tim bekerjasama dengan Perkumpulan PakaTiva mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo untuk memberikan alat pelindung diri (APD) kepada petugas kebersihan. Meski tidak menangani pasien, para petugas cleaning serice ini berpotensi tertular dan menulari Covid-19.

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Dari Halmahera Utara, tim Covid-19 Response Expedition berlayar ke Tidore. Tim mendatangi Kelurahan Sirongo Folaraha yang semula terdiri dari dua desa, yakni Desa Sirongo dan Desa Folaraha. Tim EcoNusa hadir di kelurahan tersebut untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat bersama Perkumpulan PakaTiva dan tenaga kesehatan dari Komunitas Mayana Tidore.

Penyuluhan kesehatan di Kalaodi, Tidore, 19 September 2020 lalu (dok. EcoNusa).

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Sebagian penduduk Jiko Cobo bermata pencarian sebagai adalah nelayan. Untuk menuju kelurahan tersebut, bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan jalur darat yang menanjak atau bisa lewat jalur laut. Tim EcoNusa hadir di kelurahan tersebut untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat bersama Perkumpulan PakaTiva dan tenaga kesehatan dari Komunitas Mayana Tidore.

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Gambesi berada di Kota Ternate. Di kelurahan ini terdapat Universitas Khairun, salah satu universitas negeri di kawasan Indonesia Timur. Tim EcoNusa hadir di kelurahan tersebut untuk memberikan edukasi seputar Covid-19, melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan membagikan obat sesuai kebutuhan masyarakat bersama Perkumpulan PakaTiva di Puskesmas Gambesi.

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Selain di Maluku Utara, tim Covid-19 Response Expedition juga bergerak ke Maluku. EcoNusa berlayar ke Kabupaten Seram Bagian Barat. Di sini tim mendatangi beberapa pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk memberikan dukungan berupa alat pelindung diri (APD). Tim datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Piru, Puskesmas di Kecamatan Seram Barat, Puskesmas Taniwel, Puskesmas di wilayah Kecamatan Huamual Belakang, Puskesmas Kairatu, Puskesmas Amalatu, Puskesmas Elpaputih, Puskesmas Taniwel, dan Puskesmas Kairatu Barat.

Penyerahan dukungan kesehatan di fasilitas kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. (Doc.EcoNusa)

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Menutup ekspedisi, tim datang ke Ibu Kota Provinsi Maluku, Ambon. Tim datang untuk memberikan dukungan berupa alat pelindung diri (APD) ke Rumah Sakit Umu Daerah Dr. M. Haulussy. Pada Mei 2020, rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut sempat tutup selama dua minggu karena sebanyak 32 tenaga kesehatannya terinfeksi penyakit baru tersebut

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Papua Barat : Tim Ekspedisi Covid-19 Response

Berikut adalah Tim yang bergabung dalam ekspedisi:
Bustar_resized

Bustar Maitar

CEO EcoNusa

cory__resized

Cory Adriani Kapa

Project Leader (Program Operation Associate EcoNusa)

yuliastuti_resized

Yuliastuti

Project Assistant (Project Assistant EcoNusa)

Samuel Wospakrik

Programme Associate (Community Development Officer at Manokwari Office, EcoNusa)

Matheos Yacobus Rayar

Programme Associate (Community Development Officer at Kaimana Office, EcoNusa)

Novie Sartyawan

Produser Dokumentasi (Video Producer)

dr. Lalu Rahmat Yuanda Aji

Dokter

Destyana

Perawat

Jemima Desi Wanma

Penyuluh Pertanian

Utreks Hembring

Penyuluh Pertanian Organik

Mohamad Chafiz

Videografer

Marco Maliq Hafiedz

Relawan Umum dan Logistik

#EkspedisiEcoNusa

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved