Kegiatan Kewang Muda Maluku 2022 telah berlangsung dengan sukses pada tanggal 27-29 Mei 2022 di Kampung Laga, Pulau Gunung Api, Kepulauan Banda. Sebanyak 20 anak muda dari berbagai daerah di Maluku, seperti Kota Ambon, Kepulauan Banda, Maluku Barat Daya, Tual, dan Dobo mengikuti berbagai rangkaian kegiatan dengan antusias.
Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, program yang diadakan oleh Yayasan EcoNusa ini, kali ini berkolaborasi bersama Moluccas Coastal Centre bertujuan untuk mengajak para anak muda Maluku menjadi diplomat lingkungan yang meneruskan semangat kewang. Bagi yang belum tahu, kewang adalah penjaga lingkungan yang dimiliki oleh masyarakat adat Maluku sejak zaman dahulu. Kalau mau tahu lebih banyak tentang kewang, kamu bisa baca di sini, ya!
Ajang memperoleh banyak ilmu baru dengan menyenangkan
Selama 3 hari, para peserta dibekali pelatihan dengan berbagai macam topik yang dibutuhkan bagi seorang diplomat lingkungan. Pertama-tama, tentu saja penting bagi para peserta untuk belajar mengenai lingkungan secara lebih lanjut. Untuk materi tentang lingkungan, hadir para narasumber yang telah berpengalaman di bidang ini.
Ada Opa Eliza Kissya dari Negeri Haruku, yang adalah seorang kewang di Maluku. Opa Eli menjelaskan tentang asal usul kewang yang berasal dari sebutan para leluhur tentang hutan atau ewang. Kemudian, ada juga dosen Universitas Pattimura, Dr. James Abrahamsz, S.Pi, M.Si yang mengisi materi bertema Krisis Ekologi. Selanjutnya, Mikha Ganobal, aktivis lingkungan yang dikenal dengan tagar Save Aru turut menceritakan pengalamannya dalam melakukan kampanye penyelamatan hutan. Tak ketinggalan, Georgie Manuhuwa, seorang aktivis kebersihan lingkungan dari Ambon membagikan pengalamannya dalam membuat ecobrick dan mendaur ulang kertas.
Tak hanya sekadar mendengarkan penjelasan dari narasumber, kedua puluh peserta pun selalu aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang ada. Misalnya adalah dengan menjelaskan ide mereka untuk memberikan solusi terhadap krisis ekologi. Arya, misalnya, memberikan usul untuk membuat transplantasi karang atau karang buatan dari tempurung kelapa dan semen. Lalu ada pula Rahman yang menjelaskan pentingnya menghilangkan budaya ‘panas-panas tai ayam’ saat melakukan aksi, yaitu kebiasaan semangat melakukan aksi hanya di awal saja. Menurutnya, dalam melakukan aksi kita harus bisa berkomitmen untuk melakukannya secara berkelanjutan.
Selain mendapatkan materi tentang lingkungan, para peserta juga mendapatkan pembekalan yang bersifat praktis, yaitu kemampuan berkomunikasi. Kelas ini dibawakan oleh Nugie Lukas dari Yayasan Econusa dengan asyik. Bahkan, para peserta pun diajak untuk bermain games yang akan menguji kemampuan berkomunikasi mereka.
Aksi para Kewang Muda
Dari kegiatan Kewang Muda Maluku 2022 ini, output yang diharapkan adalah para peserta dapat benar-benar merencanakan dan mengimplementasikan aksi bagi lingkungan di daerahnya masing-masing. Berkaca dari pengalaman para Kewang Muda tahun sebelumnya, ada berbagai aksi yang dapat dilakukan. Seperti misalnya yang dilakukan oleh Vida, alumni Kewang Muda Maluku 2021. Ia mengadakan program Sevav Save Nature, yaitu mengajak para warga sekitar Desa Ohoidertom, Maluku untuk menanam mangrove bersama. Lalu ada pula kegiatan workshop membuat ecobrick di Dobo, Maluku yang diadakan oleh Vento dan Steve.
Tak mau ketinggalan dengan para Kewang Muda dari tahun sebelumnya, para Kewang Muda tahun ini pun segera melakukan aksi setelah berakhirnya kegiatan. Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2022, mereka menyelenggarakan Aksi Bersih Lingkungan di 6 titik di Banda Neira. Melalui aksi ini, mereka mengajak masyarakat umum untuk terus memperhatikan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Keren banget, ya!
Kira-kira setelah aksi ini akan ada aksi apa lagi ya yang akan dilakukan oleh para peserta Kewang Muda Maluku 2022?