Greta Thunberg berapi-api ketika berbicara pada sebuah forum dunia yang mengkritik tentang perubahan iklim. Apa yang disampaikannya membuat kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita hanya memikirkan diri sendiri dan tidak menyadari bahwa iklim saat ini tidak dalam keadaan yang baik-baik saja? Berangkat dari permenungan itulah, muncul pemikiran bahwa untuk melindungi lingkungan hidup, membutuhkan aksi nyata yang berdampak secara langsung, setidaknya di lingkungan sekitar kita. Kegelisahan ini yang membuat beberapa anak muda asal Sorong yang merupakan alumni School of Eco diplomacy (SED) EcoNusa bergerak untuk melakukan aksi peduli lingkungan hidup di Kota Sorong.
Sebagaimana anak-anak muda yang lahir dan besar di Sorong, rasa cinta pada Sorong dengan segala keindahannya membawa harapan besar agar kota ini menjadi kota yang hijau dan bebas dari sampah. Bertahun-tahun silam, lingkungan di sekitar pemukiman atau di sudut-sudut Kota Sorong bisa dikatakan jauh dari tumpukan sampah. Bahkan pemandangan sampah yang kotor tidak nampak di depan mata.
Tetapi, kini kondisi Kota Sorong berbeda. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dikutip dari Detik.com, Kota Sorong termasuk salah satu kota paling kotor di Indonesia dengan kategori sedang. Padahal, Sorong merupakan pintu gerbang yang menghubungkan berbagai penjuru wilayah di Papua Barat. Tak terkecuali berbagai lokasi di Raja Ampat yang merupakan destinasi wisata dunia, dan juga di Papua. Selain Sorong, Kota Waisai di Raja Ampat juga tercatat sebagai salah satu kota yang paling kotor oleh sampah, meski dalam kategori kecil.
Kondisi lingkungan Kota Sorong yang tercemar sampah ini seolah menjadi peringatan bagi warga di Kota Sorong untuk tidak menutup mata dan melakukan upaya agar lingkungan Kota Sorong kembali bersih dan indah. Tak dapat dipungkiri bahwa kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka kurang mendapat edukasi soal sampah. Inilah yang menjadi salah satu pemicu tercemarnya Kota Sorong oleh sampah. Seperti yang sudah dilakukan oleh Greta, anak-anak muda alumni School of Eco Diplomacy (SED) menginisiasi sebuah aksi bernama Sorong Peduli Sampah.
Sorong Peduli Sampah adalah sebuah aksi komunitas yang beranggotakan anak-anak muda Sorong alumni SED EcoNusa dan anak-anak muda pecinta alam. Mereka mengampanyekan pentingnya kepedulian masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan yang disebarkan secara virtual melalui media sosial dengan tagar #genpedulisampah.
Komunitas Sorong Peduli Sampah juga tengah menyelenggarakan lomba foto dan video tentang pentingnya kebersihan yang menyasar kaum muda. Harapannya, kreasi foto dan video dari anak muda dapat turut mengajak banyak orang, terutama kaum muda di Kota Sorong agar terlibat dalam aksi yang nyata untuk lebih peduli pada lingkungan Kota Sorong. Aksi ini menyasar wilayah-wilayah yang dipenuhi sampah dan bekerjasama untuk membersihkan sampah yang ditemui melalui aksi-aksi individu maupun berkelompok.
Selain bersih sampah, komunitas Sorong Peduli Sampah juga memberikan edukasi tentang pentingnya daur ulang sampah seperti yang dilakukan oleh Bank Sampah Sorong Raya yang juga beraksi bersama Sorong Peduli Sampah. Tujuannya agar lebih banyak masyarakat setempat yang menyadari bahwa Kota Sorong perlu penanganan sampah secara serius. Dalam hal ini, masyarakat memiliki andil besar untuk mewujudkan Sorong sebagai kota yang bebas sampah.
”Saya percaya apa yang dianugerahkan Tuhan harus dijaga sebaik-baiknya. Menjaga bumi dari sampah sama seperti kita menjaga rumah kita sendiri. Mengikuti lomba ini, membuat kita sebagai anak muda sadar bahwa peran kita sangat berarti bagi sekitar. Kaum muda seperti kita ini adalah kaum tengah. Kita adalah contoh untuk adik-adik kita dan kita juga adalah masa depan yang melanjutkan kepedulian pada lingkungan yang telah lebih dulu dilakukan orang-orang yang lebih tua. Jadi, mari kita jaga lingkungan bersama-sama demi kelangsungan hidup yang lebih baik, terutama di Sorong ini,” ungkap Sitna Devi, salah satu peserta yang ikut dalam lomba foto dan video Sorong Peduli Sampah. Sitna yakin bahwa menjaga lingkungan sama halnya seperti menjaga rumah sendiri.
Sampah plastik mendominasi temuan dalam aksi bersih sampah di Sorong. Sampah plastik juga banyak dijadikan tema dalam lomba yang diselenggarakan. Menyedihkan, namun nyatanya sampah plastik memang menjadi ancaman besar, baik di Kota Sorong sendiri maupun Indonesia secara luas. Menurut Euromonitor yang dikutip dari Merdeka.com, Indonesia pun menjadi salah satu dari lima negara yang menjadi pengguna kemasan plastik sekali pakai terbesar di dunia. Untuk menularkan kesadaran ancaman sampah plastik, Sorong Peduli Sampah juga mengampanyekan penggunaan tumbler sebagai wadah minum tanpa harus membeli air mineral kemasan. Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas ini berharap kampanye-kampanye ini akan turut memberikan wawasan kepada anak muda lainnya untuk lebih bijak dalam penggunaan kemasan plastik.
Kaum muda memiliki kewajiban menjaga lingkungan. Tanpa kontribusi dari anak muda, persoalan sampah akan menjadi beban bagi anak cucu ke depan. Menjaga lingkungan adalah tugas bersama, baik generasi muda maupun generasi yang lebih tua, masyarakat maupun pemerintah. Perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi persoalan sampah, termasuk di Kota Sorong.
Mengutip Greta, ”The eyes of all future generations are upon you. And if you choose to fail us, I say- we will never forgive you.”
“Mata semua generasi masa depan tertuju pada kalian. Dan jika kalian (para pengambil kebijakan) mengecewakan kami, saya katakan bahwa kami tidak akan pernah memaafkan kalian.”
** Penulis adalah alumni dari SED Dasar Sorong, kuliah di salah satu kampus negeri di Sorong dan sedang menyelesaikan skripsi.
Editor: Leo Wahyudi & V. Arnila Wulandani