Search
Close this search box.
EcoStory

Pohon Sowang, Bahan Utama Rumah Panggung Sentani yang Kian Hilang

Bagikan Tulisan

Rumah panggung milik etnis Sentani di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. (Foto: AMAN)

Rumah panggung milik masyarakat terlihat kokoh berdiri di atas danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, ternyata pohon sowang adalah bahan utama rumah panggung di Sentani. Tradisi membangun rumah panggung sebagai hunian maupun rumah adat ini sudah dilakukan secara turun temurun bertahun-tahun oleh masyarakat etnis Sentani. 

Bukan tanpa sebab mereka membangun rumah panggung di atas danau. Salah satu alasannya adalah agar mudah mengakses air bersih langsung dari danau, lebih dekat ke sumber makanan yakni pohon sagu yang ada di pinggir danau serta agar mudah menangkap ikan dan siput.

Baca juga: Sagu yang Menghidupi Masyarakat Sekitar Danau Sentani

Keunggulan Pohon Sowang untuk Bahan Utama Rumah Panggung

Rumah tinggal masyarakat Sentani biasanya dihuni turun-temurun dari sebuah keluarga, karenanya dibutuhkan bahan dan material yang kokoh dan tahan rendaman air dalam waktu yang lama. Pohon sowang adalah kayu andalan masyarakat untuk membangun rumah panggung dan rumah adat.

Masyarakat Sentani dan masyarakat Tabi pada umumnya menggunakan pohon sowang atau Xanthostemon novoguineensis sebagai bahan utama rumah panggung . Jenis kayu sowang adalah jenis yang cocok dan kokoh untuk dijadikan tiang rumah. Selain karena sowang adalah tumbuhan asli di wilayah pegunungan Cycloop, kayu sowang juga punya banyak keunggulan dibanding kayu lainnya.  

Salah satu yang terbaik adalah daya tahan alami kayu ini. Sowang memiliki kandungan ekstraktif yang bersifat toksik terhadap serangan organisme seperti cendawan, rayap dan penggerek kayu di laut. Keawetan alaminya telah diuji dengan grave yard test, uji pengumpanan faktor perusak biologis di laboratorium dan juga telah diujikan penggerek kayu di laut. Menurut penelitian Jamlean (1999) dan Manase (2000), kayu sowang yang dipergunakan sebagai tiang rumah panggung dapat bertahan lebih dari 50 tahun. Selain itu, menurut hasil penelitian Wilujeng tahun 2010, tumbuhan sowang juga tahan terhadap api sehingga banyak digunakan masyarakat saat ini sebagai arang dalam bisnis rumah makan.

Jika ditelisik, pohon sowang tersebar di wilayah Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, terutama di sekitar pegunungan Cycloop, hingga ketinggian 450 mdpl. Tinggi pohon dapat mencapai 40 meter dengan diameter 80 cm dan tergolong kayu yang kuat dengan angka bobot jenis yang tinggi. 

pohon sowang bahan utama rumah Sentani

Sekolah adat yang dibuat dari pohon sowang, di Sentani, Jayapura. (Foto: AMAN)

Populasi Pohon Sowang Semakin Menyusut

Tumbuhan sowang merupakan salah satu spesies endemik Papua dengan data ilmiah yang sangat terbatas. Tumbuhan ini dilaporkan semakin sulit dijumpai. Ini juga yang membuat penelitian tentang kayu ini semakin jarang. Dari faktor biologis, daya regenerasi sowang termasuk rendah, sehingga berdampak pada penyusutan populasi.

Penyusutan populasi sowang di habitatnya juga disebabkan oleh aktivitas manusia yang bersifat merusak. Ini tentu mengancam peran pohon sowang bahan utama rumah di Sentani. Sowang adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang spesifik. Habitatnya berada di dataran rendah dengan ketinggian 450 mdpl. Daerah dengan ketinggian ini biasanya bebas dirambah dan dialihfungsikan menjadi kebun dan permukiman.

Dilansir Mongabay, Sri Wilujeng, seorang akademisi yang meneliti tentang sowang mengatakan bahwa, dalam daftar IUCN (The International Union for Conservation of Nature), tidak ditemukan keterangan mengenai kayu sowang, padahal jika dilihat langsung di lapangan, tumbuhan tersebut sudah sangat jarang ditemukan.

Pengunungan Cycloop, Jayapura (foto: EcoNusa)

“Selama saya buka IUCN, kayu sowang tidak terdaftar. Padahal kayu ini banyak dieksploitasi dan regenerasinya sulit sekali,” kata Sri. 

Cara Masyarakat Adat Melestarikan Pohon Sowang

Bagi masyarakat adat yang mendiami kawasan pegunungan Cycloop, kayu sowang memainkan peran penting dalam kehidupan mereka. Mereka bahkan mempunyai zona ekologi tradisional yang telah diatur berdasarkan hukum adat. Contohnya adalah proses penebangan kayu yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Masyarakat sudah mengetahui pohon mana yang boleh ditebang dan dimanfaatkan kayunya dan pohon yang dilarang untuk ditebang.  

Baca juga: Pendekatan Budaya untuk Selamatkan Tanah Papua

Menjaga kelestarian tumbuhan sowang, sudah seharusnya berkaitan erat dengan kelestarian Cagar Alam Cycloop dan kelestarian tradisi masyarakat asli Sentani yang mendiami kawasan tersebut.

Editor: Friska Kalia

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved