Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Membangun Kesadaran Covid-19 di Maluku

Bagikan Tulisan
Kaka dari grup musik SLANK turut dalam Ekspedisi Maluku dan menyimulasikan protokol kesehatan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 (Dok. EcoNusa/ David Herman Jaya)

Salah satu bentuk dari misi solidaritas yang dibawa oleh Ekspedisi Maluku EcoNusa adalah dukungan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di setiap titik kampung yang dikunjungi. Hal ini diwujudkan dengan menyalurkan dukungan kesehatan melalui sejumlah Puskesmas di Provinsi Maluku.

Dukungan alat-alat kesehatan tersebut antara lain sarung tangan, masker medis, face shield, masker kain, dan alat rapid tes. EcoNusa juga mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta menyalurkan dukungan penyadartahuan pencegahan Covid-19 seperti buku saku, kalender, dan T-shirt. Dukungan kesehatan tersebut disalurkan ke sejumlah kampung di dua kabupaten, yakni Kampung Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, di Kabupaten Seram Bagian Barat dan di Negeri Haruku, Ameth, Pulau Rhun, Ay, Hatta, dan Neira di Kabupaten Maluku Tengah.

Tim medis Ekspedisi Maluku EcoNusa sedang melakukan pemeriksaan gratis kepada masyarakat di Kampung Nuruwe, Kairatu Barat. (Dok.EcoNusa/Victor Fidelis)

Rendahnya Kesadaran Masyarakat pada Penularan Covid-19

Selama kunjungan, Tim Ekspedisi Maluku EcoNusa melihat, masih banyak warga kampung-kampung tersebut yang tidak mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Banyak warga yang tidak menggunakan masker saat berkegiatan di luar rumah atau saat bertemu orang lain. Namun, dokter Syaiful Islam, Tim Medis Ekspedisi Maluku EcoNusa, mengungkapkan, Nuruwe menerapkan protokol kesehatan paling disiplin dibandingkan dengan kampung-kampung lain.

Baca juga: Ekspedisi Maluku EcoNusa Penyemantan bagi Nuruwe

“Dari semua desa yang disinggahi, Nuruwe lebih baik dalam segi penerapan protokol kesehatan. Mungkin karena Kepala Desa Nuruwe yang tegas, sehingga warganya patuh dan mau menjalankan anjuran pemerintah,” ungkap Syaiful.

Lain Nuruwe, lain lagi di Kampung Ameth, Kecamatan Nusa Laut. Sebagian warga di kampung ini meragukan keberadaan Covid-19. Ketika tim datang, kepala desa langsung meminta Tim Medis Ekspedisi Maluku EcoNusa untuk memberi penjelasan terkait keberadaan wabah tersebut agar warga teredukasi. 

“Pemerintah desa meminta kita untuk meluruskan agar warga tidak salah paham (pada Covid-19). Karena memang di Nusa Laut sebenarnya kasusnya juga banyak, tapi sudah sembuh semua,” ujar Syaiful.

Di Pulau Rhun dan Ay, Kecamatan Banda, Kepulauan Banda, keadaan lebih mengkhawatirkan lagi. Pasalnya, sejauh ini kedua wilayah tersebut sama sekali belum mendapat dukungan pencegahan Covid-19. Akibatnya, mayoritas masyarakatnya tidak memakai masker. Padahal, menurut pengakuan warga Rhun, tiga kasus positif pernah terjadi di Rhun. 

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Santi Hadina, perawat di Puskesmas Pembantu Pulau Rhun yang juga merupakan satgas Covid-19.

Baca juga: Mengembalikan Kemandirian Pangan Masyarakat di Pesisir Halmahera

“Di awal (kasus Covid-19 merebak di Maluku) memang biasa-biasa saja. Namun saat masuk bulan ketiga Covid-19 menyerang Maluku, ada tiga warga luar kampung yang waktu itu datang ke Rhun dan dinyatakan reaktif. Tiga kali menjalani rapid dan swab, hasilnya positif. Kemudian diisolasi di kota kecamatan di Banda Neira,” tutur Santi.

Santi juga menjelaskan, sejak pertama pandemi merebak sampai ada 3 kasus tersebut terjadi, belum ada bantuan pemerintah sama sekali yang masuk ke kampungnya hingga sekarang. Beruntung, ia merupakan satgas Covid-19 sehingga paham betul alur protokol kesehatan, terlebih jika ada pasien bergejala serupa Covid-19.

“Secara keseluruhan, desa yang dikunjungi rata-rata belum disiplin mematuhi protokol kesehatan Covid-19, jaga jarak dan pakai masker. Ya, mungkin untuk mengubah kebiasaan kan kita butuh waktu. Segala penyampaian harus dicerna dengan baik. Tapi sebenarnya (kesadaran) memang harus lahir dari diri mereka masing-masing,” kata Syaiful. 

Kaka Slank Turut Mengampanyekan Pencegahan Covid-19

Vokalis Grup Band Slank, Akhadi Wira Satriaji atau yang biasa disapa Kaka, yang juga turut dalam ekspedisi ini mengaku, selama mengikuti pelayaran bersama Tim Ekspedisi Maluku EcoNusa ia menemukan banyak fakta di lapangan.

“Selama perjalanan ini, jadi ikut belajar mengedukasi masyarakat di daerah pesisir, terpencil, dan pulau-pulau kecil ini lewat sosialisasi Covid-19. Ekspedisi ini bagus sekali. Banyak basic knowledge yang memang harus kita kenalkan ke masyarakat. Karena kampanye pemerintah ternyata tidak masuk sampai ke daerah-daerah pesisir dan pulau ini,” kata Kaka.

Kaka Slank sedang membantu mengangkat bantuan yang hendak diberikan kepada masyarakat di Ameth, Nusa Laut. (Dok.EcoNusa/David Herman Jaya)

Kaka juga mengungkapkan, banyak fakta mengejutkan selama mengikuti ekspedisi dan program pencegahan Covid-19 bersama tim EcoNusa. Salah satunya, ternyata pandemi tidak banyak mempengaruhi kehidupan warga. Mayoritas masyarakat juga kurang memiliki kesadaran untuk mencegah virus corona ini. Bahkan ada beberapa Puskesmas Pembantu (Pustu) di titik-titik yang didatangi ternyata belum mengetahui cara penggunaan rapid test, sementara pengecekan adalah hal dasar yang perlu diketahui oleh tim medis. Sehingga, Tim Medis EcoNusa pun mengajarkannya kepada masyarakat.

Baca juga: EcoNusa Dorong Masyarakat Halmahera Selatan Cegah COVID-19

Hal-hal dasar seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak juga belum masif diinformasikan, sehingga membangun kesadaran di wilayah-wilayah terpencil ini sangat diperlukan agar penularan dapat dicegah. 

“Tapi saya lihat di beberapa desa, masyarakatnya antusias untuk sangat pengen tahu dan mengecek kesehatan setelah dapat penjelasan. Karena virus ini kan parah kalau dia punya penyakit bawaan. Artinya, jika dia positif, lalu ada penyakit bawaan seperti asma, kan bisa berdampak bahaya juga,” ujar Kaka.

Kaka juga mengatakan bahwa selama memiliki empati yang tinggi sebagai sesama manusia, kita wajib ikut menyosialisasikan pencegahan Covid-19 kepada masyarakat yang punya keterbatasan informasi seperti di pulau-pulau terpencil ini. 

Gue hadir di ekspedisi ini, secara pribadi untuk membiarkan diri guelo gunakan gue untuk menyebarluaskan campaign kebaikan ini. Dan gue menggunakan Ekspedisi Econusa ini untuk belajar,” pungkasnya. 


Editor: V. Arnila Wulandani & Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved