EcoStory

Membangun Kemandirian Masyarakat Adat Melalui Komoditas Keladi

Bagikan Tulisan
Kemandirian masyarakat adat melalui keladi.
Masyarakat Kampung Klaflum di Sorong ramai-ramai turun untuk memanen keladi di kebun, 7 Desember 2023. (Yayasan EcoNusa/F.X. Adi Saputra)

Keladi menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat adat di Tanah Papua, selain sagu. Masyarakat biasanya menyajikannya dengan cara ditumbuk sebagai sumber karbohidrat utama atau dijadikan keripik sebagai makanan camilan. Maka tak heran jika banyak masyarakat yang menanam keladi, salah satunya warga Kampung Klaflum di Distrik Konhir, Kabupaten Sorong yang membudidayakan keladi setahun terakhir. Mereka baru saja melakukan panen raya pada Kamis, 7 Desember 2023. 

Hampir semua warga Klaflum, baik mama-mama, bapa-bapa, kakak deng adik turun ke kebun untuk memanen. Kurang lebih 2,5 ton keladi mereka tuai dari sekitar 500 pohon. Selain dibawa pulang ke rumah untuk dimakan bersama keluarga, sebagian hasil panen juga dijual. “Hasilnya untuk biaya sekolah anak-anak, juga untuk keluarga di rumah. Keladi ini memang penting untuk masyarakat Klaflum hidup,” kata Manase Malasmene, Ketua Kelompok Tani Keladi. Ini merupakan contoh kemandirian masyarakat adat melalui keladi.

Baca Juga: STS Tarsa, Bersama Membangun Kampung

Panen raya keladi di Kampung Klaflum merupakan hasil dari kegiatan Sekolah Transformasi Sosial (STS) yang diadakan Yayasan EcoNusa di Distrik Konhir pada 2022. STS merupakan salah satu program sekaligus pendekatan yang dilakukan oleh Yayasan EcoNusa dengan menggandeng pemerintah daerah untuk membangun ketahanan kampung melalui pengelolaan sumberdaya alam yang ada di kampung secara lestari dan berkelanjutan. 

Dalam pelaksanaannya, kader kampung yang ditunjuk oleh kepala kampung, ditugaskan untuk belajar mengenai untuk memetakan dan mengidentifikasi potensi kampung agar untuk dijadikan program yang memberikan manfaat berkelanjutan untuk masyarakat dan kampung. Di Klaflum, para kader STS memilih keladi untuk dikembangkan. Dengan dukungan EcoNusa, Pemerintah Kampung Klaflum, dan Pemerintah Kabupaten Sorong, warga Klaflum menanam 5.000-6.000 bibit keladi di lahan seluas sekitar 1 hektare.

Setelah satu tahun dibudidayakan, umbi keladi yang sudah bisa dipanen diambil secara bertahap untuk memastikan keberlanjutan proses penjualannya. Panen raya tersebut dihadiri oleh Plh. Bupati Sorong yang diwakili Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Sorong, Frengky Wamafma. Juga Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Eko Agata F. Tenau; Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Sorong; Wakil Ketua Klasis Malamoi, Leonardo Mainolo; Sekretaris Distrik Konhir, Yehut Gisim; Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) Distrik Konhir, Pendeta Naftali. Juga masyarakat dari Kampung Klaflum, Kampung Klamne, Kampung Tarsa, Kampung Klarin, Kampung Klafyo, Kampung Mlaron. Serta Pengusaha Keladi Sinifagu Mibi dan Tim EcoNusa.

Baca Juga: Memenuhi Gizi dari Kebun Sendiri

Frengky Wamafma mengatakan panen raya tersebut memberikan harapan karena masyarakat sudah mulai melakukan sesuatu yang baik untuk kehidupan mereka. Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong juga bersyukur atas kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan Yayasan EcoNusa sehingga masyarakat bisa meningkatkan perekonomian mereka. 

Ke depan, kata dia, Pemerintah Kabupaten Sorong akan hadir untuk memberikan dukungan, misalnya dengan memberikan penyuluhan terkait pengolahan tanah dan tanaman untuk meningkatkan hasil panen. “Kalau meningkat akan memberikan kepercayaan diri kepada masyarakat bahwa dari keladi ini kita bisa hidup,” kata Frengky. Hal ini tentu dapat mendorong kemandirian masyarakat adat melalui komoditas keladi.

Masyarakat berencana kembali menanam keladi usai panen. “Ke depan dikasih bersih dan ditanam lagi. Harapannya hasilnya bisa semakin meningkat dari sekarang,” ujar Meurets Kilmi, Sekretaris Kampung Klaflum. 

Editor: Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved