Teluk Arguni di Kaimana menyimpan potensi sumber daya alam melimpah. Udang, ikan, maupun kepiting bakau menjadi hasil alam andalan masyarakat sekitar. Tak hanya hasil laut, Teluk Arguni juga memiliki komoditas unggulan dari sektor pertanian seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, pisang, kopi, hingga rempah-rempah, yakni pala dan cengkeh.
Melimpahnya hasil komoditas alam itu tak terlepas dari keberadaan hutan mangrove yang menyelimuti kawasan ini. Luasnya hutan mangrove di Teluk Arguni membuatnya dikenal sebagai surga komoditas udang dan kepiting bakau. Selain itu, hutan primer yang mencapai 300.000 hektar juga mendukung melimpahnya hasil bumi Teluk Arguni yang menghidupi.
Baca juga: Mangrove Bintuni, Rumah Bersalin Ikan, Udang dan Kepiting
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Koperasi Kaimana, Agustitus Janoma, mengatakan, kawasan Teluk Arguni sesungguhnya memiliki potensi sumber daya alam yang amat besar. Namun, kekayaan sumber daya alam ini belum bisa menjamin kesejahteraan masyarakat lokal di sekitarnya apabila belum dikelola dengan baik. Hal tersebut disampaikannya di tengah-tengah Pelatihan Manajemen Koperasi, yang diselenggarakan EcoNusa bekerjasama dengan Bidang Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Kaimana, Agustus lalu.
Pengelolaan sumber daya alam di Teluk Arguni saat ini dilakukan oleh masyarakat melalui koperasi. Sayangnya, manajemen pengelolaan koperasi belum dilakukan secara optimal karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Padahal, koperasi memiliki landasan yang paling sesuai dengan budaya masyarakat Kaimana, yakni bergotong-royong.
Hal itulah yang kemudian menjadi latar belakang EcoNusa menginisiasi kegiatan Pelatihan Manajemen Koperasi yang ditujukan bagi para pengurus Koperasi di Kaimana. Ada 18 pengurus dari 5 koperasi di Teluk Arguni dan 6 pengurus dari 1 koperasi di Teluk Bicari Kaimana turut serta dalam pelatihan 2 hari tersebut. Para peserta pelatihan belajar tentang prinsip koperasi, manajemen koperasi, manajemen modal dan sisa hasil usaha, serta Rapat Anggota Tahunan.
Dengan pelatihan ini, harapannya mereka memiliki pemahaman serta pengetahuan para pengurus atau pengelola Koperasi dalam menjalankan usahanya secara sehat, benar, dan bertanggung jawab.
Kegiatan pelatihan ini sendiri dibuka dan dihadiri oleh Asisten I Bupati Kaimana, Luther Rumpombo. Dalam sambutannya, Luther berkata, “ Manajemen koperasi yang baik merupakan kunci pengelolaan potensi di laut maupun potensi di darat”. Namun, tantangannya, sebagian besar masyarakat di kampung belum mengerti tentang pengelolaan manajemen koperasi. Mereka rata-rata belum memahami cara mengelola uang dengan baik, terutama uang keluar dan uang masuk, serta uang untuk simpanan.
“Harapannya setelah pelatihan manajemen ini, para pengurus koperasi semakin handal dalam mengelola keuangan warga dan dapat menjalankan usaha pengelolaan komoditas secara berkelanjutan. Dengan demikian pengelolaan komoditas dari hutan dan laut semakin optimal, sehingga masyarakat akan semakin sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian ekosistem di sekelilingnya. Semangat ini harus dipertahankan,” ujar Luther.
Sedangkan Direktur Program Yayasan EcoNusa, Muhammad Farid, mengatakan, Yayasan EcoNusa telah melakukan penilaian pendahuluan komoditas unggulan di Teluk Arguni yang mengidentifikasi 11 komoditas hutan non kayu dan 12 hasil laut yang dapat dikelola oleh masyarakat. Jika dikelola secara serius melalui koperasi, komoditas-komoditas tersebut dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian ekosistem darat dan laut.
“Masyarakat pasti akan menjaga hutan dan lautnya untuk tetap menghasilkan komoditas-komoditas tersebut karena mendapatkan keuntungan langsung melalui kegiatan perdagangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, perpaduan pengetahuan lokal dan pengetahuan manajemen yang disampaikan selama pelatihan tentu dapat menjadi modal untuk memperkuat manajemen koperasi bagi pengembangan bisnis komoditas berbasis masyarakat di kampung masing-masing.
Editor: Leo Wahyudi