Search
Close this search box.
EcoStory

Ekspedisi Maluku EcoNusa: Misi Solidaritas untuk Kepulauan Maluku

Bagikan Tulisan
Tim Ekspedisi Maluku EcoNusa sedang bersiap menuju kampung perhentian pertama, Kofiau. (Dok. EcoNusa)

Kepulauan Maluku dikenal sebagai wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, baik di daratan maupun di lautan. Kearifan lokal dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Kepulauan Maluku juga masih dipegang teguh oleh masyarakatnya hingga kini. Tak heran jika keharmonisan antara manusia dan alam telah mengakar kuat dalam kehidupan keseharian masyarakatnya. 

Sejarah juga menyebutkan bahwa kekayaan alam, terutama rempahnya, berhasil menarik perhatian dunia. Hingga saat ini, praktik kearifan lokal tersebut membawa Kepulauan Maluku sebagai daerah penghasil pala dan cengkeh terbesar di Indonesia. Tak heran jika di masa lampau, wilayah Maluku diperebutkan banyak negara karena daya tarik komoditas rempah-rempahnya. Tak hanya itu, kekayaan laut Maluku membuat pemerintah menetapkan  wilayah ini sebagai lumbung ikan nasional yang berperan penting terhadap rantai pasok produksi ikan.

Sayangnya, pandemi ini berdampak besar terhadap melemahnya perputaran roda ekonomi, termasuk di Maluku dan Maluku Utara. Data resmi pemerintah pada 22 Oktober 2020 menunjukkan bahwa dari 373.109 kasus pasien terkonfirmasi, 2.180 kasus diantaranya berasal dari Maluku Utara dan 3.624 dari Maluku.

Selain soal kesehatan, salah satu dampak langsung dari pandemi yang dirasakan masyarakat adalah pemasaran hasil bumi dari kampung-kampung penghasil komoditas utama menurun drastis. Pembatasan transportasi dan penurunan daya beli masyarakat di kota menjadi salah satu penyebabnya. Produk minyak kelapa murni yang dikembangkan masyarakat kampung di Maluku Utara bersama Perkumpulan PakaTiva dan didukung oleh EcoNusa pun mengalami hal serupa. Stok minyak kelapa kini menumpuk karena rendahnya permintaan pasar. 

Berangkat dari keresahan itu, EcoNusa berkomitmen turut mendukung kemandirian pengelolaan sumber daya alam dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan, membangun ketahanan pangan, dan pencegahan Covid-19 melalui Ekspedisi Maluku EcoNusa. Dalam misi ini, EcoNusa menggandeng Perkumpulan PakaTiva dan Walhi dalam kegiatan di Maluku Utara dan beberapa komunitas lainnya.

Baca juga: Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

“Tujuan ekspedisi ini adalah untuk bertemu dan belajar dari masyarakat di Maluku dan Maluku Utara tentang pengelolaan sumber daya alam, terutama hutan dan laut. EcoNusa juga akan memberikan dukungan kepada masyarakat dalam masa-masa susah ini, terutama dalam membangun ketahanan pangan, pemulihan ekonomi lokal, dan pencegahan Covid-19,” kata Bustar Maitar, CEO EcoNusa yang juga turut serta dalam misi ini.

Sedangkan Adi, tim logistik Ekspedisi Maluku EcoNusa menjelaskan, “Tim ekspedisi akan mendistribusikan alat kesehatan yang terdiri dari 300 baju alat pelindung diri, ratusan face shield, ribuan masker, dan ratusan sarung tangan. Selain alat medis, kami juga akan membagikan 3.500 kemasan benih, 500 koli pupuk, 300 alat pertanian (cangkul, spray, sepatu boots), ratusan t-shirt promosi kesehatan, buku saku, dan poster kalender tanggap Covid-19.”

Kegiatan ini dimulai 22 Oktober hingga 18 November 2020 dan dibagi menjadi dua rute perjalanan. Rute I akan berangkat dari Sorong dan bertandang ke 9 pulau, Kofiau, Gane Dalam, Bacan, Samo, Posi-posi, Gumira, Kajoa, Makian, dan Tidore, sebelum akhirnya tiba di Ternate.

Dari Ternate, kapal akan berlayar ke Ambon Tulehu untuk memulai perjalanan Rute II yang menyasar beberapa pulau, diantaranya Nurue, Haruku, Nusa Laut, Rhun, Ai, Hatta, Banda Besar, dan berakhir di Neira. Ekspedisi ini juga mencoba mendokumentasikan foto-foto kegiatan dan kekayaan sumber daya alam Maluku Utara pada Rute 1. 

“Harapan saya ini bisa menjadi momentum untuk saling memperkuat dan memberikan semangat antara EcoNusa dan masyarakat dalam menghadapi masa sulit. Kami ingin memahami lebih dalam apa yang bisa menjadi sinergi bersama dengan masyarakat untuk membangun keberlangsungan pengelolaan sumber daya alam yang lestari,” pungkas Bustar.

Sore hari itu, kapal membelah lautan untuk membawa kami ke perhentian pertama, Kofiau.

Kei Miyamoto

Fotografer Ekspedisi Maluku EcoNusa Rute 1

Editor: V.A Wulandani & Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved