Pengiriman bantuan pencegahan penyebaran COVID-19 ke Indonesia Timur memasuki gelombang kedua. Berbeda dengan pengiriman bantuan gelombang pertama yang berfokus pada kesehatan masyarakat, kali ini bantuan juga menyasar pada ketahanan pangan dan sumber penghidupan masyarakat setempat.
“Kami mulai pengumpulan dana kecil-kecilan bulan lalu dan mendapat sambutan positif dari publik. Proyek ini akan menjadi lokomotif utama untuk implementasi proyek kami, paling tidak sampai akhir tahun 2020,” kata CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar.
Program Associate EcoNusa, Cory Adriani Kapa, menjelaskan, EcoNusa bekerja sama dengan kelompok mama-mama di Seram, Provinsi Maluku, dan di Sorong, Provinsi Papua, dalam pembuatan masker kain. Kerja sama tersebut bertujuan sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi di tengah melemahnya perekonomian Indonesia selama pandemi.
Sebelum kerja sama dimulai, proses asesmen kelompok mama-mama di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara dikoordinasikan oleh Koordinator Program School of Eco Involvement (SEI) dan Penghubung Program Region Maluku EcoNusa, Carmelita Mamonto serta Perkumpulan PakaTiva . Sedangkan untuk Kota Sorong, proses asesmen dibantu oleh Kelompok Bunga Papua.
“Dana yang terkumpul untuk gelombang kedua ini sebanyak Rp3,9 miliar dari Program EIFF (Eastern Indonesia Forest Facility) dan sumbangan dari PT Telkom Indonesia Divisi Wholesale Service sebesar Rp10 juta. Saat ini 500 set APD (alat pelindung diri) telah tiba di Rumah EcoNusa. Kemungkinan akan dikirimkan pekan depan,” ucap Cory.
Menurut Cory, EcoNusa akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Selain penggunaan masker, penerapan protokol kesehatan juga penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, terkait ketahanan pangan, Cory lebih lanjut mengatakan bahwa EcoNusa akan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat. Materi penyuluhan seputar cara memenuhi kebutuhan hidup, terutama kebutuhan pangan secara mandiri selama masa pandemi, seperti mengolah lahan di sekitar rumah dengan pertanian organik.
Yayasan EcoNusa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan selama proses penggalangan dana dan pengiriman bantuan gelombang pertama. Dimulai sejak 29 April 2020, total dana yang terkumpul sebanyak Rp 310.662.352 yang berasal dari sumbangan masyarakat, alokasi dana Yayasan EcoNusa, dan sumbangan donor Packard Foundation.
Dana tersebut telah dialihkan berupa 10.000 masker kain dan 500 set APD lengkap yang terdiri diri pakaian pelindung (protective coveralls), sepatu bot dan pelindung sepatu, masker medis, pelindung wajah, kacamata, dan sarung tangan. Tambahan 20 APD juga diberikan oleh butik Satu Studio.
Bantuan pencegahan COVID-19 gelombang pertama tiba di Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada 19 Juni 2020 sebanyak 13 koli. Bantuan APD telah diserahkan kepada tenaga medis di Puskesmas di enam kecamatan yang berbeda. Selain tenaga medis, bantuan juga diserahkan kepada masyarakat di 10 desa berupa 2.000 masker kain.
Sedangkan bantuan yang didistribusikan ke Kota Ambon mengalami sedikit kendala akibat tersendatnya jalur distribusi barang. Hal tersebut merupakan imbas dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di Kota Ambon. Paket bantuan APD telah tiba di Kota Ambon pada 15 Juni 2020, namun baru dapat dikirimkan lebih lanjut ke Pulau Seram pada 10 Juli 2020. Oleh karenanya, penyebaran bantuan ke 11 Desa dan 7 Puskesmas di Pulau Seram baru dapat dilakukan pada 13 Juli 2020.
Untuk serah terima bantuan di Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, Bupati Paniai, Meki Fritz Nawipa menerima secara langsung bantuan masker kain dari EcoNusa yang hendak diberikan kepada masyarakat di wilayah adat Mee Pago. Sedangkan di Jayapura, penyerahan bantuan set APD lengkap dan masker kain diberikan kepada perwakilan dari Puskesmas Kotaraja dan Satgas COVID-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua.
Di lain pihak, proses pembagian bantuan di Kabupaten Manokwari mengacu pada zona merah COVID-19 berdasarkan informasi Gugus COVID-19 Wilayah Manokwari. Sebanyak 2.000 masker kain diserahkan secara khusus untuk lembaga keagamaan seperti gereja dan masjid di Kota Manokwari dan Pegunungan Arfak.
Editor: Nina Nuraisyiah & V. Arnila Wulandani