Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Dukungan EcoNusa Covid-19 Response di Kepulauan Maluku

Bagikan Tulisan
Penyerahan dukungan kesehatan di fasilitas kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. (Doc.EcoNusa)

Dampak penyebaran Covid-19 dirasakan masyarakat hingga ke pelosok negeri dalam berbagai aspek kehidupan. Di Kepulauan Maluku yang notabene jauh dari ibukota Jakarta pun merasakan dampak yang signifikan. Tak hanya dari segi kesehatan, tapi juga dari segi ekonomi.

Hingga  4 Oktober 2020, dikonfirmasi kasus positif Covid-19 akumulatif di Kepulauan Maluku telah mencapai 3.040 kasus di Provinsi Maluku dan 2.075 kasus di Provinsi Maluku Utara. Sedangkan kasus meninggal dunia akibat virus Sars Cov-2 ini sebanyak 41 di Maluku dan 74 di Maluku Utara. 

Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan pun menambah tingginya resiko penyebaran. Risky Bello, Staf Recovery Covid-19 Perkumpulan PakaTiva dan Koordinator Penyaluran Dukungan Covid-19 Response Maluku Utara, menuturkan saat ini kebanyakan masyarakat masih cenderung abai terhadap Covid-19. 

“Masih banyak masyarakat, terutama yang tinggal di kampung-kampung, sulit sekali menerapkan new normal. Rata-rata karena masyarakat di kampung memiliki kehidupan sosial yang erat, sehingga merasa sungkan jika tidak ada interaksi yang dekat satu sama lain,” ujar Risky kepada tim EcoNusa.

Dukungan Kesehatan

Masyarakat kurang peduli terhadap penyebaran Covid-19. Ini nampak ketika ada pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan pola hidup bersih sebagai bagian dari rangkaian kegiatan EcoNusa Covid-19 Response di Maluku Utara bekerja sama dengan Perkumpulan PakaTiva September lalu. Alih-alih menanyakan berbagai macam informasi tentang Covid-19, kebanyakan masyarakat justru lebih tertarik memeriksakan penyakit lainnya seperti diabetes dan asam urat. Mereka juga kurang menaruh atensi pada informasi tentang Covid-19. 

Namun demikian, tim kesehatan penyuluhan tersebut tetap menyampaikan informasi penyebaran dan pencegahan Covid-19 secara gamblang. Termasuk enam langkah cuci tangan dan melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan. Penyuluhan kesehatan itu sendiri dilakukan di Jiko Cobo, Sirongo Folahara, Kalaodi, Maitara Selatan, dan Jaya di Tidore serta Gambesi, Fitu, Sasa, dan Ngade di Ternate. Dalam pelaksanaannya, penyuluhan kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas dan  Dinas Kesehatan setempat serta Kelompok Mayana di Tidore.

Untuk mengedukasi masyarakat luas agar lebih peka terhadap Covid-19, Perkumpulan PakaTiva menggandeng RRI dan media online lokal di Maluku Utara untuk membuat jingle pola hidup sehat melawan Covid-19. 

Penyuluhan kesehatan di Kalaodi, Tidore, 19 September 2020 lalu. (Dok. EcoNusa)

Bersama PakaTiva, Yayasan EcoNusa menyalurkan pula alat-alat medis seperti APD, sarung tangan, dan masker medis yang telah didistribusikan di dua rumah sakit di Maluku Utara, yaitu di RSUD Tidore dan RSUD Tobelo. Di RSUD Tobelo, penyaluran perlengkapan medis tidak difokuskan pada tenaga medis, melainkan cleaning service di rumah sakit. Sedangkan penyaluran untuk RSUD Ternate dan RSUD Sofifi baru akan dilakukan bulan Oktober ini.

“Jadi kalau tenaga medis itu kebanyakan sudah dapat jatah alat pelindung diri dari pemerintah. Yang masih memprihatinkan adalah nasib para cleaning service karena mereka hanya memakai jas hujan seadanya. Meski bukan tim medis, mereka juga perlu perlindungan karena berinteraksi dengan sampah-sampah medis maupun ruangan yang mungkin saja terpapar virus,” ungkap Risky. 

Sedangkan di Provinsi Maluku, dukungan alat perlindungan diri disalurkan ke RSUD Dr. M Haulussy Kota Ambon. Beberapa fasilitas kesehatan juga diberikan di Kabupaten Seram Bagian Barat, antara lain Puskesmas Seram Barat, Puskesmas Taniwel Timur, Puskesmas Huamual Muka, Puskesmas Kairatu, Puskesmas Amalatu, Puskesmas Elpaputi, Puskesmas Taniwel, dan Puskesmas Kairatu Barat.  

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan tapi juga ekonomi masyarakat. Ibu-ibu penjahit di Ambon dan Seram adalah sebagian yang terpengaruh karena turunnya permintaan pasar. Karena itu, Yayasan EcoNusa juga menggandeng ibu-ibu di Provinsi Maluku untuk memproduksi masker kain yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat. Untuk memproduksi masker kain, tidak harus pesan di pabrik besar. Ada 2.000 masker telah dijahit oleh ibu-ibu yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat di kampung-kampung setempat

“Kita justru melibatkan ibu-ibu di Ambon dan Seram untuk menjahit masker kain sesuai standar agar ekonomi mereka juga terbantu,” kata Carmelita Mamonto, Koordinator SEI dan Penghubung Program Region Maluku Yayasan EcoNusa.

Dukungan Ketahanan Pangan

Di samping dukungan kesehatan, dukungan penyuluhan pertanian juga diberikan kepada masyarakat yang terimbas dari segi perekonomian. Lima kampung dampingan Perkumpulan PakaTiva di Maluku Utara yakni Samo, Gumira, Posi-posi, Kalaodi, dan Moloku merupakan kelompok yang sangat merasakan dampak pandemi dari segi ekonomi. Sejak pandemi, pemasaran produk bulanan warga dampingan berupa minyak kelapa tersendat. Bahkan, stok minyak kelapa yang belum laku terjual masih menumpuk hingga saat ini. 

Untuk memenuhi kebutuhan pangan pun, masyarakat harus memperkuat pertanian sebagai sistem ketahanan pangan selama masa pandemi. Untuk itu, penyuluhan pertanian yang dilakukan lebih kepada pengenalan pertanian berkelanjutan sehingga masyarakat tidak tergantung pada benih dan pupuk dari pabrik. 

Peninjau: Carmelita Mamonto, Koordinator SEI dan Penghubung Program Region Maluku Yayasan EcoNusa

Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved