Di kehidupan modern saat ini, kita mengenal konsep eco-friendly yang mengacu pada barang dan jasa, aktivitas, hingga kebijakan yang ramah lingkungan. Konsep eco-friendly ini pun turut dipakai dalam dunia arsitektur. Dengan pendekatan ini, rumah dan aneka bangunan lainnya dibangun dengan berusaha meminimalisir dampak negatifnya bagi lingkungan. Misalnya adalah dengan membuat desain bangunan yang memungkinkan sinar matahari bisa didapat dengan cukup untuk menghemat listrik.
Nah, jauh sebelum bangunan-bangunan modern menerapkan konsep eco-friendly, sebenarnya nenek moyang kita telah memulainya dari dulu, loh! Banyak rumah adat Indonesia yang memakai bahan dari alam yang dapat diperbaharui serta didesain agar sesuai dengan kondisi suhu dan lingkungan sekitarnya. Kali ini, kita coba bedah yuk arsitektur rumah adat Baileo dari Maluku dan rumah adat Honai dari Papua. Siapa tahu bisa jadi inspirasimu dalam mendesain rumah yang ramah lingkungan!
Rumah Adat Baileo
Masyarakat Maluku dan Maluku Utara memiliki rumah adat yang dikenal dengan sebutan baileo. Rumah ini berfungsi sebagai rumah bagi petinggi desa serta tempat berkumpulnya warga sekitar. Bentuk rumah baileo adalah seperti rumah panggung dengan banyak tiang penyangga. Lalu, material utama rumah adat ini berasal dari alam, yakni kayu, bambu, serta rumbia yang dijadikan sebagai atap. Menariknya lagi, rumah baileo tidak dibangun dengan paku, melainkan menggunakan kait, ijuk, dan juga pasak yang terbuat dari kayu. Luar biasa sekali, ya!
Keunikan rumah baileo lainnya adalah area dalamnya cenderung tidak bersekat. Terdapat satu ruangan utama terbuka yang memanjang untuk dijadikan tempat bersosialisasi. Sementara itu, terdapat pula area yang lebih tertutup untuk dijadikan kamar tidur serta dapur. Karena tidak memiliki banyak sekat, rumah ini pun memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik serta membuat penghuninya bisa merasa sejuk saat berada di dalamnya. Kalau desain rumah baileo diterapkan pada arsitektur rumah masa kini, jadi bisa lebih menghemat energi nih karena kita dapat memanfaatkan ‘lampu’ dan ‘AC’ alam!
Rumah Adat Honai
Di Papua, terutama di kawasan lembah dan pegunungan Baliem, Jayawijaya, kamu akan dapat menemukan banyak rumah adat honai yang berbentuk unik. Yup, rumah ini terbilang unik karena bentuknya yang mungil, hanya sekitar 2,5 meter dan berbentuk dasar lingkaran. Sehingga, jika dilihat dari udara rumah-rumah honai ini akan terlihat seperti jamur berwarna kecoklatan yang berjejer. Membuat bentuk melingkar yang terbilang sempurna tentu tidak mudah. Tapi, masyarakat suku Dani bisa melakukannya bahkan tanpa bantuan peralatan khusus.
Sama seperti rumah baileo, honai juga merupakan rumah adat yang ramah lingkungan karena materialnya berasal dari kayu dan atap jerami. Bentuk atapnya yang menjulur ke bawah hingga hampir menutupi keseluruhan rumah bertujuan untuk melindungi dinding rumah agar tidak terkena hujan dan meredam hawa dingin pegunungan. Walaupun terlihat mungil, tapi ternyata honai terbagi atas 2 lantai, lho! Ruangan lantai pertama biasa digunakan untuk tidur, sementara lantai kedua biasa digunakan untuk bersantai dan aktivitas lainnya. Selain itu, honai juga bisa digunakan sebagai tempat untuk menyimpan senjata perang, tempat pertemuan, dan tempat berlangsungnya pendidikan.
Keren banget ya kedua rumah adat ini! Sebelum adanya peralatan-peralatan canggih, para nenek moyang kita telah mampu membuat arsitektur rumah yang terkonsep dengan baik dan yang paling penting adalah ramah lingkungan. Sebagai anak muda yang hidup di era modern, kita pun tentunya bisa mendapatkan inspirasi dari desain rumah-rumah adat ini.