Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

Portofolio EcoNusa di Kabupaten Kaimana

Bagikan Tulisan
Lokakarya “Pendekatan Kemitraan dalam Implemetasi Pembangunan Berkelanjutan”  di Kaimana, Papua Barat pada 16 Maret 2020. Dalam acara tersebut EcoNusa menyampaikan Portofolio EcoNusa yang berisi lima pilar utama. (Yayasan EcoNusa/Moch. Fikri)

Yayasan EcoNusa akan mendukung Pemda Kabupaten Kaimana melalui kerja sama dengan berbagai pihak, terutama untuk mewujudkan keberlangsungan pemanfaatan ekosistem hutan dan laut demi kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, EcoNusa menyampaikan Portofolio EcoNusa yang berisi lima pilar utama. Kelima pilar itu mencakup pengembangan program ekowisata berbasis masyarakat lokal, memperkuat inisiatif pengelolaan komoditas berbasis masyarakat lokal, mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang rendah karbon di Kabupaten Kaimana, mendorong partisipasi pemuda dalam kegiatan ekowisata dan pengelolaan komoditas dan menjalankan program-program sharing pengetahuan dan pengalaman dari dan ke tempat lain.   

Selain di tingkat kabupaten,  EcoNusa juga akan bekerja di  Distrik Kaimana dan Distrik Borowai dan empat desa di Kaimana, yaitu Kampung Tanggaromi,  Kampung Murano,  Kampung Namatota dan Kampung Edor.  Untuk mengawalinya, EcoNusa akan bekerja di Kampung Tanggaromi.

Hal tersebut dibahas bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana dalam Lokakarya “Pendekatan Kemitraan dalam Implemetasi Pembangunan Berkelanjutan”  di Kaimana, Papua Barat pada 16 Maret 2020.  Lokakarya dihadiri 38 orang termasuk Tahmid Husein, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Dinas Kesbangpol, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Bappeda, Cabang Balai KSDA Kaimana, Perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Cabang Dinas Kehutanan IV, juga berbagai perwakilan dari organisasi perangkat daerah dan mitra pembangunan.  Dalam acara itu, EcoNusa membagikan totebag mamatoa berisi draf Portofolio Kaimana, Laporan FOLU dan Laporan Lokakarya Ekowisata se-Tanah Papua.

Pada sesi diskusi,  EcoNusa memeroleh banyak masukan untuk finalisasi Portofolio tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana, Usman Fenetiruma, meminta EcoNusa untuk mendalami dokumen rencana pariwisata kabupaten. “Untuk mewujudkannya kita bersinergi dengan OPD terkait, dan sekarang dengan EcoNusa untuk mengangkat dan mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Kaimana,” kata Usman.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Joice M. Tuanakotta, berharap EcoNusa meningkatkan kapasitas aparat kampung dan sumber daya manusia di level kampung agar mengenal potensi sumber daya alam mereka sendiri.  “EcoNusa jangan hanya membangun gudang tetapi juga membuat added value dari komoditas agar produk bervariasi,” kata Joice  sambil menginformasikan ke EcoNusa bahwa kampung Namatota didorong untuk menjadi desa wisata.  Ada 84 kampung di Kaimana dan memperoleh Dana Desa sebesar Rp 99 Miliar.

Masyarakat  di Kabupaten Kaimana memiliki komoditas pala dan pisang. Pemasaran untuk pala tidak menjadi masalah, sedangkan  pisang dijual ke Timika.  Dengan kehadiran EcoNusa diharapkan dapat membantu mencari dan menghubungkan dengan pasar yang lebih luas sehingga masyarakat dapat menghasilkan produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Selain hasil pertanian, pemerintah daerah juga menginfromasikan kegiatan yang diupayakan oleh masyarakat  melalui budidaya rumput laut, kepiting bakau di wilayah Teluk Bicari. Dalam hal ini, EcoNusa dapat membantu mengembangkan pemanfaatan sumber daya alam kelautan ini. 

Setelah lokakarya, Tim EcoNusa mengunjungi Kampung Tanggaromi yang terletak 30 kilometer dari Kota Kaimana selama 30 menit perjalanan darat.  Tim bertemu dengan kelompok mama-mama yang mendirikan koperasi untuk penjualan pisang.  Melihat potensi ini, EcoNusa berencana mengadakan pelatihan pengolahan pascapanen untuk memberi nilai tambah dari pisang raja, pisang kapok dan pisang dewaka. Selain pisang, Kampung Tanggaromi juga memiliki potensi lain seperti kelapa, udang, kepiting dan ikan kakap merah.

Penulis: Aloysius Numberi dan Muhammad Farid

Editor: Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved