Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
EcoStory

EcoNusa dan PKSPL IPB Jelaskan Kolaborasi Penelitian di Konferensi Internasional Pulau-Pulau di Dunia

Bagikan Tulisan

The 19th International Small Islands Studies Association (ISISA) Conference/ Island of the World Conference telah berlangsung di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 25-29 Juni 2024. Perhelatan ini merupakan konferensi kepulauan dunia pertama di Asia Tenggara, yang kemudian menjadi ruang temu masyarakat, ide, budaya dan tradisi penelitian yang dilakukan praktisi dan akademisi terkait semua aspek kehidupan pulau. 

Fokus the 19th ISISA Conference selaras dengan kerja sama penelitian Yayasan EcoNusa dan Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berfokus pada tata kelola pulau kecil dengan judul “Perlindungan Pulau-Pulau Kecil dari Tekanan Pembangunan dan Krisis Iklim.” Dalam salah satu sesi diskusi tematis, EcoNusa bersama PKSPL IPB hadir sebagai salah satu pemateri yang menyampaikan hasil kajian tersebut, sekaligus mendapat pengayaan pengetahuan dari pakar, organisasi, komunitas dan peneliti.

Dalam sesi diskusi tersebut, EcoNusa dan PSPL IPB menjelaskan tentang pentingnya keberadaan pulau. Pulau-pulau kecil memiliki potensi sumber daya alam, baik biotik maupun abiotik. Potensi sumber daya alam ini merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir, baik yang tinggal di dalam maupun di luar pulau-pulau kecil tersebut. Namun, keberadaan pulau-pulau kecil tersebut terancam, seperti akibat pemanasan global yang menyebabkan semakin meningkatnya muka air laut bisa menenggelamkan pulau dalam jangka panjang. Juga karena pembangunan yang bisa menyebabkan rusaknya ekosistem sumber daya alam. Oleh karenanya, eksploitasi sumber daya potensial pulau-pulau kecil tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan, tetapi juga berdampak pada keberlanjutan kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Studi Pra-Fisibilitas Pada Tambak Ikan Guna Mempertahankan Cadangan Karbon Pada Area Mangrove: Studi Kasus Pesisir Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, Indonesia

Selain dari EcoNusa dan PKSPL IPB, konferensi ini juga menghadirkan lebih dari 120 pembicara dari 25 negara. Mereka membahas beragam topik, yakni perubahan iklim dan lingkungan, pemerintahan pulau, ekonomi biru, budaya pulau, jaringan pulau dan ekosistem digital, serta pulau dan pembangunan negara kecil. Pertemuan ini memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk mendengarkan dan berdiskusi dengan mereka yang “bekerja di lapangan”. ISISA memberikan ruang luas untuk penelitian yang berorientasi pada tindakan sekaligus merupakan forum penelitian akademis. 

ISISA atau International Small Islands Studies Association dibentuk dengan tujuan memajukan studi, mendorong rasa ingin tahu dan perdebatan tentang pulau-pulau. Dari situ, ISISA kemudian menyatukan orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang berminat pada isu pesisir, pulau dan lautan. ISISA secara resmi berdiri pada 1992 bertepatan dengan Konferensi Islands of the World III, yang berlangsung di Nassau, Bahamas. Pertemuan Resmi ISISA pertama kalinya berlangsung di Okinawa, Jepang pada 1994. Pertemuan tersebut disponsori INSULA (UNESCO’s International Scientific Council for Island Development), Universitas Internasional Jepang, Okinawa Labour and Economic Research Institute dan Kantor Gubernur Prefektur Okinawa. 

Baca Juga: Upaya Melestarikan Laut dan Pesisir di Teluk Jor NTB

Tahun ini, tuan rumah the 19th ISISA adalah Indonesia. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) – Institut Penelitian Internasional untuk Maritim, Kelautan, dan Perikanan (LRI i-MAR) Universitas IPB mengorganisir konferensi dunia tersebut dengan tema “Islands and Resilience: Global Opportunities”. Konferensi ini menyoroti pentingnya kerja sama internasional dan jejaring dalam mengatasi dampak perubahan iklim pada pulau, mempromosikan perlindungan budaya pulau dan keanekaragaman hayati. Karena pulau bukan sekedar daratan yang dikelilingi laut, juga ruang bagi interaksi sosial antara manusia dan alam. 

Para pihak yang mendukung pertemuan internasional berharap the 19th ISISA Conference dapat berkontribusi pada UN Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021-2030) yang mendukung sains dan pengetahuan kelautan untuk memulihkan penurunan kondisi sistem laut dan mengkatalisasi peluang baru bagi pembangunan berkelanjutan ekosistem laut dunia. 

Pulau-pulau di berbagai belahan dunia menghadapi perubahan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan pembangunan, dunia memerlukan berbagai upaya yang menjamin keberlanjutan pulau, termasuk membangun rekomendasi inovatif yang bersumber dari kajian ilmiah.

Editor: Nur Alfiyah

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved