Kita tahu bahwa hutan adalah habitat dari banyaknya makhluk hidup dan tempat bergantung nya. Bagaimana bisa kita hancurkan semua itu demi memberikan kepuasan sementara sedangkan dampak untuk masa depan di

Stop sudah Green-Washing!!! Hutan bukan lahan utk dompet para kaum 1%. Sawit, tambang, tidak membuat masyarakat bisa makan dan hidup, itu semua membunuh dengan cepat. Hutan hilang, maka hilang pula

Hutan2 dapat dilestarikan lagi

menurut saya Tim Ekonusa Indonesia sangat baik dalam pengelolaan dan melestarikan 😇😇🙏🙏

Orang bilang tanah kita, tanah surga. Saya yakin satu-satunya surga kehidupan kita hanya ada di Papua dan Kepulauan Maluku. Keindahan alam, biodiversitas yang tinggi, adat istiadat dan budaya yang masih

LESTARI HARGA MATI

Ayo jaga surga kita seperti menjaga diri kita sendiri

Ayo bersama-sama kita lindungi hutan Papua

Hutan Papua dan Maluku menjadi salah satu cara terakhir kita untuk mencegah terjadinya krisis iklim, ayo kita mendukung program econusa dan juga menjaga lingkungan kita dimulai dengan program #defendingparadise!

Lebih meningkatkan kesadaran diri untuk melestarikan lingkungan

Indonesia sebagai megabiodiversiti adalah sebuah kebanggan yang harus dijaga, dilestarikan dan dipertahankan. Namun kini semakin banyak praktik-praktik yang melakukan perusakan alam, deforestasi dan bentuk-bentuk degaradasi lingkungan. Tak terkecuali di tanah

Alam Papua utamanya harus dinikmati orang Papua. Hentikan perusakan alam, hentikan eksploitasi alam dan manusia di Papua.

Manusia dan alam saling berkaitan seharusnya kewajiban kita sebagai mahluk yang berakal untuk menjaga dan melestarikannya. Seperti halnya hutan yang lestari akan membawa dampak besar pada kehidupan manusia dari mencegah

Mari pelihara alam agar kita dapat memiliki masa depan yang lebih baik,dan “JAGA BUMI MAKA DIA AKAN MENJAGAMU”, #SAVEDEFENDINGPARADISE

Hutan adalah habibat bagi banyak makhluk hidup. Jika hutan rusak ekosistem akan terganggu, banyak flora dan fauna yang akan kehilangan tempat tinggalnya dan bahkan buruknya akan punah. Kita tidak menginginkan