Hutan di tanah Papua dan kepulauan Maluku menyimpan keindahan alam yang luar biasa dan merupakan habitat dari ratusan ribu flora fauna endemik. Hutan tersebut telah dianggap sebagai penyedia kehidupan bagi masyarakat adat di Papua dan Maluku sehingga keberadaannya menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya mereka. Selain bagi masyarakat adat setempat, hutan juga memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat global secara luas sebagai penjaga keseimbangan ekosistem. Namun dewasa ini, deforestasi kian marak terjadi akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara masif oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini berdampak terhadap sumber penghidupan masyarakat yang selama ini bergantung kepada hutan. Selain akibat ekspansi sektor industri, deforestasi juga terjadi akibat krisis iklim yang sudah semakin memprihatinkan. Pemanasan global sebagai dampak dari perubahan iklim terus menjadi pemicu rusaknya alam dan musnahnya pulau-pulau kecil akibat muka air laut yang semakin meninggi. Hal tersebut tentu mengancam kelestarian dan keberlanjutan hutan yang pada akhirnya juga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat. Oleh karena itu, gerakan kampanye #DefendingParadise sebagai upaya pelestarian kawasan hutan menjadi langkah yang sangat dibutuhkan untuk mencegah dan mengurangi kerusakan bahkan memulihkan kembali fungsi hutan di tanah Papua dan kepulauan Maluku agar tetap lestari hingga masa yang akan datang.
Alam dan manusia di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku sudah menjadi “harmoni budaya”, Cendrawasih yang menjadi salah satu indikator bahwa keharmonisan budaya tersebut masih eksis dan terjaga untuk keberlanjutan di