Tahun 2019 menjadi momentum penting untuk sebuah organisasi baru seperti Yayasan EcoNusa. Selama tahun tersebut, kami mencoba menempatkan diri sebagai sebuah organisasi profesional dan terpercaya untuk menggerakkan sebuah perubahan di Indonesia terutama terkait gerakan penyelamatan dan perlindungan lingkungan di wilayah timur Indonesia dan Laut Nusantara. Perjalanan penuh tantangan terutama terkait isu sosial dan politik di Tanah Papua. Apalagi 2019 merupakan tahun politik dengan pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan legislatif dan pemilihan presiden serentak yang mempengaruhi suhu politik dalam negeri saat itu. Namun, kami tetap bergerak maju untuk memperjuangkan keadilan dan keberlanjutan soal hutan dan masyarakat adat wilayah timur Indonesia serta keberlanjutan pengelolaan laut Indonesia.
Menjadikan lingkungan yang lebih baik di Indonesia menjadi spirit kami untuk terus bergerak dan melakukan perubahan. Untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, Yayasan EcoNusa berkolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan. Kami menjadi penghubung komunikasi dan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah maupun para pemangku kepentingan. Kami yakin bahwa koordinasi dan komunikasi akan mengoptimalkan upaya semua pihak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan perlindungan hutan serta laut.
Kami bekerja bersama lebih dari 100 mitra Lembaga selama 2019. Para pemangku kepentingan yang bersama EcoNusa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga lokal dan internasional, perguruan tinggi, para pemimpin daerah, pemuka agama, media serta masyarakat adat untuk melaksanakan 27 kegiatan organisasi. Hal ini kami lakukan sebagai langkah nyata untuk mewujudkan tiga komponen program utama kami, yaitu membangun ketahanan masyarakat, kebijakan dan advokasi, serta komunikasi. Melalui ketiga komponen tersebut, Yayasan EcoNusa hendak membangun ketahanan masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya alam mereka yang dikuatkan oleh kebijakankebijakan pemerintah yang berpihak pada isu penyelamatan lingkungan. Sementara kantor Yayasan EcoNusa di Jakarta dan Manokwari menjadi semacam narahubung komunikasi dan koordinasi para pemangku kepentingan untuk menyuarakan narasi konstruktif dan pembangunan yang sedang terjadi di Tanah Papua baik di tingkat nasional maupun internasional.
