
Mata Yuyun Yunita berkaca-kaca melihat berbagai macam produk Sinagi Papua yang dia produksi, terpampang di Doberai Lounge and Gallery yang berada di terminal keberangkatan Bandara Deo Sorong.
“Ini mimpi saya sejak lama. Rasanya tidak bisa berkata-kata,” kata Yuyun
Bukan hanya Yuyun. Rasa haru juga menyeruak dari dada Jhony Weinard, pemilik usaha Pauwbili yang memproduksi mie sagu. Pangan lokal yang dulu kerap dipandang sebelah mata, kini tampil anggun di etalase berkelas bandara.
“Selama ini yang jadi kendala itu banyak pengusaha OAP yang tidak percaya diri. Karena hanya sagu, dari kebun, dari dapur sendiri. Tapi di galeri ini, kami melihat sendiri: produk lokal kita ternyata bisa sejajar, bahkan membanggakan.”
Senin, 23 Juni 2025 menjadi saksi, bagaimana mimpi-mimpi masyarakat adat Papua yang selama ini bersemayam dalam diam, akhirnya menemukan rumah dan panggungnya sendiri: Doberai Lounge & Gallery. Lebih dari sekadar ruang pameran, tempat ini menjadi simbol keberanian untuk percaya diri, melangkah, dan bersuara dengan cara yang paling otentik: lewat rasa, rupa, dan cerita.
Tanah Papua tak hanya memukau dengan hutan dan lautnya, tetapi juga dengan denyut kehidupan masyarakat adat yang penuh kearifan dan kreativitas. Kini, siapa pun yang mendarat di Bandara Domine Eduard Osok (DEO), Sorong, akan langsung disambut oleh potret kebanggaan itu lewat kehadiran Doberai Lounge & Gallery.
Diinisiasi oleh Yayasan EcoNusa, Doberai Lounge adalah ruang perjumpaan antara dunia dan Papua, antara mimpi dan kenyataan. Berdiri di gerbang menuju Raja Ampat dan kawasan timur Indonesia lainnya, lounge ini menyambut para pelancong dengan pengalaman pertama yang otentik dan penuh makna langsung dari tangan masyarakat adat.
Lebih dari 50 produk unggulan UMKM dari Sorong Selatan, Tambrauw, Fakfak, Manokwari, Merauke, Jayapura, hingga Raja Ampat dikurasi secara visual dan naratif. Setiap produk yang terpajang adalah wujud kisah tentang keluarga, tanah leluhur, laut, kebun, dan ketahanan budaya.
Tak hanya memanjakan mata, Doberai Lounge juga memanjakan lidah. Sajian khas Papua seperti keladi tumbuk, sinole, mie sagu, dan ikan asar diolah dari bahan lokal, diracik oleh tangan-tangan penuh cinta yang mewarisi pengetahuan turun-temurun. Kuliner di sini bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengantar pesan bahwa tradisi itu hidup, mengenyangkan, dan membanggakan.
Bagi masyarakat adat, ini lebih dari sekadar etalase produk. Ketua Dewan Adat Suku Besar Moi, Paulus Sapisa, menyebut peresmian lounge ini sebagai momen yang telah lama ditunggu.
“Sudah lama kami bermimpi bagaimana hutan kami, laut kami, cerita dan keterampilan kami bisa dikenal dan dihargai oleh semua orang. Dan hari ini, mimpi itu menjadi nyata,” ujarnya, penuh syukur.
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya pun menyambut hangat inisiatif ini. Suardi Tamal, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, menyebut kolaborasi antara NGO, masyarakat adat, dan pemerintah sebagai model ideal pembangunan berbasis budaya.
“Kolaborasi seperti ini yang harus terus dijaga. Kami di pemerintah akan terus memfasilitasi pertumbuhan UMKM masyarakat adat,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Kelly Kambu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Papua Barat Daya. Menurutnya, lounge ini menjadi obor harapan baru bagi Orang Asli Papua.
“Selama ini OAP sering hilang harapan. Tapi hari ini, kami menemukan harapan itu kembali,” kata Kelly.
CEO EcoNusa, Bustar Maitar, mengatakan, Doberai Lounge ini adalah pertemuan produk-produk masyarakat adat. Semua cerita, hasil alam dari hutan dan laut bisa disajikan dan dihargai.
“Di Doberai, semua cerita masyarakat adat disajikan dan dihargai. Ini bukan hanya soal produk, tapi juga tentang budaya dan identitas,” ujarnya.
Dengan semangat “Your Papuan Experience Starts Here”, Doberai Lounge & Gallery menghadirkan Papua secara utuh bukan sebagai destinasi wisata semata, tetapi sebagai ruang hidup yang dijaga dengan cinta, dihuni dengan kearifan, dan ditawarkan kepada dunia dengan kepala tegak.
Di balik setiap kemasan ada mimpi. Di balik setiap rasa ada cerita. Dan di balik setiap langkah di lounge ini, ada jejak harapan yang sedang tumbuh untuk masa depan Papua yang berdaulat dan lestari.