Babi hutan memiliki arti penting bagi sebagian besar masyarakat di Tanah Papua karena menjadi salah satu sumber protein utama yang dikonsumsi. Mamalia ini menjadi salah satu satwa yang diburu secara tradisional oleh masyarakat asli Tanah Papua. Selain untuk dikonsumsi bersama keluarga, daging babi hutan juga menjadi sumber penghidupan karena dagingnya dapat diolah dan dijual guna menambah sumber pendapatan.
Melihat peluang yang ada, Koperasi Lingkar Jerat Papua sebagai badan usaha berbasis masyarakat hadir sebagai rumah usaha pengolahan daging babi hutan yang berasal dari hasil buruan masyarakat. Oleh Lingkar Jerat Papua, hasil buruan masyarakat dibeli, untuk kemudian diolah dan dijual kembali ke masyarakat luas, khususnya di wilayah kota Sorong.
Baca juga: Dari Sekolah Kampung, Masyarakat Gisim dan Klajaring Temukan Peluang Baru
“Di koperasi ini, kita membeli daging babi dari hasil buruan masyarakat kemudian diolah dan dijual kembali,” kata Paskalis Awak, Ketua Koperasi Lingkar Jerat Papua, saat diwawancara pada 20 Maret 2022. Terdapat dua jenis produk yang diproduksi oleh Koperasi Lingkar Jerat Papua, yakni daging potong dan sosis babi hutan.
Untuk mendukung kemajuan Koperasi Lingkar Jerat sebagai bagian dari mendorong penguatan perekonomian masyarakat di Tanah Papua, Yayasan EcoNusa memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Pengolahan Sosis yang diselenggarakan pada 20-22 Maret 2023 di Rumah Produksi Koperasi Lingkar Jerat Papua, Sorong, Papua Barat Daya. Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan pada 2021 secara daring.
Setelah pelatihan pertama, Koperasi Lingkar Jerat Papua mulai mengolah daging menjadi sosis. Namun kala itu kualitas sosis dirasa belum maksimal dan perlu dilakukan peningkatan kualitas. “Banyak keluhan dari konsumen kalau tong pu sosis (sosis kami) itu kurang kenyal, dan da pu rasa (rasanya) juga bentuk tidak konsisten, saat digoreng juga da mudah hancur begitu. Sehingga tong (kami) perlu perbaiki ini agar tong pu produk (produk kami) berkualitas,” ucap Paskalis.
Baca juga: Usai Sekolah Transformasi Sosial, Kepala Kampung Yakin Vanili Menyejahterakan Masyarakat
Sebanyak lima orang peserta yang merupakan anggota Koperasi Lingkar Jerat Papua mengikuti pelatihan yang dipandu oleh Piter Pasampang. Pelatihan ini juga dihadiri oleh dokter hewan Firdiana dan dokter hewan Mitha sebagai perwakilan dari Dinas Pertanian Bidang Peternakan Kota Sorong yang telah mendampingi Koperasi Lingkar Jerat Papua sejak awal berdiri pada 2018.
Pada hari pertama, para peserta diberikan pemaparan lagi mengenai pentingnya rempah dan bahan baku lainnya untuk membuat sosis. Setelah itu di hari kedua, para peserta diajak membuat sosis menggunakan resep awal, lalu membuat sosis yang diolah dengan resep yang telah disesuaikan pada pelatihan tersebut. Peserta juga diajak mencicipi dan membandingkan hasil sosis yang dibuat menggunakan dua resep yang berbeda. Dari kedua resep dan proses yang berbeda, dapat dinilai bahwa sosis yang dihasilkan dengan resep dari pelatihan kali ini lebih baik dari segi cita rasa, aroma, tekstur, dan tampilan.
Pada hari terakhir, diadakan uji coba sosis yang dibuat dengan membagikannya kepada para tamu dan mitra yang hadir di pelatihan, juga kepada masyarakat yang ada di sekitar lingkungan rumah produksi Koperasi Lingkar Jerat Papua, kemudian meminta mereka mengisi formulir penilaian yang telah disiapkan. Hasil survey pun menunjukkan respons positif tentang sosis yang diberikan.
Baca juga: Pembangunan Homestay di Arefi Timur, Upaya Pemulihan Ekonomi Masyarakat
“Ini enak sekali. Pertahankan, produksi yang banyak dan harus konsisten. Dengan begitu, semoga Koperasi Lingkar Jerat Papua bisa ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Kota Sorong,” kata Firdiana saat mencicipi sosis babi hutan yang dibuat dari pelatihan.
Setelah pelatihan selesai, Koperasi Lingkar Jerat Papua bersiap untuk memulai produksi sosis dengan formula resep yang telah dimaksimalkan, dan siap dijual ke publik. Dari sisi pemasaran, diupayakan pula peningkatan strategi dengan semakin menggencarkan penawaran kepada para langganan produk mereka. Selain itu, produk “Bleef” yang terdiri dari sosis dan daging potong juga siap untuk memasuki swalayan-swalayan di Kota Sorong dan sekitarnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk Bleef, dan berimbas pada meningkatnya taraf ekonomi masyarakat yang menjadi pemasok daging dan anggota Koperasi Lingkar Jerat Papua.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Tanah Papua memang menjadi salah satu hal penting yang menjadi tujuan kita bersama. Namun begitu, cara hidup dan kearifan lokal yang mereka punya juga harus tetap dijaga sebagai bagian dari melestarikan budaya yang ada. Dengan begitu, harapannya, perekonomian tetap dapat meningkat tanpa menghilangkan identitas asli yang kita punya.
Editor: Nur Alfiyah