Ancaman lingkungan dan potensi generasi muda melatarbelakangi Yayasan Econusa menginisiasi program School of Eco Diplomacy (SED). EcoNusa memandang penting pelibatan generasi muda yang tinggal di perkotaan di Tanah Papua untuk mendorong pelestarian lingkungan hidup dengan cara-cara yang popular di sosial media dan aksi nyata.
Tanah Papua memiliki hutan dengan luas 33,7 juta ha menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang tak terhitung nilainya. Laut di Tanah Papua masuk dalam kawasan “Coral Triangle” (segitiga terumbu karang) yang sangat kaya. Diperkirakan 75% karang keras di dunia ada di kawasan ini. Misal saja di Misool, Raja Ampat dalam sekali penyelaman selama 6o menit penyelam bisa menemukan hingga 382 jenis ikan karang. Budaya dan bahasa juga sangat beragam diperkirakan hampir 500 suku bahasa ada di Tanah Papua yang diantaranya memegang teguh budaya dan kearifan tradisisonal dalam mengelola hutan dan lautnya.
Keberadaan hutan, laut dan ekosistem lainnya sangat penting bagi masyarakat Papua. Hutan dipandang sebagai ibu yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Papua yang masih memegang teguh kebudayaan dan tatanan masyarakat adatnya. Sayangnya, kekayaan alam dan budaya ini memperoleh ancaman oleh industri skala besar dalam mengelola hutan dan sumberdaya alam lainnya. Akibatnya tidak hanya berpotensi mengubah iklim mikro dan menghilangkan keanekaragaman hayati, tetapi juga mengancam sumber kehidupan masyarakat asli Papua.
Selain masyarakat adat, generasi muda juga kelompok yang terancam menerima konsekuensi dari model pembangunan industrial. Data statistik tahun 2018 menyebutkan populasi remaja usia 16-30 tahun di Indonesia sebanyak 63,82 juta jiwa atau setara 24,51% dari total penduduk. Sementara populasi remaja di provinsi Papua dan Papua Barat mencapai angka 1,5juta jiwa. Dengan besarnya angka populasi ini, anak muda di Tanah Papua memiliki dua pilihan: sebagai korban atau sebagai pendorong perubahan pola pikir dan terlibat dalam model pembangunan yang berkelanjutan di wilayahnya.
Ancaman lingkungan dan potensi generasi muda inilah yang melatarbelakangi Yayasan Econusa menginisiasi program School of Eco Diplomacy (SED). EcoNusa memandang penting pelibatan generasi muda yang tinggal di perkotaan di Tanah Papua untuk mendorong pelestarian lingkungan hidup dengan cara-cara yang popular di sosial media dan aksi nyata.