Indonesia memiliki hutan tropis dan ekosistem laut di Papua dan Maluku sebagai banteng terakhir dengan hutan yang masih asli dan keragaman hayati kelautan yang kaya. Tetapi, kekayaan sumber daya alam itu berada dalam ancaman deforestasi, eksploitasi dan kemiskinan karena keterbatasan akses terhadap sumber daya lokal, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Meskipun Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat telah mendeklarasikan untuk melakukan konservasi hutan dan ekosistem pesisir melalui praktik-praktik pembangunan berkelanjutan, agenda tersebut belum begitu popular di kalangan anak muda. Generasi muda memerlukan pengetahuan dan pola pikir tentang pembangunan berkelanjutan sehingga mereka memiliki kedaulatan dalam mengelola sumber daya alam.
Berdasarkan kebutuhan dan kesenjangan ini, Yayasan EcoNusa berinisiatif mengadakan program School of Eco Diplomacy (SED) untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi kaum muda dan kaum profesional muda dalam mempromosikan keragaman ekologi, nilai-nilai budaya dan isu-isu keberlanjutan di Indonesia, terutama di Papua, Papua Barat dan kepulauan Maluku.
Misi SED adalah:
- Menjaga ekosistem-ekosistem penting di Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia melalui peningkatan kapasitas untuk pengembangan anak muda dalam kepemimpinan dan diplomasi ekologi.
- Mempromosikan narasi baru tentang kesejahteraan, pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas, pembangunan berbasis alam, dan penghidupan dari wilayah timur Indonesia kepada para aktor strategis di tingkat nasional maupun internasional.
- Memperkuat inisiatif dan partisipasi anak muda sebagai kekuatan penggerak untuk perubahan sosial dan ekologis di Indonesia terutama di wilayah Papua dan Maluku.
Program SED terbagu dalam tiga tingkatan:
- Tingkat dasar untuk anak muda perkotaan di wilayah Papua dan Maluku. Tujuannya untuk membangun kesadaran mereka terhadap isu-isu lingkungan di kota-kota yang menjadi target dengan peserta berusia 16-25 tahun.
- Tingkat menengah bagi anak muda perkotaan. Tujuannya untuk membangun kepemimpinan dan keterampilan berdiplomasi di bidang lingkungan yang menyasar peserta berusia antara 21-20 tahun.
- Tingkat lanjut bagi kaum profesional muda di Indonesia. Tujuannya untuk menambah keterampilan profesional dalam intervensi kebijakan publik, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi digital.
SED kerangka belajar dilandasi oleh pendekatan berikut:
- Eco-Diplomacy sebagai sebuah perspektif untuk mempengaruhi orang lain dalam mempromosikan perlindungan alam dan konservasi ekologi melalui beragam aksi. SED terfokus pada diplomasi public (nilai-nilai kebijakan public), diplomasi manusia (pemberdayaan masyarakat dan mata pencaharian), dan diplomasi digital (kampanye digital).
- Pengembangan Positif Kaum Muda sebagai sebuah perspektif untuk mengembangkan kaum muda untuk menggali potensi mereka demi masa muda yang berhasil. Hal ini menggunakan pendekatan pemikiran berbasis asset sebagai sebuah pola piker untuk melihat peluang dan menciptakan kemungkinan untuk mencapai tujuan. Proses belajar berfokus pada keterampilan-keterampilan abad 21 yang memerlukan pemikiran kritis, pemikiran kreatif, aksi kolaboratif, keterampilan komunikasi dan kontribusinya terhadap masyarakat.