Yayasan EcoNusa menggelar Workshop Pemetaan Wilayah Adat pada 21–24 Mei 2025 di Negeri Neniari, Seram Bagian Barat, guna mendorong penguatan pengakuan hak masyarakat adat. Kegiatan ini melibatkan 26 peserta dari unsur tokoh adat, Saniri Negeri, pemuda, dan pemerintah desa, serta menitikberatkan pada pentingnya pemetaan partisipatif sebagai dasar perlindungan wilayah adat.
Melalui diskusi yang konstruktif, masyarakat menyepakati dimulainya proses pemetaan wilayah adat pada September 2025. Proses ini menjadi langkah strategis untuk menghadapi ancaman investasi yang tidak inklusif, serta mendorong tata kelola sumber daya alam yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada hak-hak masyarakat adat, dengan dukungan teknis dari Yayasan EcoNusa.
Text: Rievki | Foto: Elvira Lumapuy
