Distrik Aimando-Padaido di Kabupaten Biak Numfor, Papua, memiliki potensi besar dalam budidaya kelapa dan produksi kopra. Laut dan hutan yang dijaga masyarakat adat bukan hanya sumber hidup, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang diwariskan turun-temurun.
Namun, keterbatasan akses pasar, fasilitas pascapanen, dan dukungan teknis menjadi tantangan bagi petani kopra. Menjawab hal ini, Yayasan EcoNusa, Klasis GKI Aimando-Padaido, dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk membangun rantai nilai kopra yang adil dan berkelanjutan pada 08 April 2025. Inisiatif ini memperkuat ekonomi kampung, menjaga budaya, dan menjadi model kolaborasi pembangunan yang berpijak pada kearifan lokal dan kemandirian masyarakat adat.
Narasi: Rievki | Foto: Mario