Saat ini, bumi tempat kita tinggal tengah tengah dilanda krisis iklim. Ada banyak hal yang menyebabkan hal ini terjadi, seperti kerusakan fungsi hutan dan tingginya polusi dari industri. Jika kita tidak melakukan apa pun terkait krisis iklim ini, maka pada masa depan akan terjadi semakin banyak bencana alam yang dapat merugikan manusia. Selain itu, bumi pun menjadi semakin tidak nyaman untuk kita tinggali. Oleh karena itu, pada saat ini kita membutuhkan lebih banyak aktivis atau diplomat lingkungan, yaitu orang-orang yang secara aktif melakukan tindakan nyata untuk membantu mengatasi masalah lingkungan dan mengajak lebih banyak orang untuk lebih sadar tentang isu ini.
Untuk menjadi seorang diplomat lingkungan, tentu saja modal utama yang harus kita miliki adalah kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan. Akan tetapi, selain itu kita juga harus membekali diri dengan sejumlah pengetahuan dan kemampuan agar misi kita untuk melakukan advokasi lingkungan bisa lebih sukses dan berdampak. Mau tahu apa saja pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang penting untuk dimiliki seorang diplomat lingkungan? Yuk, simak artikel ini!
1. Pengetahuan yang memadai tentang lingkungan
Agar dapat bersuara dengan vokal dan mengedukasi lebih banyak orang tentang isu lingkungan, penting bagi seorang diplomat lingkungan untuk terus aktif mencari tahu akar permasalahan lingkungan yang terjadi dengan rajin membaca buku, berdiskusi dengan para ahli, serta mendengarkan perspektif dari masyarakat umum. Dengan memiliki pengetahuan yang memadai dan memahami konteks permasalahan yang terjadi, kita bisa menjadi lebih percaya diri untuk bersuara dan melakukan advokasi. Kita menjadi tahu langkah-langkah atau solusi seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Tanpa adanya pengetahuan yang mumpuni, advokasi yang kita lakukan bisa lebih mudah untuk diabaikan oleh orang lain, termasuk pembuat kebijakan.
2. Kemampuan berkomunikasi
Selanjutnya, penting juga bagi seorang diplomat lingkungan untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Saat ingin melakukan advokasi atau mengedukasi orang lain, kita pasti akan berhubungan dengan banyak orang, mulai dari pemangku kebijakan hingga masyarakat umum dari berbeda-beda latar belakang. Besar kemungkinan bahwa orang-orang yang ingin kita ajak berkomunikasi ini belum kita kenal sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus menentukan cara berkomunikasi yang sesuai dengan lawan bicara agar mereka mau mendengarkan dan memahami pesan yang kita sampaikan. Misalnya, saat sedang berbicara dengan orang yang sama sekali belum memahami isu lingkungan, hindari menggunakan istilah yang sulit agar mereka tidak merasa takut membicarakan hal ini.
3. Kemampuan kepemimpinan
Dalam melakukan suatu gerakan, kita tentunya tidak bisa menjalaninya sendirian dan perlu bekerja sama dengan orang lain. Maka, ketika menjadi pemimpin maupun anggota dari suatu gerakan maupun organisasi lingkungan, kita perlu memiliki berbagai sikap kepemimpinan. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik adalah modal lain yang penting dimiliki agar aksi diplomasi lingkungan yang kita jalani bisa lebih berhasil.
4. Konsisten melakukan aksi
Kemudian, penting juga untuk menyadari bahwa aksi diplomasi yang kita lakukan pasti akan menghadapi berbagai tantangan. Aksi nyata dan tuntutan perubahan yang kita ajukan bisa saja tidak membuahkan hasil secara langsung. Saat ini terjadi, jangan langsung patah semangat dan menyerah, ya! Bersikap konsisten adalah kunci penting agar suara dan aksi kita tentang lingkungan bisa lebih didengar dan dikenal oleh banyak orang.
Contohnya adalah aksi yang dilakukan oleh Engel Laisina dan Mark Matulessy. Kedua anak muda alumni School of Eco Diplomacy Kewang Muda Maluku ini secara konsisten menjalankan kampanye lingkungan bertajuk Tarus Jaga Rumah baik di dunia nyata maupun dunia maya. Melalui aksi ini, mereka rutin mengajak anak-anak muda lainnya untuk melakukan aksi pembersihan pantai dan penanaman pohon di berbagai tempat di Maluku. Lalu contoh lainnya adalah konsistensi para anak muda di kota Sorong, Papua yang tergabung dalam gerakan Sorong Peduli Sampah. Bersama-sama, mereka rutin menggelar aksi membersihkan sampah di Sorong dan juga turut mengajak masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Nah, itu dia pengetahuan, kemampuan, serta sifat yang penting untuk dimiliki oleh seorang diplomat lingkungan. Apakah kini kamu tertarik untuk menjadi diplomat lingkungan juga? Kita bisa memulai aksi kita dengan sesuatu yang simpel, lho! Misalnya adalah mulai mengajak keluarga dan teman-teman terdekat untuk lebih aktif melakukan aksi menjaga lingkungan.
Menyadari bahwa ada banyak teman-teman generasi muda yang tertarik untuk menjadi diplomat lingkungan tapi bingung harus mulai dari mana, sejak tahun 2018 EcoNusa telah mengadakan program School of Eco Diplomacy. Melalui kegiatan ini, para peserta akan dibekali berbagai pengetahuan dan kemampuan yang berguna untuk menjadi diplomat lingkungan di lingkungan mereka masing-masing. Kalau kamu tertarik untuk ikut program ini juga, terus pantau website dan media sosial EcoNusa untuk mendapatkan informasi School of Eco Diplomacy berikutnya, ya!