Search
Close this search box.

Mangrove: Ekosistem Penting Bagi Kawasan Pesisir

Bagikan tulisan ini

Sebagai bentuk kepedulian terhadap laju perubahan iklim yang kian terasa, berbagai macam kampanye dilakukan untuk menekan laju perubahan iklim. PBB pun turut menjadikan girlband ternama asal Korea Selatan, Blackpink menjadi duta konferensi perubahan iklim. Dengan popularitasnya yang mendunia dan memiliki jutaan penggemar, diharapkan kampanye yang dilakukan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya anak muda mengenai perubahan iklim.

Sejalan dengan kampanye yang dilakukan oleh Blackpink, Blink Indonesia (fanbase Blackpink asal Indonesia) bersama yayasan EcoNusa melakukan aksi menanam pohon mangrove. Kegiatan ini dilakukan di Kampung Sawinggrai, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Tujuannya adalah untuk membantu upaya mengurangi dampak krisis iklim yang kian mengkhawatirkan. Selain Blink Indonesia dan EcoNusa, para anak muda anggota EcoDefender, asosiasi Perjampat, dan seluruh lapisan elemen masyarakat juga dengan semangat berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Pentingnya Mangrove bagi Kawasan Pesisir

Keberadaan eksistem mangrove terbilang cukup penting, khususnya bagi kawasan pesisir. Selain sebagai benteng pertahanan terhadap risiko bencana, mangrove memiliki fungsi utama sebagai pencegah abrasi dan erosi (pengikisan tanah) di kawasan pantai. Lalu, mangrove juga menyimpan cadangan karbon yang besar, berfungsi sebagai tempat simbiosis yang kompleks, menjadi tempat mata pencaharian alternatif masyarakat, dan juga bisa dikembangkan sebagai tempat wisata.

Doli, salah seorang warga bercerita bahwa masyarakat Sawinggrai selama bertahun-tahun telah memanfaatkan hasil dari tanaman bakau untuk kehidupan sehari-hari tanpa upaya reboisasi kembali. Hal ini terjadi karena masyarakat setempat belum mengetahui dampak yang akan terjadi dari punahnya mangrove.

“Kami masyarakat menganggap mangi-mangi ini hal biasa. Kami masyarakat lokal biasa memanfaatkannya untuk membuat kayu bakar, dan membuat homestay dan pemukiman,” ucap Doli.

Akibatnya, dampak krisis iklim juga sudah mulai dirasakan masyarakat Sawinggrai. Pasang surut air laut yang semakin dekat dengan pemukiman membuat warga khawatir. Beberapa tahun lalu saat air laut pasang masih ada jarak beberapa meter dari garis pantai, sementara sekarang sudah hampir naik ke darat. Jika mangrove tidak terus dilestarikan di Sawinggrai, beberapa tahun mendatang rumah-rumah warga akan bergeser ke darat karena air laut yang meluap.

Karena manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat Sawinggrai sendiri, maka mereka sangat antusias berpartisipasi dalam aksi penanaman mangrove. Masyarakat setempat bergotong royong ikut membantu menanam 2.800 bibit mangrove di kawasan pesisir yang rusak agar hijau kembali. Kegiatan ini pun diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran warga untuk gemar menanam dan memelihara hutan mangrove sebagai upaya pencegahan bahaya galombang air laut, meningkatkan serapan karbon, dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Selanjutnya diharapkan generasi muda Sawinggrai dapat melanjutkan memelihara hutan mangrove agar cerita dari orang tua tentang pemanfaatan mangrove tidak akan terputus.

Satu Pohon Kaya Manfaat

Keberadaan ekosistem mangrove memberikan banyak manfaat bagi keseimbangan lingkungan, Selain itu, seluruh bagian dari pohon mangrove juga dapat bermanfaat. Ini dia penjelasannya:

1. Akar

Terdapat 5 jenis mangrove yang dikelompokkan berdasarkan bentuk akarnya, yaitu akar tunjang, akar papan, akar udara, akar lutut, dan akar napas. Selain berfungsi membantu pernapasan pada tumbuhan mangrove, akar berfungsi untuk memperlambat pergerakan air pasang surut.  Sistem akar yang rumit juga menjadi tempat perlindungan bagi ikan dan organisme lain dari predator dan tempat mencari makan. 

Dengan jaringan akar yang padat, mangrove menyaring logam berat demi menjaga kualitas air. Hal ini bertujuan untuk mencegah terkontaminasinya saluran air dan melindungi habitat sensitif,  seperti terumbu karang dan padang lamun.

2. Batang

Secara historis masyarakat menggunakan kayu mangrove untuk keperluan bahan bakar dan bangunan. Selain itu, kulit batang pohon ini dapat bermanfaat sebagai pengawet, obat gatal, dan masalah kesehatan lainnya.

3. Buah

Menurut masyarakat Sawinggrai, buah mangrove memiliki dua jenis: yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi. Buah yang tidak dapat dimakan biasanya dimanfaatkan sebagai pewarna.

Sementara itu, buah yang dapat dikonsumsi biasanya dibuat sebuah makanan khas masyarakat kampung Sawinggrai, Proses pembuatannya yaitu dengan cara direndam kemudian direbus. Proses ini memerlukan waktu yang sangat lama dan prosesnya berulang kali. Setelah masak, buah ini akan dibentuk bulat dan dicampur kelapa.

Sebagai wilayah yang memiliki populasi mangrove terbanyak dan mengambil beragam manfaat dari tumbuhan mangrove, masyarakat Sawinggrai berkepentingan untuk selalu memelihara dan melestarikan hutan mangrove. Jika dilakukan secara maksimal, hal ini akan membawa manfaat yang baik, sekaligus mencegah terkikisnya ekosistem mangrove.

Berita lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved